Tujuan dan Kegiatan ICRC

26 pemerintah yang umumnya hanya berkonsentrasi pada salah satu dari dua lini tersebut 58 . ICRC merupakan badan gerakan tersendiri dari International Red Cross and Red Crescent Movement atau dapat juga hanya disebut sebagai Gerakan Movement. Badan dari Gerakan meliputi International Federation of Red Cross and Red Crescent Societies Federasi, dan Red Cresent Societies Perhimpunan Nasional. Setiap bagian dari Gerakan ini bersifat independen 59 . Akan tetapi setiap bagian dari Gerakan ini memiliki kaitan yaitu keserupaan tugas antara semua komponen gerakan dan oleh penggunaan lambang-lambang yang sama 60 .

C. Status ICRC

ICRC berbeda dari organisasi antar-pemerintah dan organisasi non- pemerintah NGO lainnya. Organisasi swasta seperti asosiasi, federasi, serikat pekerja, dan NGO lainnya tidak didirikan oleh pemerintah atau oleh perjanjian antar-pemerintah 61 . NGO dapat memainkan peran dalam urusan internasional berdasarkan aktifitas mereka tetapi tidak memiliki status sebagai subjek hukum internasional juga tidak memiliki mandat untuk keberadaan dan kegiatan mereka. Jika keanggotaan atau kegiatan organisasi ini terbatas pada negara tertentu maka dianggap sebagai NGO nasional. Jika kegiatannya lintas batas negara, maka 58 ICRC, Misi dan Kegiatannya, 8. 59 Lindblom, Non-Governmental Organization, 68. 60 ICRC, Misi dan Kegiatannya, 8. 61 Gabor Rona, The ICRC‟s Status: In a Class of its Own, 1, 17 Februari 2004, http:www.icrc.orgengresourcesdocumentsmisc5w9fjy.htm. Diakses pada 18 Mei 2014. 27 disebut NGO internasional. Contohnya, seperti Medicins Sans Frontieres, Amnesty International, Human Rights Watch, Oxfam dan lain-lain 62 . Istilah “organisasi internasional” atau “organisasi antar-negara” menunjukan sebuah asosiasi yang didirikan oleh pemerintah melalui perjanjian dengan tujuan umum dan memiliki organ khusus sendiri untuk memenuhi fungsi tertentu. Selain aturan dalam menetapkan struktur organisasi ada ketentuan tentang tujuan asosiasi serta hak dan kewajiban para anggotanya. Tidak seperti NGO, organisasi antar-pemerintah yang memiliki mandat dari pemerintah dapat menikmati beberapa fasilitas yang dalam bahasa diplomatiknya disebut Privileges and Immunities 63 . Pengakuan sebuah organisasi dalam hukum internasional berasal dari kemampuannya untuk mengemban hak dan kewajiban. Dalam ICJ Advisory Opinion Reparcity For Injuries Suffered In The Service of The United Nations 1949 disebutkan bahwa sebagai internasional legal personality harus memiliki kemampuan untuk mengemban hak dan kewajiban internasional dan memiliki kapasitas untuk mempertahankan haknya. 64 Selanjutnya dijelaskan sebuah organisasi memiliki kapasitas hukum internasional dan hak istimewa serta kekebalan di wilayah masing-masing anggotanya. Sebuah organisasi internasional mendapatkan akses ini melalui perjanjian internasional dengan negara 62 Gabor Rona, The ICRC‟s Status, 1. 63 Gabor Rona, The ICRC‟s Status, 1. 64 International Court Of Justice, Report of judgements, Advisory Opinion and Orders: Reparcition for Injuries Suffered in The Service of The United Nations, April 11 th 1949, Layden A.W. Sijrhoff‟s Publishing Company, 179, http:www.icj-cij.orgdocketfiles957497.pdf. Diakses pada 24 November 2014. 28 anggotanya. Sehingga organisasi ini berhak mengingatkan anggota mereka akan kewajiban tertentu sesuai dengan kapasitas organisasi ini. Dalam ICJ Advisory Opinion ini, ICJ juga menyebutkan bahwa organisasi internasional organisasi antar negara adalah sebuah badan politik yang diisi dengan tugas politik dari dan meliputi bidang yang luas seperti pemeliharaan perdamaian dan keamanan internasional, pemgembangan hubungan persahabatan antar bangsa dan pencapaian kerjasama internasional dalam pemecahan masalah seperti ekonomi, sosial, budaya, atau kemanusiaan dan berurusan dengan anggotanya. 65 Dengan demikian, PBB dan badan-badannya, atau organisasi antar- pemerintah lainnya seperti Organisasi Negara-Negara Amerika dianggap memiliki status subjek hukum internasional. Di sisi lain, organisasi non-pemerintah atau NGO tidak memiliki status tersebut meskipun lingkup operasi mereka adalah lingkup internasional 66 . ICRC bukanlah organisasi antar-pemerintah dan bukan pula organisasi non-pemerintah. Bagan berikut menjelaskan perbedaan dari individu, negara dan organisasi dalam hukum nasional dan internasional: 65 International Court Of Justice, Report of judgements, 179. 66 Gabor Rona, The ICRC Privilege Not To Testify: Confidentiality In Action, International Review Of The Red Cross no. 845 Maret 2002, 2, http:www.icrc.orgengresourcesdocumentsmisc5wsd9q.htma1. Diakses pada tanggal 8 November 2013. 29 Tabel 2.1. Perbedaan status hukum nasional dan internasional No Hukum Nasional Hukum Internasional 1 Individu Ya Dibatasi 2 Negara Ya Ya 3 Organisasi Bermacam-macam tergantung pada hukum negara dan sifat organisasi tersebut Ya untuk ICRC dan Organisasi antar-pemerintah; tidak untuk organisasi non- pemerintah NGO Sumber: Gabor Rona, The ICRC Privilege Not To Testify: Confidentiality in Action, 2. ICRC adalah sebuah asosiasi swasta berdasarkan hukum Swiss dan mempunyai subjek hukum internasional, yang pembentukannya juga diatur dalam Swiss Civil Code 67 . Terdapat beberapa hal yang menguatkan status ICRC dianggap dalam hubungan internasional. Pertama, ICRC adalah subjek dari mandat internasional yang diberikan kepadanya oleh perjanjian hukum humaniter internasional 68 . Secara langsung mandat ini di atur dalam Konvensi Jenewa 1949 69 . Contohnya, dalam Common Article 70 3 dalam Konvensi Jenewa 1949 menyatakan bahwa “sebuah badan kemanusian tidak memihak, seperti komite internasional palang merah dapat menawarkan jasanya kepada para pihak yang 67 Yves Beigbeder, The Role And Statute of International Humanitarian Volunteers And Organizations: The Rights and Duty to Humanitarian Assisstance, Netherlands: martinus Nijhoff Publishers, 1991, 318. 68 Gabor Rona, The ICRC Privilege Not to Testify, 2. 69 Lindblom, Non-Governmental Organization, 70. 70 Common articles adalah pasal-pasal yang sama atau nyari sama, baik isinya ataupun nomor pasalnya yang terdapat di dalam semua Konvensi Jenewa 1949. Pasal-pasal tersebut dicantumkan berulang pada setiap Konvensi Jenewa karena memang sangat penting dan merupakan ketentuan pokok dari Konvensi Jenewa.