Analisis Mikroba HASIL DAN PEMBAHASAN

CN pada perlakuan B Gambar 3, mengandung rasio CN sebesar 26, termasuk ke dalam kategori rasio CN yang optimal dalam proses biogas, dimana jumlah karbon lebih tinggi bila dibandingkan nitrogen, karena jika kandungan nitrogen tinggi akan menyebabkan kandungan amonia meningkat dan akan terdapat zat toksin yang akan mengganggu kehidupan mikroorganisme bahkan kematian. Suhu pada perlakuan B memiliki kisaran suhu 37 C Gambar 4, suhu berperan pada aktivitas mikroorganisme dalam 3 tahap yaitu hidrolisis, asidogenesis dan metanogenesis. Kesesuaian beberapa kandungan bahan dan unsur mikro, menyebabkan perlakuan B memiliki nilai CH 4 lebih tinggi dibandingkan konsentrasi lain. Kandungan CH 4 yang dapat digunakan sebagai sumber energi harus memiliki kandungan sebesar 60 dari total gas yang ada Hambali, 2002.

4.9. Analisis Mikroba

Hasil pengukuran total mikroba dalam produksi biogas menunjukkan bahwa total mikroba dari keempat perlakuan terhadap produksi biogas adalah lebih tinggi jumlah bakteri dibandingkan dengan jamur. Total mikroba untuk bakteri yang menggunakan aktivator pupuk kandang lebih rendah dibandingkan kontrol. Total mikroba tertinggi terjadi pada perlakuan K dengan jumlah bakteri 7,9 x 10 10 cfuml dan pada perlakuan A memiliki total bakteri 6,4 x 10 10 cfuml. Perlakuan B memiliki total bakteri sebesar 4,7 x 10 10 cfuml dan pada perlakuan C sebesar 6,23 x 10 10 . Pada total mikroba untuk jamur memiliki nilai tertinggi pada perlakuan B dibandingkan dengan kontrol. Nilai terendah terjadi pada perlakuan A 1,12 x 10 10 cfu ml dan perlakuan C 4,5 x 10 10 cfuml. Tertinggi pada perlakuan B 4,7 x 10 10 cfuml dan K 4 x 10 10 cfuml. Gambar 8. Rata-rata pH Substrat Biogas dengan Penambahan Pupuk Kandang Pk Setelah Inkubasi 28 Hari Tingginya mikroorganisme pada konsentrasi 40 dan kontrol dapat saja terjadi karena kandungan bahan yang terdapat pada kedua fermentor seimbang, artinya antara pH, suhu, bahan organik dan rasio CN sesuai dengan keperluan mikroorganisme untuk menghasilkan metan. Pada proses biogas mikroorganisme berperan penting dalam menghasilkan metan sebagai produk akhir. Mikroorganisme yang berperan adalah mikroorganisme anaerob. Degradasi yang dilakukan mikroorganisme dalam lingkungan anerob hanya dapat disempurnakan oleh mikroorganisme yang dapat menggunakan molekul-molekul lain selain oksigen sebagai akseptor hidrogen Sahidu,1983. 0,00E+00 1,00E+10 2,00E+10 3,00E+10 4,00E+10 5,00E+10 6,00E+10 7,00E+10 8,00E+10 9,00E+10 Bakteri 7,90E+10 6,40E+10 4,70E+10 6,23E+10 Jamur 4,00E+10 1,12E+10 4,70E+10 4,50E+10 K A B C Pada setiap proses biogas, Mikroorganisme yang berperan berbeda beda tergantung pada hasil yang diinginkan. Pada tahap akhir untuk menghasillkan metan diperlukan hubungan simbiosis antara bakteri penghasil asam dan gas metan. Bakteri penghasil asam membentuk keadaan lingkungan yang ideal untuk bakteri metan. Sedangkan bakteri pembentuk gas metan menggunakan asam yang dihasilkan bakteri penghasil asam. Tanpa adanya proses simbiosis tersebut, maka akan menciptakan kondisi toksik bagi mikroorganisme penghasil asam Brynt, 1987.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN