Biografi Murtadha Muthahhari PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN

tidak berate bahwa dia tidak memiliki spiritualitas, atau dia menafsirkan dogma samawi secara filosofis, atau dia menerapkan terminology filosofis pada semua masalah keagamaan. Tetapi dia memandang peraihan ilmu pengetahuan dan pemahaman sebagai tujuan dan manfaat utama agama.Karena itu dia berbeda dengan banyak ulama yang menjadikan fiqh segala-galanya dari kurikulum, atau dengan kaum modernis yang memandang filsafat sebagai cermin pengacauan helenis ke dalam dunia Islam, serta dengan mereka yang semangat revolusinya membuat tidak sabar terhadap pemikiran filosofis. 13 Pada tahun 1952 beliau meninggalkan Qum dan menuju Teheran, di sana ia menikah dengan putrid Ayatullah Ruhani, dan mulai mengajar filsafat di Madrasah Marvi, salah satu lembaga pengetahuan keagamaan di ibukota. Di Teheran ia menemukan suatu bidang kegiatan keagamaan, pendidikan, dan perpolitikan yang lebih luas dan memuaskan. Tahun 1954 ia mengajar teologi dan ilmu keislaman di Universitas Teheran. Ia mengajar di sana selama 22 tahun, pemgangkatannya dan promosinya ke professor tertunda oleh kecemburuan sebagian koleganya dan pertimbangan-pertimbangan politis yaitu kedekatannya dengan Imam Khomeini yang telah diketahui dengan luas. 14 Karena niat untuk menyebarkan agama Islam di tengah masyarakat dan keterlibatan yang efektif para ulama dalam urusan sosial, membuatnya diangkat menjadi pimpinan kelompok ulama Teheran, dikenal dengan “masyarakat keagamaan bulanan”.Suatu langkah serupa yang jauh lebih penting adalah pendirian Husainiyah al-Irsyad, sebuah lembaga di Teheran Utara yang dimaksudkan untuk memperoleh kesetiaan kaum muda berpendidikan sekuler kepada Islam. Tahun 1965 Muthahhari termasuk salah satu anggota badan pengarah, ia juga memberikan kuliah di sana, juga menyunting dan menyumbang bagi beberapa karyanya. Lembaga tersebut 13 Murtadha Muthahhari, Pengantar Pemikiran Shadra, h. 30 14 Murtadha Muthahhari, Pengantar Pemikiran Shadra, h. 31-32 memperoleh dukungan banyak orang.Salah satunya adalah konteks politik aktifitas-aktifitas lembaga, yang menimbukan perbedaan mengenai perlu tidaknya aktifitas lembaga masuk kedalam kancah konfrontasi politik.Sebuah masalah yang lebih radikal dimunculkan oleh adanya konsep-konsep dan interpretasi yang saling bertentangan didalam Husainiyah Irsyad mengenai Islam dan misi sosial kulturalnya.Diungkapkan secara lebih sederhana, di dalam lembaga ini ada kepribadian mencolok Ali Syariati dan kontroversi- kontroversi yang dilahirkannya. 15 Sosok Muthahhari tidak dapat dipisahkan dengan Imam Khomeini, karena kesamaan pemikiran yang mendasar yaitu menginginkan adanya revolusi di Iran, maka komitmen itu tidak dapat diganggu gugat oleh siapapun untuk melawan rezim Pahlevi yang dictator.Sehingga Muthahhari sangat dipengaruhi intelektualnya dengan orientasi keinginan untuk merubah tatanan sebuah Negara yang berorientasi Islam. Ketika Imam Khomeini diasingkan ke Turki, pada tanggal 4 November 1964, maka selama pengasingan ini Muthahhari lah yang mengambil alih kepemimpinan dan menggerakkan para ulama mujahidin bersama ulama lainnya.Selama masa ini Muthahhari tetap berhubungan dengan beliau baik secar langsung maupun tak langsung.Selama tahun-tahun yang penuh dengan pertentangan politik Muthahhari bekerja keras untuk menjelaskan ideology Islam yang otentik baik melalui khutbah di fakultas-fakultas, lembaga- lembaga Islam, di masjid-masjid maupun melalui artikel serta komentar- komentar yang disiarkan. Kedekatan Muthahhari dengan Imam Khomeini dikukuhkan dengan ditunjuknya ia sebagai anggota Dewan Revolusi Islam, yang keberadaannya dikukuhkan pada tanggal 12 Januari 1979. Bersama anggota lainnya dengan oleh Muthahhari dan Dewan Revolusi Islam memainkan peranan penting dalam mengorganisasikankekuatan-kekuatan revolusioner. Pengabdian 15 Ibid, h. 34 Muthahhari kepada Revolusi Islam dihentikan secara brutal dengan pembunuhan atas dirinya pada 1 Mei 1979 oleh kelompok Furqan, yang menyat akan diri sebagai pendukung suatu “Islam Progresif”, yang bebas dari apa yang mereka sebut “pengaruh menyimpang ulama”. Pada Selasa, 1 Mei 1979, Muthahhari pergi ke rumah Dr.Yadullah Sahabi untuk berkumpul dengan para anggota lain dari Dewan Revolusi Iran. Sekitar 22:30 ia meninggalkan rumah Sahabi dan berjalan sendiri menuju sebuah gang di mana mobil yang akan mebawanya pulang di parker disitu. Muthahhari tiba-tiba mendengar suara yang tak ia kenal memanggil-manggilnya. Ia memandang sekeliling untuk melihat dari mana asal suara itu, dan sebutir peluru pun menghantam kepalanya, masuk dibawah gendang telinga kanan dan keluar diatas alis kirinya. Ia hampir wafat seketika. Walaupun ia dilarikan ke rumah sakit terdekat, tidak ada yang dapat dilakukan kecuali kabar duka cita kematiannya. Jenazahnya pertama-tama dibawa ke Universitas Teheran untuk disholatkan dan kemudian ke Qum untuk dikuburkan, bersebelahan dengan makam Syekh Abdulkarim q.s. 16 Imam Khomeini tidak menyembunyikan tangisnya ketika Muthahhari dimakamkan dan ia menggambarkannya sebagai “putra tercinta”, sebagai “buah hidupku”, sebagai “sebagian dagingku”. Tetapi dalam sambutan perkabungannya, Imam Khomeini juga menunjukkan bahwa kepergiannya tidak menghilangkan pribadinya, tidak pula mengganggu jalannya revolusi. 17

C. Karya-karya Murthadha Muthahhari

Karya-karya Muthahhari baik hasil ceramah maupun tulisan sangat banyak, mencapai lebih dari 200 karya dalam berbagai bidang, seperti filsafat, 16 Murtadha Muthahhari, Bimbingan Untuk Generasi Muda, h. 27 17 Murtadha Muthahhari, Pengantar Pemikiran Shadra, h. 41 kalam, sosiologi, sejarah dan antropologi, dan etika. Karya-karya Muthahhari telah dibukukan dan diterjemahkan keberbagai bahsa, termasuk Indonesia. 18 Diantara buku yang telah diterbitkan adalah: Ins ản Kảmil, buku ini dilatarbelakangi karena kondisi masyarakat saat ini yang sangat memperhatikan sisi social tanpa memperhatikan sisi spiritual. Ia mencoba menjelaskan wajah Islam yang konfrehensif. Insan Kamil adalah manusia yang multi dimensional, dengan melaksanakan seluruh ajaran Islam dengan utuh dan harmonis. Mas’ale-ye Syenỏkh, berasal dari sepuluh ceramah, yang disampaikan pada bulan Muharram tahun 1379H1977, hal ini dijelaskan untuk menguatkan landasan fisafat, karena pada masa itu sangat mempunyai arti dan pengaruh yang khusus untuk melawan para pengikut marxisme yang telah melakukan aktifitas besar-besaran di bidang kebudayaan dan mendapat restu dari kerajaan, sehingga ia mencoba melawan dengan memperbaiki kerangka pemikiran umat Islam agar tidak terjebak dengan ajaran Marxis. al-Adl al-Ilahi, merupakan karya beliau yang sistematis dan sempurna tentang konsep keadilan, baik keadilan Tuhan maupun keadilan manusia. Bahwa keadilan Tuhan adalah sebuah keniscayaan bagi seluruh system alam, baik yang berwujud fisik atau yang berwujud non fisik. Pada bab pertama dibahas pandangan mengenai jabr dan ikhtiar yang pada beberapa aliran kalam, yang intinya, bagaimana pandangan manusia secara umum tentang kejadian-kejadian yang ada di ala mini, baik secara rasional dan juga secara spiritual, hingga menimbulkan pandangan dan prinsip yang bermacam- macam. Goal of Life, buku yang dikumpulkan dari ceramah beliau ketika menyampaikan tentang Islam, tujuan dan keniscayaan proses dan penyempurnaan manusia. Buku ini terdiri dari lima pokok bahasan, yaitu: 18 Muhsin Labib, Para Filosof; Sebelum dan Sesudah Mulla Sadra, Jakarta: al-Huda, 2005, cet 1, h. 280 mengenai tujuan penciptaan, landasan etika personal dan etika sosial, agama, mazhab pemikiran, dan pandangan dunia Islam, dan proses penyempurnaan manusia serta tauhid Islam. Bis Guft ỏr, buku ini berisi kumpulan dari 20 ceramah Muthahhari yang disampaikan dihadapan masyarakat umum sekitar tahun 1378-1382 H, di dalamnya dijelaskan mengenai keadilan. Perspektif al- Qur’an tentang Manusia dan Agama, buku ini membahas mengenai tiga persoalan pokok yaitu manusia dan keimanan, manusia menurut al- qur’an, manusia dan takdirnya.Kesemuanya berbicara bagaimana mengangkat posisi kemanusiaan untuk tetap menjadikan manusia pada posisi kemanusiaannya sehingga beliau sangat mendasar dalam menjelaskannya mulai dari kepribadiannya sampai kepada kebebasan dan juga ketidakbebasannya. 19 Man and Univers, buku ini merupakan akumulasi poin-poin penting tentang manusia dan alam semesta, pembahasannya mengenai berbagai problematika tentang manusia dan binatang, ilmu pengetahuan dan agama, mazhab pemikiran dan sumber-sumber pemikiran, kearifan, keadilan serta argumentasinya yang ilmiah, filosofis, logis serta merujuk kepada al- qur’an. 20 Fundamentalsof Islamic Though God, Man and Univers, di dalamnya juga merupakan persoalan Tuhan, manusia dan alam semesta, lebih rinci dia juga membahas berbagai dasar keyakinan manusia seperti pandangan dengan dunia tauhid, filsafat, baik iluminasi maupun paripatetik tetapi tidak terlepas bahasannya dengan kehidupan didalam al- qur’an. Introduction to Kalam, ilmu kalam adalah ilmu yang mengkaji mengenai dasar-dasar pokok akidah seseorang terhadap teologi, buku ini membahas doktrin-doktrin dasar utama kalam beserta modifikasinya, meskipun merujuk dari pemahamn teologi mu’tazilah, asy’ariyah, tetapi teologi yang ditawarkan 19 Muhsin Labib, Para Filosof; Sebelum dan Sesudah Mulla Sadra, h. 281 20 Muhsin Labib, Para Filosof; Sebelum dan Sesudah Mulla Sadra, h. 281