Konsep Manusia dan Hubungannya dengan Kurikulum

komersialisasi di dunia pendidikan, ini akan menjadi sebab utama terjadinya praktik pendidikan diskriminatif ”. 43 Apabila dalam kehidupan manusia tidak dibarengi dengan pendidikan otomatis kehidupan manusia itu tidak akan terarah dengan baik, tetapi sebaliknya apabila kehidupan manusia dibarengi dengan pendidikan maka kehidupannya pun akan terarah dan menjadi lebih baik. Ilmu pengetahuan memegang peranan penting dalam kehidupan. Tanpa ilmu, manusia akan buta dalam segalanya. Ada banyak hal yang dapat diambil manfaatnya dari ilmu pengetahuan ini diantaranya yaitu manfaat adanya ilmu pengetahuan dan teknologi. Dengan adanya ilmu tersebut, manusia dapat menemukan lampu, komputer, televisi, dan lain-lain. Berdasarkan rumusan diatas, dapat dipahami bahwa pendidikan Islam merupakan proses membimbing dan membina fitrah peserta didik secara maksimal dan bermuara pada terciptanya pribadi peserta didik sebagai muslim al-insan al-kamil. Melalui sosok pribadi yang demikian, peserta didik diharapkan akan mampu memadukan fungsi iman, ilmu dan amal secara integral bagi terbinanya kehidupan yang harmonis, baik dunia maupun akhirat. 43 Ibid 70

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah penulis lakukan berdasarkan fakta, maka untuk menjawab rumusan masalah yang ada penulis menyajikan kesimpulan berupa : 1. Konsep manusia menurut Murthadha Muthahhari bahwa Manusia adalah makhluk yang unik, rasional, bertanggung jawab, dan memiliki kecerdasan yang tidak bisa disamakan oleh binatang karena manusia mampu menyadari bahwa tanggunng jawab terhadap tindakan-tindakan yang dilakukannya dan melihat kemampuan manusia lebih tinggi dari pada binatang. Manusia bukan saja digerakan oleh dorongan biologis saja, tetapi juga oleh kebutuhan untuk mengembangkan dirinya sampai bentuk yang ideal untuk memenuhi dirinya. Dan manusia dilahirkan tidak mengetahui sesuatu apapun, dan Allah memberikan manusia pengelihatan, pendengaran, akal dan hati yang digunakan untuk membekali kehidupannya menjadi manusia yang baik dan bersyukur. Sehingga manusia dapat beribadah kepada Tuhannya dan berbakti kepadaNya yaitu dengan mengabdikan kemampuannya di dunia ini itulah yang dinamakan manusia sempurna atau insan kamil. 2. Hubungan antara konsep manusia dengan tujuan pendidikan adalah hubungan yang sangat erat, karena keduanya mempunyai ikatan yang tidak dipisahkan antara satu dengan yang lainnya. Tujuan Pendidikan adalah menumbuhkan pola kepribadian yang sempurna guna menjadi muslim yang sebenarnya dan menjadikan manusia yang sungguh-sungguh Islami dengan begitu jalan hidupnya menjadi terang dan jelas. Melalui pendidikan manusia dapat mengembangkan kepribadiannya dengan diarahkan kepada yang lebih baik. Manusia muslim yang pintar secara intelek dan terpuji secara mora menjadikan manusia seimbang dan sempurna yang didasari dengan dua dimensi utama yakni jasmani dan rohani. Maksud dari pribadi yang sempurna dengan jasmani dan rohani adalah dimana pendidikan tidak hanya memenuhi kebutuhan jasmani seperti memberikan pendidikan dengan tujuan memiliki penghasilan yang besar, namun pendidikan juga harus memenuhi kebutuhan rohani kebahagian dalam hidup, karena dengan ilmunya seseorang mampu bersosialisasi dengan orang lain sehingga ia mampu memberikan manfaat umumnya bagi lingkungan dan khususnya untuk diri sendiri menjadi pribadi yang beriman kepada Tuhannya. Selain hal tersebut tujuan pendidikan lainnya adalah membentuk kepribadian manusia yang utuh melalui latihan kejiwaan, kecerdasan otak, penalaran, perasaan dan indra.

B. Implikasi

1. Karena manusia adalah makhluk yang merupakan resultan dari dua komponen materi dan imateri, maka konsepsi itu menghendaki proses pembinaan yang mengacu kearah realisasi dan pengembanngan komponen- komponen tersebut. Hal ini berarti bahwa sistem pendidikan Islam harus dibangun di atas konsep kesatuan integrasi antara pendidikan Qalbiyah dan Aqliyah dengan cara memberikan pelajaran agama Islam seperti pelajaran al- Qur’an Hadits dan akhlak disekolah sehingga mampu menghasilkan manusia muslim yang pintar secara intelektual dan terpuji secara moral. Jika kedua komponen itu terpisah atau dipisahkan dalam proses kependidikan Islam, maka manusia akan kehilangan keseimbangannya dan tidak akan pernah menjadi pribadi-pribadi yang sempurna al-insan al-kamil. 2. Al- Qur’an menjelaskan bahwa fungsi penciptaan manusia di alam ini adalah sebagai khalifah dan ‘abd. Untuk melaksanakan fungsi ini Allah SWT membekali manusia dengan seperangkat potensi. Dalam koteks ini, maka pendidikan Islam harus merupakan upaya yang ditujukan kea rah pengembangan potensi yang dimiliki manusia secara maksimal sehingga dapat diwujudkan dalambentuk konkrit, dalam arti berkemampuan menciptakan sesuatu yang bermanfaat bagi diri, masyarakat dan lingkungannya sebagai realisasi fungsi dan tujuan penciptaannya, baik sebagai khlifah maupun ‘abd.

C. Saran

Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menggunakan sumber yang cukup mendasar. Selain itu, bentuk pemaparan dan penjelasannya menggunakan metode deskripsi dimana penulis memaparkan apa yang penulis temukan dengan sejelas mungkin. Penggunaan gaya bahasa yang mudah dipahami membuat sebuah kajian baru dalam menyelesaikan suatu penelitian pemikiran tokoh. Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang perlu ditambah dan diperbaiki. Untuk itu dengan penuh kerendahan hati dengan tidak maksud menggurui, penulis ingin menuliskan beberapa saran 1. Penulis mengharapkan para pembaca dapat mengembangkan lagi mengenai pemikiran tokoh Murthadha Muthahhari. 2. Penulis mengharapkan para pembaca juga dapat mengembangkan kajian konsep manusia dan tujuan pendidikan Islam menurut tokoh-tokoh pendidikan lainnya. 3. Untuk terakhir kalinya penulis berharap agar dengan hadirnya skripsi ini menjadikan referensi yang bermanfaat bagi adik – adik penerus saya. ‘\ 74 DAFTAR PUSTAKA Al-Abrasy, Muhammad Athiyah, Dasar-dasar Pokok Pendidikan Islam. terj. Gani Bustami A. dan Djohar Bahry. Jakarta: Bulan bintang, 1974 Al-Rasyidin dan Samsul Nizar. Pendekatan Historis, Teoritis dan Praktis, Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta: PT Ciputat Press, 2005 Al-Syaibany, Omar Mohammad Al-Toumy, Falsafah Pendidikan Islam. Jakarta: Bulan Bintang, 1975 Amini, Ibrahim, Asupan Ilahi. Jakarta: Al-Huda, 2011 Arifin, Muhammad, Ilmu Pendidikan Islam: Suatu Tinjauan Teoritis Dan Praktis Berdasarkan Pendekatan Interdisipline. Jakarta: Bina Aksara, 1991 Ashraf, Ali, Horison Baru Pendidikan Islam. Jakarta: Pustaka Progresif, 1989 Baker, Anton, Achmad Charis Zubair, Metodelogi Penelitian Filsafat. Yogyakarta: Kanisius, 1990 D, Ahmad Marimba, Pengantar Filsafat Pendidikan Islam. Bandung: Al- Ma’rif, 1989 Dauz Biotekhno Hakekat Manusia Dengan Pendidikan Diposkan Di 02.24 Selasa, 09 Oktober 2012 Departemen Dalam Negeri, Undang – undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta : PT. Kloang Klede Putra Timur, 2003 Hasbullah, Kapita Selekta Pendidikan Islam. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1996 Jalaluddin dan Abdullah Idi, Filsafat Pendidikan, Manusia Filsafat dan pendidikan. Jakarta: Radar Jaya Offset, 2002 Langgulung, Hasan, Manusia Pendidikan; Suatu Analisa Psikologis, Filsafat, dan pendidikan. Jakarta: PT. Pusaka Al HusnaBaru, 2004 Muthahhari, Murtadha, Bimbingan Untuk Generasi Muda. Jakarta: Sadra International Institute, 2011 _______, Bedah Tuntas Fitrah. Jakarta: Citra, 2011 _______, Ceramah-ceramah Seputar Persoalan Penting Agama dan Kehidupan. Jakarta: Lentera, 1999 _______, Dasar-Dasar Epitimologi Pendidikan Islam. Jakarta: Sadra International Institute, 2011 _______, Keadilan Ilahi; Asas Pandangan Dunia Islam, Terj: Agus Efendi. Bandung: Mizan, 1995 _______, Man and Universe. Qum: Ansariyan Publication, 1401 H