56
5.  Front for Patriotic Resistance in Ituri FRPI FRPI  dilaporkan  merekrut  68  anak  pada  periode  tahun  2012-2013.
Kelompok  bersenjata  ini  aktif  beroperasi  di  daerah  selatan  Ituri,  RD Kongo,  Mereka  memerangi  angkatan  bersenjata  pemerintah  dan
Penjaga  Perdamaian  PBB.  Beberapa  mantan  pemimpin  FRPI merupakan penjahat perang yang saat ini masih di adili di ICC karena
tindakan  kejahatan  perang  termasuk  diantaranya  perekrutan  anak sebagai tentara.
144
Selain  kelima  kelompok  bersenjata  yang  telah  di  sebutkan  di  atas,  masih banyak  terdapat  beberapa  kelompok  bersenjata  lain  yang  melakukan  perekrutan
tentara  anak  di  RD  Kongo  terutama  di  Provinsi  Kivu  Utara  dan  Selatan.  Seperti Rayia  Mutomboki  yang  pada  periode  tahun  2012-2013  telah  merekrut  98  orang
anak-anak.  Selain  itu  terdapat  lebih  dari  sepuluh  kasus  perekrutan  anak  selama periode  tersebut  yang  juga  dilakukan  oleh  Alied  Democratic  Forces  ADF,
Forces  Democratiques  du  Congo  FDC  dan  Nduma  Defence  du  CongoSheka NDCSheka.
145
Selain  dari  yang  telah  disebutkan  diperkirakan  masih  terdapat banyak  kelompok  bersenjata  lain  di  RD  Kongo.  Peta  dibawah  ini  menampilkan
pemetaan kekuasaan kelompok bersenjata di RD Kongo sebagai mana berikut:
144
IRIN, DRC: Who‟s Who Among Armed Groups in The East.
145
MONUSCO, Child Recruitment by Armed Groups in DRC, 6.
57
Gambar 3.2. Pemetaan kekuatan kelompok bersenjata di RD Kongo
Sumber: MONUSCO, Child Recruitment by Armed Groups in DRC, h.22.
Perekrutan tentara  anak  ini terjadi bukan hanya  dilakukan oleh kelompok bersenjata  tetapi  juga  oleh  angkatan  bersenjata  pemerintah  RD  Kongo.    Pada
tahun  2009,  Presiden  Kabila  mengeluarkan  kebijakan  untuk  mengintegrasikan kelompok bersenjata ke dalam tentara RD Kongo yang di sebut Forces Armees de
la  Republiqe  Democratique  du  Congo  FARDC.  Salah  satu  dari  kelompok bersenjata tersebut adalah kelompok CNDP yang dipimpin oleh Bosco Ntaganda
yang  juga  akhirnya  mendapatkan  jabatan  dalam  tubuh  FARDC.  Akan  tetapi,
58
Ntaganda
146
justru  melegalkan  perekrutan  tentara  anak.  Pada  2009  diketahui terdapat  154  kasus  perekrutan  tentara  anak  yang  juga  dilakukan  kembali  pada
tahun 2010.
147
Selanjutnya, hingga tahun 2011 angkatan bersenjata pemerintah RD kongo yang  di  sebut  dengan  FARDC  ini  masih  aktif  merekrut  tentara  anak.  Kurangnya
kontrol  yang  efektif  terhadap  cara  perekrutan  tentara  FARDC,  membuat  batasan minimal  umur 18 tahun kerap diabaikan.
148
Pada tahun 2012 dan 2013 frekuensi perekrutan tentara anak oleh tentara pemerintah RD Kongo ini telah menurun.
B. Alasan  Anak-Anak  Bergabung  Kedalam  Angkatan  Bersenjata  atau
kelompok Bersenjata
Anak-anak  masih  memerlukan  dukungan  tambahan  seperti  pendidikan, kesehatan dan keamanan dari orang-orang dewasa disekitarnya. Namun pada saat
konflik  antara  orang  dewasa  terjadi,  anak-anak  justru  kerap  menjadi  korbannya. Dengan  memanfaatkan  kepolosan  anak-anak,  orang  dewasa  memperbudak  atau
memanfaatkan anak-anak tersebut demi tujuan mereka masing-masing. Dalam hal peperangan,  anak-anak  dijadikan  tentara  anak  dan  sasaran  kekerasan  lainnya.
146
Setelah  menjadi Jenderal di  FARDC Bosco Ntaganda  mendukung adanya perekrutan tentara anak. Kemudian pada tahun 2012 Ntaganda mengadakan pemberontakan pada pemerintah
dengan  membawa  600  angkatan  bersenjata  yang  setia  padanya.  Setelah  itu  ia  membentuk kelompok pemberontak M23 yang membawa RD Kongo pada situasi konflik yang semakin buruk.
Setelah  kalah  Ntaganda    menyerahkan  diri  dan  sekarang  berada  di  den  Haag  untuk  diadili.  Data dapat  dilihat  di  Peny  Dale,  Profile:  Bosco  Ntaganda  The  Confolese  Terminator,  18  Maret  2013,
http:www.bbc.comnewsworld-africa-17689131.
147
Security Council, Report of the Secretary-General on Children and Armed Conflict in the
Democratic Republic
of the
Congo, S2014453,
30 juni
2014, 3,
http:reliefweb.intsitesreliefweb.intfilesresourcesN1443195.pdf.  Diakses  pada  30  September 2014.
148
Child  Soldier  International,  Louder  than  Words:  An  Agenda  for  Action  to  end  State Use of child Soldiers United Kingdom: Oxuniprint, 2012, 112.
59
Akan  tetapi  ternyata  akibat  tumbuh  dilingkungan  yang  penuh  konflik  beberapa anak-anak  cenderung  memilih  sendiri  untuk  bergabung  dengan  angkatan
bersenjata. Beberapa kelompok bersenjata menyatakan bahwa anak-anak lebih mudah
melalui  paksaan,  intimidasi  atau  persuasi  untuk  di  rekrut  dari  pada  orang dewasa
149
.  Selain  itu  loyalitas  dan  partisipasi  anak-anak  lebih  mudah  untuk  di pertahankan.  Dengan  berbagai  macam  faktor  seperti  kemiskinan,  pendidikan,
pengungsi,  kamp  pengungsian  yang  dimasuki  oleh  kelompok  bersenjata militerisasi, identitas agama atau etnis, tidak adanya keluarga, atau desakan dari
keluarga, serta ajakan teman-teman membuat anak-anak rela menjadi tentara. Perekrutan  tentara  anak  yang  dilakukan  oleh  pemerintah  RD  Kongo  dan
kelompok  bersenjata  ini  memiliki  beberapa  alasan  lain.  Pihak  pemerintah  RD Kongo  pada  masa  Laurent  Kabila  mengeluarkan  perintah  resmi  untuk  merekrut
tentara  anak.  Hal  ini  dikarenakan  beberapa  alasan  seperti  anak-anak  merupakan tentara  yang  tidak  takut  berperang  sehingga  kerap  diletakan  di  baris  depan
pasukan.  Selain  itu,  anak-anak  lebih  mudah  untuk  diatur  dari  pada  orang dewasa
150
. Senada dengan pendapat pemerintah RD Kongo seorang pemberontak dari
negara tersebut menyatakan bahwa ada 3 alasan utama mengapa anak-anak dapat menjadi  tentara  yang  bagus  yaitu;  mereka  menaati  perintah,  mereka  tidak  perlu
khawatir  untuk  kembali  bersama  istri  atau  keluarga  dan  mereka  tidak  kenal
149
Jens Christopher dan Scott Gates, Recruiting Children for Armed Conflict,  78,  dalam Scott Gates dan Simon Reich, ed, Child Soldiers in the Age of Fractured States USA: University
of pittsburg Press, 2009.
150
Lischer, War, Displacement, and the Recruitment, 17.
60
takut
151
.  Alasan  pertama  anak-anak  bergabung  kedalam  angkatan  bersenjata adalah karena mereka bergabung secara suka rela.
Dalam  kasus  perekrutan  tentara  anak,  tidak  dapat  dipungkiri  bahwa sebagian  anak-anak  memilih  dengan  suka  rela  bergabung  dengan  angkatan
bersenjata  atau  kelompok  bersenjata  di  sekitarnya.  Terdapat  lima  faktor  utama yang  mendorong  anak-anak  untuk  bergabung  dengan  angkatan  bersenjata  atau
kelompok  bersenjata tanpa harus dipaksa. Kelima faktor tersebut  adalah:  perang, kemiskinan,  pendidikan,  pekerjaan  dan  keluarga
152
.  Tetapi  perlu  digarisbawahi bahwa  masih  ada  faktor-faktor  minor  lain  yang  mempengaruhi  seperti  faktor
ideologi,  etnisitas,  perjuangan  untuk  kemerdekaan  atau  melawan  tekanan,  teman dan masih banyak alasan lainnya. Hanya saja kelima faktor di atas dianggap lebih
universal dan mencakup faktor-faktor lainnya juga. Alasan  kedua  adalah  mereka  direkrut  secara  paksa.  Terdapat  berbagai
faktor  yang  mendorong  perekrutan  tentara  anak.  Sebagian  anak  secara  sadar bergabung  dengan  sendirinya  kedalam  kelompok  bersenjata  atau  angkatan
bersenjata, sedangkan sebagian lainnya secara paksa. Perekrutan secara paksa oleh kelompok  bersenjata  dilakukan  dengan  cara  penculikan  atau  intimidasi  agar
bergabung
153
.
151
Christopher dan Gates, Recruiting Children for Armed Conflict 79.
152
Rachel Brett,  Adolescents Volunteering For Armed Forces or Armed Groups, Current Issues
and Comment,
RICR Desember,
2003, vol.
85, No.
852, 859,
www.icrc.orgengassetsfilesotherirrc_852_brett.pdf. Diakses pada 31 April 2014.
153
UN  News  Center,  Child  Rec ruitment Remains „Endemic‟ in RD kongo, UN Says in
New Report,
24 Oktober
2013 http:www.un.orgappsnewsstory.asp?NewsID=46330.U677oZR_upB.  Diakses  pada  24  juni
2014.
61
Pola  perekrutan  tentara  anak  secara  paksa  lebih  banyak  dilakukan  karena kelompok  bersenjata  ini  juga  sekaligus  menyerang  desa-desa  kecil.  Tahun  2009
terdapat 2.280 kasus perekrutan tentara anak di RD Kongo.. 1.108 kasus di tahun 2010,  767  kasus  ditahun  2011,  1.296  kasus  di  tahun  2012,  dan  1.033  di  tahun
2013. 70 persen dari kasus perekrutan tentara anak ini terjadi di daerah Kivu Utara dan  Selatan,  tempat  basis  kekuatan  kelompok  bersenjata  lokal  dan
transnasional.
154
Pada  periode  tahun  2010-2013  terdapat  876  anak  yang  di  culik  di  RD Kongo.  60  persen  dari  penculikan  itu  dilakukan  oleh  kelompok  bersenjata
transnasional  yaitu  LRA.
155
Selain  penculikan  modus  yang  digunakan  adalah penyerang terhadap sekolah dan rumah  sakit. Penyerangan ini terjadi di  Provinsi
Kivu Utara, Katanga dan Provinsi  Oriental.  Selama 2010-2013, 180 sekolah dan 83  pusat  kesehatan  diserang.  47  sekolah  hancur,  82  dijarah  dan  51  digunakan
sebagai  markas.  Selanjutnya,  53  pusat  kesehatan  dijarah,18  dihancurkan  sisanya dijadikan markas.
156
Perekrutan  tentara  anak  di  daerah  perbatasan  merupakan  salah  satu  cara yang  juga  dilakukan  oleh  kelompok  bersenjata.  Di  daerah  perbatasan  antara  RD
Kongo,  Republik  Afrika  Tengah,  Sudan  Selatan  dan  Uganda  kasus  seperti  ini sering terjadi  terutama karena daerah-daerah ini merupakan wilayah pendudukan
LRA.  Pada  tahun  2011  LRA  melakukan  penyerangan  di  distrik  Uele,  Provinsi
154
UNSC, Report Of The Secretary – General on Children and Armed Conflict in DRC,
S2014453,  30  Juni  2014,  6,  http:reliefweb.intsitesreliefweb.intfilesresourcesN1443195.pdf. Diakses pada 30 September 2014.
155
UN Security Council, Report of The Secretary, 10.
156
UN Security Council, Report of The Secretary, 10.