46
terlaksanakan. Selanjutnya untuk lebih memahami kasus perekrutan tentara anak, maka pada bab selanjutnya akan dibahas mengenai  perekrutan tentara anak  yang
terjadi di RD Kongo.
47
BAB III PEREKRUTAN TENTARA ANAK DI RD KONGO
Pada  tahun  2013,  terdapat  414  kasus  konflik  politik  dimana  45  kasus diantaranya  merupakan  konflik  kekerasan  yang  melibatkan  peperangan,  salah
satunya di  negara RD Kongo
112
. Ketidakstabilan politik ini membawa anak-anak hidup  dan  tumbuh  dalam  situasi  yang  tidak  layak
113
.  Bahkan,  anak-anak  justru dijadikan tentara dan sasaran dari kekerasan orang dewasa disekitarnya.
Pada bab ini akan dijelaskan mengenai penyebab munculnya tentara anak di  RD  Kongo  yang  tidak  jauh  berakar  dari  perang  yang  terjadi  di  negara  itu.
Perekrutan  ini  selain  dilakukan  oleh  kelompok  bersenjata  bahkan  juga  oleh pemerintah RD Kongo itu sendiri. Oleh karena itu, selanjutnya akan dibahas pula
mengenai  alasan dari bergabungnya  anak-anak dalam kelompok bersenjata. Baik secara paksa maupun secara suka rela.
112
The  Heidelberg  Institute  for  Internationeal  Conflict  Research  HIIK,  Disputes,  Non- Violent  Crises,  Violent  Crises,  Limited  Wars,  Wars,  Conflict  Barometer  no.  22  2013,  Jerman:
HIIK 2014 15.
113
Ketidakstabilan politik yang terjadi di RD Kongo berawal pasca kemerdekaan negara ini  pada  tahun  1960.  Perdana  Menteri  Patrice  Lumumba  menolak  mengakui  Joseph  Kasavu
sebagai  Presiden.  Gejolak  politik  antara  dua  pemimpin  ini  kemudian  dimanfaatkan  oleh  Joseph Mobutu.  Mobutu  melakukan  kudeta  pada  tahun  1965  yang  akhirnya  membuatnya  menjadi
penguasa  selama  hampir  31  tahun.  Selanjutnya  pada  tahun  1997  Laurent  Kabila  mengadakan pemberontakan yang akhirnya membuat perang besar tahun 1998-2003. Pada 2006 ketika pemilu
pertama  dilaksanakan  beberapa  calon  presiden  merasa  tidak  puas  dengan  kemenangan  Joseph Kabila
sebagai presiden
sehingga menimbulkan
kerusuhan baru.
Lihat http:www.bbc.comnewsworld-africa-13286306. Diakses pada tanggal 8 Agustus 2014.
48
A. Profil RD Kongo
Gambar 3.1. Peta RD Kongo
Sumber: http:worldmap.orgmapspreparedchurchstatusdemocratic20republic20of20the20congoDRC_provinces.jpg
RD Kongo terletak di Afrika Tengah berbatasan dengan Angola, Burundi, Republik  Afrika  Tengah,  Republik  Kongo,  Rwanda,  Sudan  Selatan,  Tanzania,
Uganda  dan  Zambia.  Memiliki  sumber  daya  alam  seperti  Kobalt,  tembaga, nobium, tantalum, minyak bumi, berlian industry dan permata, emas, perak, seng,
mangan,  timah,  uranium,  batubara,  air  dan  kayu.  Negara  tersebut  terdiri  dari  11
49
provinsi yaitu: Bandundu, Bas-Congo, Equateur, kasai-Occidental, Kasai oriental, katangan, Kinshasa, Maniema, Kivu utara, Orientale, dan Kivu Selatan.
B. Sejarah Perekrutan Tentara Anak Di Kongo
Seperti  yang  telah  dijelaskan  dalam  uraian  terdahulu,  perekrutan  tentara anak dimulai dari kondisi politik dan pemerintahan di RD Kongo yang tidak stabil
hingga  menimbulkan  peperangan.  Ketidakstabilan  ini  bermula  dari  diberikannya kemerdekaan terhadap RD Kongo oleh Belgia pada tahun 1960
114
. Kemerdekaan yang  diberikan  kepada  negara  ini  tanpa  persiapan  lebih  matang  mengenai
pemerintahan  RD  Kongo  menyebabkan  Jenderal  Mobutu  sebagai  pemimpin militer  melakukan  pemberontakan.  Pemberontakan  Mobutu  terhadap  Presiden
Joseph Kasavu membuatnya berkuasa penuh di negara ini hingga tahun 1980an
115
. Usai terjadinya genosida di Rwanda yang melibatkan suku Hutu dan Tutsi,
di  tahun  1996
116
konflik  kedua  suku  ini  melebar  ke  RD  Kongo.  Hal  ini  terjadi karena  suku  Hutu  Rwanda  yang  terusir  dari  negara  mereka  lari  ke  daerah
perbatasan antara Rwanda dan RD Kongo di daerah Kivu
117
. Hal ini dimanfaatkan oleh  Laurent  Desire  Kabila,  untuk  memimpin  pemberontakan  dengan  dukungan
114
ICRC, Our World Views From The Field, Democratic Republic Of The Congo, Opinion Survey and In-Depth Research, Geneva: IPSOS, 2009, 8.
115
ICRC, Our World Views From The Field, 8.
116
Genosida di Rwanda ini terjadi pada tahun 1994 yang dilakukan oleh ekstremis etnis Hutu  terhadap  etnis  Tutsi  dan  lawan  politik  mereka.  Genosida  ini  dimulai  setelah  ditembak
jatuhnya pewawat Presiden Juvenal Habyarimana yang bersuku Hutu. Hanya dalam 100 hari, dari April  hingga  Juli  1994  sekitar  800.000  orang  telah  menjadi  korban.  Perang  ini  berakhir  setelah
Gerakan Pemberontak Front Patriotik Rwanda yang dipimpin oleh etnis Tutsi masuk kenegara itu dari  Uganda  dan  mengambil  kendali  pemerintahan.  Lihat
Mengenang  „Genosida  100  hari‟di Rwanda,  7  April  2014,  m.bbc.co.ukIndonesiadunia201404140407_rwanda_genosida.  Diakses
pada 3 Mei 2014.
117
William  Mcpheson,  Rwanda  In  Congo:  Sixteen  Years  intervention,  9  Juli  2012, http:africanarguments.org20120709rwanda-in-congo-sixteen-years-of-intervention-by-
william-macpherson. Diakses pada tanggal 8 Agustus 2014.
50
dari  suku  Tutsi  Rwanda  dan  Uganda
118
dan  berhasil  memasuki  Kinshansa,  RD Kongo.  Kemudian  Kabila  memplokamirkan  dirinya  sebagai  Presiden  di  tahun
1997
119
. Pada  tahun  1998,  grup  pemberontakan  baru  terbentuk  dengan  dukungan
Rwanda  dan  Uganda  yang  telah  berbalik  melawan  Kabila.  Perang  ini  semakin melebar  dengan  bergabungnya  Zimbabwe,  Angola,  Namibia  dan  Chad  yang
mendukung Kabila
120
. Kemudian terjadi perjanjian gencatan senjata antara pihak- pihak  yang  terlibat  dalam  konflik  ditandatangai  di  Lusaka,  Zambia,  pada  tahun
1999.  Selanjutnya  PBB  membentuk  pasukan  keamanan  yaitu  United  Nations Organization  Mission  in  the  Democratic  Republic  of  the  Congo  Monuc  untuk
mengawasi pengimplementasian dari perjanjian gencatan senjata ini
121
. Perjanjian  perdamaian  antara  pihak-pihak  yang  berkonflik  baru  benar-
benar  di  tanda  tangani  pada  tahun  2003
122
.  Akan  tetapi,  peperangan  dan  konflik masih  terus  berlangsung  di  daerah  timur  RD  Kongo  tepatnya  Kivu  Utara  dan
Selatan
123
.  Konflik  terjadi  akibat  perebutan  sumberdaya  alam  yang  kaya  dan
118
Negara  Rwanda  dan  Uganda  memiliki  pemerintahan  yang  dikuasai  suku  Tutsi sehingga berkeinginan untuk melindungi suku Tutsi di negara mereka dan di RD Kongo dari para
pemberontak  Hutu.  Selain  itu  kedua  negara  ini  juga  memiliki  keiinginan  untuk  menguasai  RD Kongo  yang  memiliki  kekayaan  alam  berlimpah.  Francois  Misser,  DR  Congo  The  North  Kivu
Crisis, Januari 2009, http:www.refworld.orgpdfid4988032e2.pdf. Diakses pada 8 Agustus 2014.
119
ICRC, Our World Views From The Field, 8.
120
Global  Issues,  Anup  Shah,  The  Democratic  Republic  of  Congo,  21  Agustus  2010, http:www.globalissues.orgarticle87the-democratic-republic-of-congo.  Diakses  pada  2  Mei
2014.
121
UN, MONUC
Background, www.un.orgenpeacekeepingmissionspastmonucbackground.shtml.  Diakses  pada  14  Maret
2014.
122
Donatien  Nduwimana,  Reintegration  of  Child  Soldiers  in  Eastern  DRC:  Chalanges and  Prospect,  Occasional  Paper  Serries  4,  No  2,  Kenya:  International  Peace  Support  Training
Center,  2013,  1.  http:www.ipstc.orgmediadocumentsOccasional_Paper_4-220.pdf.  Diakses pada 9 Agustus 2014.
123
Peperangan  ini  mayoritas  terjadi  di  daerah  Kivu  dimana  daerah  merupakan  basis beberapa  kelompok-kelompok  pemberontak  seperti  Conseil  National  pour  la  Defense  du  Peuple