Kerangka Konsepsi Analisis Pengalihan (Oper Kredit) Hak Pada Kredit Pemilikan Rumah: Studi Di Bank Tabungan Negara (BTN) Cabang Medan

dengan janji sebagai jaminan untuk pembayaran dari hutang debitur berdasarkan perjanjian kredit yang dibuat kreditur dan debitur. Bank sebagai pihak pemberi kredit pemilikan rumah selalu memegang aspek- aspek hukum kredit, yaitu: 14 a. Kontrak kredit. b. Undang-Undang Perbankan dan Undang-Undang tentang Jaminan Hutang termasuk Undang-Undang Hak Tanggungan. c. Peraturan Perundang-undangan lainnya. d. Yurisprudensi tentang perkreditan. e. Kebiasaan terutama kebiasaan perbankan. Cara peralihan banyak terjadi di daerah perkotaan, terutama di bidang perumahan karena kebutuhan perumahan di Indonesia mencapai lebih dari 1 satu juta rumah pertahun. Dengan jumlah yang sedemikian besar yang pemenuhannya akan melibatkan peran berbagai pihak yaitu: pemerintah, masyarakat, investor dalam hal ini pengembang dan lembaga-lembaga pembiayaan seperti perbankan. 15

2. Kerangka Konsepsi

Kerangka konsep mengandung makna adanya stimulasi dan dorongan konseptualisasi untuk melahirkan suatu konsep baginya atau memperkuat keyakinan akan konsepnya sendiri mengenai suatu permasalahan. 16 14 Sutarno, Aspek-Aspek Hukum Perkreditan Pada Bank, Jakarta: Alfabeta, 2003, hal. 10. 15 Slamet Ristanto, op.cit, hal. 20. 16 M. Solly Lubis, op.cit, hal. 80. Universitas Sumatera Utara Berikut ini adalah definisi operasional dan istilah-istilah yang dipakai dalam penelitian ini, yaitu sebagai berikut: a. Perjanjian adalah suatu hubungan hukum kekayaanharta benda antara dua orang atau lebih, yang memberi kekuatan hak pada satu pihak untuk memperoleh prestasi dan sekaligus mewajibkan pada pihak lain untuk menunaikan prestasi. 17 b. Perjanjian Kredit Pemilikan Rumah KPR adalah perjanjian yang lahir sejak adanya kata sepakat antara kedua belah pihak yaitu pihak bank dan pihak debiturkonsumen mengenai pembiayaan perumahan. c. Pengalihan Kredit Pemilikan Rumah KPR adalah suatu pergantian atau pertukaran mengenai suatu kepemilikan atau kepunyaan atas sesuatu benda dalam hal ini adalah rumah. d. Debitur adalah pihak yang berhutang dalam suatu hubungan hutang piutang tertentu. e. Kreditur adalah pihak yang berpiutang dalam suatu hubungan hutang piutang tertentu. 18 f. Kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam-meminjam antara bank 17 M. Yahya Harahap, Segi-segi Hukum Perjanjian, Bandung: Penerbit Alumni, 1986, hal. 6. 18 Pasal 1 butir 2 Undang-Undang No. 4 Tahun 1996 tentang Hak Tanggungan. Universitas Sumatera Utara dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga. 19 g. Bank, yaitu badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dana menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit danatau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. 20 Dalam hal ini bank Bank Tabungan Negara berperan sebagai pemberi kredit kepada debitur. h. Pihak Ketiga adalah pihak yang menerima pengalihan kredit pemilikan rumah dari debitur. i. Keabsahan perjanjian adalah pernyataan benar dengan jalan memberi pengesahan oleh pejabat yang berwenang atas akta di bawah tangan meliputi tanda tangan, tanggal dan tempat dibuatnya perjanjian dan isi perjanjian. j. Perlindungan Hukum adalah suatu perbuatan yaitu untuk melindungi seseorang dalam hukum yang merupakan suatu peraturan yang mengatur pergaulan hidup dalam masyarakat dan berlaku untuk orang banyak. k. Oper Kredit yaitu menggantikan pekerjaan orang lain atau mengambil alih tugas orang lain dalam hal ini membeli barang di mana barang tersebut dibeli dengan cara kredit, atau menggantikan orang untuk melanjutkan kredit. 19 Pasal 1 angka 11 Undang-Undang No. 10 Tahun 1998 tentang Perbankan. 20 Pasal 1 angka 2 Undang-Undang No. 10 Tahun 1998 tentang Perbankan. Universitas Sumatera Utara

G. Metode Penelitian

1. Jenis, Sifat dan Pendekatan