Profil RD Kongo PEREKRUTAN TENTARA ANAK DI RD KONGO
                                                                                51
dimiliki  oleh  negara  ini  serta  konflik  bersenjata  antara  pasukan  pemberontak dengan pasukan pemerintah. Pada akhirnya perekrutan dan penggunaan anak-anak
telah menjadi karakter dari konflik yang masih berlangsung di RD Kongo. Perekrutan  terhadap  tentara  anak  di  RD  Kongo  ini  terjadi  sejak  1996
ketika  perang  RD  Kongo  terjadi.  Laurent  Kabila  merekrut  anak-anak  guna melancarkan  pemberontakan  terhadap  Presiden  Mobutu.
124
Perintah  perekrutan tentara anak di negara ini secara resmi pertama kali muncul dari Presiden Kabila
pada tahun 1998. Kabila memerintahkan tentara RD Kongo untuk merekrut anak- anak sebagai kombatan
125
. Tentara anak-anak ini dalam bahasa Swahili
126
disebut sebagai kodogos
yang berarti “anak-anak kecil yang berjuang”
127
. Felix  Ndagijimana,  pemimpin  dari  sebuah  NGO  di  RD  Kongo  bernama
Concert  d‟Actions  pour  Jeunes  et  Enfants  Défavorisés  CAJED  mengaskan bahwa  fenomena  perekrutan  tentara  anak  merupakan  hal  baru  di  RD  Kongo.
Ndagijimana mengatakan bahwa
128
:
“
It is something that we had never seen in the country, not even in the  armed  groups  that  operated  in  the  sixties.  We  have  only
witnessed  it  since  the  war  broke  out  in  1996 ”   Ini  perekrutan
tentara  anak  adalah  sesuatu  yang  tidak  pernah  terlihat sebelumnya  di  negara  ini,  bahkan  tidak  pula  dilakukan  oleh
kelompok  bersenjata  yang  beroperasi  pada  tahun  60an.  Kami
CNDP, Forces Democratiques pour la Liberation du Rwanda FDLR, The Mai-mai, dan Lord‟s
Resistance Army LRA sumber: ICRC, Our World Views From The Field, 9.
124
Child  Soldier  International,  Child  Soldiers  Global  Report  2001-Democratic  Republic of  The  Congo,  2001,  http:www.refworld.orgdocid498806012d.html.  Diakses  pada  17
September 2014.
125
Dora Szuj, Childern in Armed Conflicts, 355.
126
Bahasa  Swahili  merupakan  bahasa  yang  digunakan  oleh  beberapa  negara  di  Afrika yaitu  Tanzania, Kenya, Uganda, Rwanda, Burundi, Mozambik, dan RD Kongo.
127
Mark  A.  Drumbl,  Reimagining  Child  Soldiers  in  International  Law  and  Policy,New York: Oxford University Press, 2012, h. 32.
128
ICRC,  DR  Congo-Kinshasa:  Former  Child  Soldiers  Return  to  Their  Families,  24 September
2007, https:www.icrc.orgengresourcesdocumentsfeature2007congo-kinshasa-
feature-240907.htm. Diakses pada 23 Juli 2014.
52
mulai  menyaksikannya  terjadi  sejak  perang  yang  dimulai  pada tahun 1996 terjemahan penulis
Tindakan Presiden Kabila diikuti oleh kelompok pemberontak ADFL yang
menyertakan  kurang  lebih  10.000  tentara  anak  dalam  pasukan  mereka
129
. Kelompok  bersenjata  yang  beraliansi  dengan  Presiden  Kabila  seperti  RDC-ML
dan  Militisi  Mai-Mai  juga  melakukan  tindakan  serupa.  Dalam  Child  Soldier Global  Report  tahun  2004  diperkirakan  bahwa  anak-anak  berusia  di  bawah  18
tahun  hampir  setengahnya  menjadi  anggota  angkatan  bersenjata  kelompok  Mai- Mai
130
. Selain  pemerintah  RD  Kongo  dan  kelompok  pemberontak,  tentara  asing
juga  merekrut  anak-anak  negara  itu.  Selama  perang  Kongo  tahun  1996-1997 pasukan  pemerintah  Rwanda  menolong  pasukan  pemerintah  RD  Kongo  dalam
memobilisasi tentara anak
131
. Hal ini disebabkan kelompok pemberontak Rwanda, FDLR,  mengalami  kesulitan  ketika  merekrut  dan  mengontrol  orang  dewasa,
sehingga mereka beralih ke anak-anak. Berdasarkan  pada  laporan  PBB  tahun  2013  mengenai  anak-anak  dan
konflik  di  RD  Kongo,  sekitar  1200  tentara  anak  telah  direkrut  oleh  berbagai macam  kelompok  bersenjata
132
.  Konflik  yang  masih  berlanjut  di  Timur  RD
129
Sarah  K.  Lischer,  War,  Displacement,  and  the  Recruitment  of  Child  Soldiers  in  the Democratic
Republic of
Congo, April
2006, 16.
http:kms1.isn.ethz.chserviceengineFilesISN28058ipublicationdocument_singledocument45e 17691-dac4-424c-ba8f-05d877e82939en2006_4_War_Displacement.pdf.  Diakses  pada  23  Juni
2014.
130
Lischer, War, Displacement, and the Recruitment, 16.
131
Lischer, War, Displacement, and the Recruitment, 17.
132
Nduwimana, Reintegration of Child Soldiers,1.
                                            
                