pertumbuhannya akan terhambat oleh kandungan oksigen yang sedikit. Tidak hanya oksigen, tapi materi pereduksi, seperti nitrit atau nitrat, dapat menghambat
bakteri metanogenik Campbell, 1983. Menururt Hambali 2003, bakteri metan yang telah berhasil diidentifikasi
terdiri dari 4 genus, yaitu bakteri yang berbentuk batang dan tidak membentuk spora dinamakan methanobacterium. Bakteri bentuk batang dan membentuk
spora adalah methanobacillus, bakteri bentuk kokus yaitu methanococcus kelompok koki yang membagi diri dan bakteri bentuk sarcina yaitu
methanosarcina .
2.4. Syarat Pembentukan Biogas
Penguraian bahan organik yang dilakukan jasad renik menyebabkan terbentuk zat atau senyawa lain yang lebih sederhana kecil, salah satu di
antaranya berbentuk CH
4
gas metan. Gas metan yang bergabung dengan CO
2
disebut biogas dengan perbandingan CH
4
dan CO
2
yaitu 65 : 35. Seperti sampah atau jerami yang diproses menjadi kompos memerlukan persyaratan dasar
tertentu, demikian pula dalam proses pengubahan sampah atau buangan menjadi biogas, memerlukan persyaratan tertentu yaitu :
1. Kandungan atau isi yang terkandung dalam bahan.
Kandungan atau isi yang terkandung dalam bahan ini, menyangkut nilai atau bandingan antara unsur C karbon dengan unsur N nitrogen yang
secara umum dikenal dengan nama rasio CN Setiawan, 2002.
2. Rasio CN
Rasio CN terlalu tinggi atau terlalu rendah akan mempengaruhi proses terbentuknya biogas, karena ini merupakan proses biologis yang
memerlukan persyaratan hidup tertentu, seperti juga manusia perubahan senyawa organik dari sampah atau kotoran kandang menjadi CH
4
gas metan dan CO
2
gas karbon dioksida memerlukan persyaratan rasio CN antara 20-25 Setiawan, 2002.
3. Kadar air bahan yang terkandung dalam bahan yang digunakan.
Jika hasil biogas diharapkan sesuai dengan persyaratan yang berlaku, maka bahan yang digunakan berbentuk kotoran ternak kering dicampur
dengan sisa-sisa rumput bekas makanan atau dengan bahan lainnya yang juga kering, maka diperlukan penambahan air. Air berperan sangat penting
di dalam proses biologis pembuatan biogas. Artinya jangan terlalu banyak berlebihan juga jangan terlalu sedikit Firdaus, 2007.
4. Temperatur
Temperatur berperan selama proses biogas berlangsung, karena ini menyangkut “kesenangan” hidup bakteri pemroses yaitu antara 30-35
C Sahidu, 1983. Dengan temperatur tersebut proses pembuatan biogas akan
berjalan sesuai dengan waktunya. Umumnya bakteri metan merupakan golongan mesofil, dimana bakteri ini sangat sensitif terhadap perubahan
temperatur daripada organisme lain di dalam digaster. Kalau nilai temperatur terlalu rendah dingin, maka waktu untuk menjadi biogas akan
lebih lama Gunnerson and Stuckey, 1986.
5. Keasaman pH
Keasaman pH mempengaruhi pertumbuhan mikroorganisme yang akan membentuk gas metan. Bakteri sensitif terhadap perubahan pH, dan pH
optimum adalah 7-7,2. Walaupun pH turun hingga 6,6, produksi gas dapat terpenuhi antara 6,6–7,6. Dalam kondisi asam pH 6,2 akan memiliki sifat
toksik bagi bakteri di mana produksi asam masih berlangsung, sampai pH turun dengan cepat hingga 4,5-5,0. Asam organik yang diproduksi selama
tahap pertama melalui proses fermentasi, menyebabkan pH menjadi tertekan. Jika asam organik volatil yang terbentuk lebih besar dari metan
maka terjadi keseimbangan sistem, sehingga pH akan terus menurun. Sistem pH tergantung pada hasil intermedier yang difermentasikan
menjadi metan dan karbondioksida, yaitu pada konsentrasi alkalinitas dan asam volatil Setiawan, 2002.
6. Kehadiran jasad pemroses.
Jasad pemroses adalah jasad yang mempunyai kemampuan untuk menguraikan bahan-bahan yang akhirnya membentuk CH
4
dan CO
2
. Kotoran kandang, lumpur selokan ataupun sampah jerami dan bahan-
bahan buangan lainnya banyak mengandung jasad renik, baik bakteri ataupun jamur pengurai., tetapi yang menjadi masalah adalah hasil
uraiannya belum tentu menjadi CH
4
yang diharapkan dan mempunyai kemampuan sebagai bahan bakar. Untuk menjamin adanya kehadiran
jasad renik atau mikroba pembuat biogas umumnya disebut bakteri metan, sebaiknya digunakan starter, yaitu bahan atau substrat yang di
dalamnya sudah dapat dipastikan mengandung mikroba metan sesuai yang dibutuhkan Setiawan, 2002.
7. Aerasi atau kehadiran udara oksigen selama proses.
Aerasi keberadaan udara tidak diperlukan dalam proses biogas. Keberadaan udara menyebabkan gas CH
4
tidak akan terbentuk, untuk itu maka bejana pembuat biogas harus dalam keadaan tertutup rapat
Setiawan, 2002.
2.5. Kotoran Ternak