PENUTUP Konsep Manusia dan implementasinya dalam perumusan Tujuan Pendidikan Islam Menurut Murtadha Muthahhari.
kebudayaan luar, khususnya kebudayaan barat. Ini merupakan efek dari arus globalisasi yang sangat kencang sehingga banyak kebudayaan
– kebudayaan dari luar yang bebas keluar masuk ke dalam Negara kita ini sehingga kebudayaan kita
sedikit terpengaruh. Manusia menurut Al-
Qur‟an, memiliki potensi untuk meraih ilmu dan mengembangkannya dengan seizin Allah. Karena itu bertebaran ayat yang
memerintahkan manusia menempuh berbagai cara untuk mewujudkan hal tersebut. Allah juga menegaskan bahwa pengetahuan manusia amatlah terbatas.
Allah berfirman :
11
Artinya: “Kamu hanya di beri pengetahuan yang sedikit”. QS. Al-Isra‟ :85 Kepribadian secara utuh hanya mungkin dibentuk melalui pengaruh
lingkungan, khususnya pendidikan. Adapun sasaran yang yang dituju dalam pembentukan kepribadian ini adalah kepribadian yang memiliki akhlak yang
mulia. Dan tingkat kemuliaan akhlak erat kaitannya dengan tingkat keimanan. Sebab Nabi mengemukakan “orang mukmin yang paling sempurna imannya,
adalah orang mukmin yang paling baik akhlaknya” Hadits, yang juga
merupakan tujuan pembentukan kepribadian muslim.
12
Muthahhari adalah seorang tokoh intelektual Iran yang terkenal sangat produktif dalam mengeluarkan pemikiran-pemikiran baru mengenai ajaran Islam
lewat karya-karyanya. Bisa dikatakan, bahwa beliau adalah kampiun bagi kebangkitan tradisi intellektual dan rasional di dunia Muslim. Namun, di sisi lain,
belum di jumpai sebuah karya khusus dari beliau mengenai pendidikan.
11
Quraish Shihab, Wawasan Al-
qur‟an, Bandung: Mizan,2000 Cet ke-XI, h.435-436.s
12
Jalaluddin dan Drs. Usman Said, Filsafat Pendidikan Islam, Konsep dan Perkembangan
Pemikirannya, Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 1996, h. 95
Iman dan ilmu adalah karakteristik kemanusiaan, maka pemisahan keduanya akan menurunkan martabat manusia. Iman tanpa ilmu akan mengakibatkan
fanatisme dan kemunduran, takhayul dan kebodohan. Ilmu tanpa iman akan digunakan untuk memuaskan kerakusan, kepongahan, ambisi, penindasan,
perbudakan, penipuan dan kecurangan. Muthahhari menegaskan bahwa Islamlah satu-satunya agama yang memadukan iman dan ilmu sains.
13
Keterkaitan antara iman dan ilmu serta pertalian keduanya yang tidak dapat dipisahkan selalu mewarnai pemikiran dan dasar tujuan pendidikan Muthahhari.
Lazimnya para ulama yang lain, Muthahhari menegaskan bahwa kewajiban menuntut ilmu tidak bisa tergantikan.
Banyak sekali hadis-hadis yang mewajibkan menuntut ilmu. “Mencari ilmu
wajib hukumnya bagi setiap muslim”.
14
Arti dari hadis ini adalah bahwa salah satu kewajiban Islam, yang sejajar dengan semua kewajiban lainnya adalah
mencari dan menuntut ilmu. Mencari ilmu adalah wajib hukumnya bagi setiap orang muslim; tidak hanya dikhususkan bagi satu kelompok dan tidak bagi
kelompok yang lain.
15
Di dalam sejarah disebutkan bahwa pada masa sebelum datangnya Islam, sebagian masyarakat berperadaban pada waktu itu memandang bahwa mencari
ilmu adalah hak sebagian kelompok, dan tidak mengakui bahwa mencari ilmu adalah hak seluruh lapisan masyarakat. Di dalam Islam, ilmu bukan hanya
dianggap sebagai hak setiap orang, melainkan Islam menganggapnya sebagai tugas dan kewajiban bagi semua orang. Mencari ilmu adalah sebuah kewajiban
sebagaimana kewajiban-kewajiban yang lain seperti sholat, puasa, zakat, dan haji.
13
Murtadha Muthahhari, Man and Universe Qum: Ansariyan Publication, 1401 H Cet. Ke-1, h.
11.
14
Ushul al-Kafi, Jld. I, h. 30.
15
Murtadha Muthahhari, Ceramah-ceramah Seputar Persoalan Penting Agama dan Kehidupan,
Jakarta: Lentera, 1999 Cet. Ke-1, h. 157.