Kotoran Ternak . Pupuk Kandang

dalamnya sudah dapat dipastikan mengandung mikroba metan sesuai yang dibutuhkan Setiawan, 2002. 7. Aerasi atau kehadiran udara oksigen selama proses. Aerasi keberadaan udara tidak diperlukan dalam proses biogas. Keberadaan udara menyebabkan gas CH 4 tidak akan terbentuk, untuk itu maka bejana pembuat biogas harus dalam keadaan tertutup rapat Setiawan, 2002.

2.5. Kotoran Ternak

Menurut Harpasi dan Rahardjo 1980 kotoran ternak adalah hasil buangan metabolisme yang telah bercampur dengan urin dan air bilas. Bahan baku kotoran hewan dan campurannya memiliki potensi yang berbeda-beda dalam menghasilkan biogas. Kotoran hewan kambing merupakan limbah organik yang dihasilkan ternak kambing berupa padatan dan kadang-kadang cairan berupa urin. Limbah buangan yang dihasilkan dari dekomposisi bahan organik secara anaerob berupa effluent dengan rasio CN paling sedikit 10. Effluent dapat digunakan sebagai pupuk untuk menjaga kesuburan tanah dan meningkatkan produksi tanaman Mc Garry and Jill. 1993. Kotoran kambing memiliki 30 bahan organik yang dapat di dekomposisikan dengan mudah oleh mikroorganisme seperti bakteri, fungi dan aktinomisetes yang terdapat pada kotoran sapi. Kotoran ternak merupakan media yang baik untuk pertumbuhan mikroorganisme karena masih mengandung karbohidrat, protein, mineral dan vitamin larut dalam air yang dibutuhkan oleh mikroorganisme untuk hidup Lodha, 1974. Kambing merupakan jenis hewan ruminansia yang sering dijadikan hewan ternak. Di dalam perut ruminansia terdapat empat jenis mikroorganisme anaerob yaitu ; bakteri, protozoa, jamur dan virus. Dari keempat jenis mikroba ini, bakteri memiliki populasi yang tertinggi Simamora, 2006.

2.6 . Pupuk Kandang

Pupuk kandang didefinisikan sebagai semua produk buangan dari binatang peliharaan yang dapat digunakan untuk manambah unsur hara, memperbaiki sifat fisik dan biologi tanah. Pupuk Kandang yang matang memiliki kandungan N sebanyak 0,3 , P 0,1 dan K 0,3. Pupuk kandang terdiri dari bahan padat feses dan bahan cair urin hewannya Suteju, 1992. Bahan padat dan cair pada pupuk kandang dapat menyatu sehingga menyebabkan pupuk ini mengandung Z, P dan K. Pupuk kandang terbagi atas beberapa pupuk, seperti pupuk sapi pupuk dingin, pupuk kambing pupuk panas, pupuk kuda pupuk panas, pupuk babi pupuk dingin. Pupuk dingin adalah pupuk dimana perubahan-perubahan yang terjadi di dalam tanah berlangsung perlahan. Sedangkan pupuk panas terjadi perubahan di dalam tanah lebih cepat. Pupuk kandang dalam keadaan telah membusuk yang ditempatkan pada tempat tertutup dapat digunakan sebagai biogas Hardjowigeno, 1987. Pupuk kandang cair merupakan pupuk cair yang berasal dari urin ternak. Pupuk organik cair memiliki beberapa keuntungan. Pertama pupuk tersebut mengandung zat tertentu seperti mikroorganisme yang jarang terdapat dalam pupuk organik padat. Pada bentuk pupuk kering beberapa organisme bisa saja mati. Pupuk kandang cair memiliki kandungan kalium dan nitrogen lebih besar, sedangkan pada pupuk kandang padatan kandungan fosfor dan kalsium yang lebih besar Pranata, 1992. Pupuk kambing memiliki komposisi bahan organik sebesar 12,7 , 0,25 Nitrogen, 0,18 P 2 O 5 , 0,17 K 2 O, 0,4 CaO dan rasio CN 25-28 Lingga, 1991. Tekstur pupuk kambing adalah khas yaitu berbentuk butiran yang sukar dipecah secara fisik sehingga mempengaruhi dekomposisi dan proses penyediaan hara. Kadar air pupuk kambing lebih rendah dibandingkan pupuk kandang yang lainnya Simanungkalit dan Suriadikarta, 2006.

2.6. Mikroorganisme