Dasar – Dasar Pendidikan Agama Islam

Ibnu Khaldun sebagaimana dikutip dalam undang-undang Republik Indonesia nomor 20 mengatakan: “Sesungguhnya tujuan pendidikan yang bersumber dari al Qur‟an adalah untuk mencapai tujuan akhlak karimah melalui jalan agama yang diturunkan untuk mendidik jiwa manusia serta menegakan akhlak yang membangkitkan kepada perbuatan yang baik.” 19 Tujuan pendidikan Islam secara umum menurut beberapa pakar pendidikan adalah sebagai berikut : Athiyah Al Abrasy sebagaimana dikutip oleh Hasan Langgulung menyimpulkan tujuan umum pendidikan Islam menjadi lima yaitu : 1. Untuk pembentukan akhlak yang mulia. Kaum muslimin dari dahulu kala sampai sekarang setuju bahwa pendidikan akhlak adalah inti pendidikan Islam, dan bahwa mencapai akhlak yang sempurna adalah tujuan pendidikan yang sebenarnya. 2. Persiapan untuk kehidupan dunia dan kehidupan akhirat. Pendidikan Islam bukan hanya menitik beratkan pada keagamaan saja, atau pada keduniaan saja, tetapi pada kedua – duanya. 3. Persiapan untuk mencari rezeki dan pemeliharaan segi manfaat, atau yang lebih dikenal sekarang ini dengan nama tujuan – tujuan vokasional dan profesional. 4. Menumbuhkan semangat ilmiah pada pelajar dan memuaskan keinginan tahu curiosity dan memungkinkan ia mengkaji ilmu demi ilmu itu sendiri. 5. Menyiapkan pelajar dari segi professional, teknikal dan pertukangan supaya dapat menguasai profesi tertentu, dan keterampilan pekerjaan tertentu agar ia dapat mencari rezeki dalam hidup disamping memelihara segi kerohanian dan keagamaan. 20 19 Departemen Dalam Negeri, Undang – undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, Jakarta : PT. Kloang Klede Putra Timur, 2003, h. 10 dan 17 20 Hasan Langgulung, Manusia Pendidikan; Suatu Analisa Psikologis, Filsafat, dan pendidikan, Jakarta: PT. Pusaka Al HusnaBaru, 2004, h. 51 Menurut Abdul Fatah Jalal sebagaimana dikutip oleh Hasan Langgulung, tujuan umum pendidikan Islam ialah “Terwujudnya manusia sebagai hamba Allah ”. Jadi menurut Islam, pendidikan haruslah menjadikan seluruh manusia yang menghambakan kepada Allah. Yang dimaksud menghambakan diri ialah beribadah kepada Allah. Islam menghendaki agar manusia dididik supaya ia mampu merealisasikan tujuan hidupnya sebagaimana yang telah digariskan oleh Allah. Tujuan hidup menusia itu menurut Allah ialah beribadah kepada Allah. Seperti dalam surat Adzariyat ayat 56 : “ Dan Aku tidak menciptakan Jin dan Manusia kecuali supaya mereka beribadah kepada- Ku”. Menurut Quraish Shihab dalam kitab Tafsir Al-Mishbah mengatakan bahwa Hakikat ibadah adalah “Menempatka diri seseorang dalam kedudukan kerendahan dan ketundukan serta mengarahkannya kearah maqam Tuhannya ”. Dan tentu saja anda telah memahami apa yang dimaksud dengan tujuan oleh ulama ini, yakni bertujuan member kesempurnaan bagi pencipta, bukan bagi sang pencipta. 21 Jadi ibadah itu manfaatnya tidak hanya untuk Tuhannya melainkan untuk diri sendiri seperti perintahnya untuk beribadah, ibadah itu bisa didapat melalui pendidikan dan dengan pendidikan manusia akan menjadi manusia yang bermartabat dan itulah yang membedakan manusia dengan hewan, hewan adalah makhluk Allah yang beribadah tetapi tidak berpendidikan, sedangkan manuisa mencakup keduanya. Jalal menyatakan bahwa “Sebagian orang mengira ibadah itu terbatas pada menunaikan shalat, shaum pada bulan Ramadhan, mengeluarkan zakat, ibadah Haji, serta mengucapkan syahadat ”. Tetapi sebenarnya ibadah itu mencakup semua amal, pikiran, dan perasaan 21 M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Mishbah, Jakarta : Lentera Hati, 2002, h. 111 yang dihadapkan atau disandarkan kepada Allah. Aspek ibadah merupakan kewajiban orang islam untuk mempelajarinya agar ia dapat mengamalkannya dengan cara yang benar. 22 Dari beberapa pernyataan tersebut di atas, penulis berkesimpulan bahwa tujuan umum pendidikan Islam adalah “Mengadakan perubahan – perubahan manusia dengan mengembangkan potensi – potensi yang di anugrahkan oleh Allah swt. Supaya manusia mencapai tujuan kekhalifahannya dimuka bumi ini ”. Pendidikan Islam juga memiliki tujuan khusus. Tujuan khusus pendidikan Islam dalam penumbuhan semangat agama dan akhlak adalah: 1. Memperkenalkan kepada generasi muda akan akidah Islam, dasar – dasarnya, asal usul ibadat, dari cara – cara melaksanakannya dengan betul, dengan membiasakan mereka berhati – hati mematuhi akidah – akidah agama den menjalankan dan menghormati syiar – syiar agama. 2. Menumbuhkan kesadaran yang betul pada diri pelajar terhadap agama termasuk prinsip –prinsip dan dasar–dasar akhlak yang mulia. 3. Menanamkan keimanan kepada Allah pencipta alam, dan kepada malaikat, rasul –rasul, kitab–kitab dan hari akhir berdasar pada kesadaran dan perasaan. 4. Membersihkan hati mereka dari rasa dengki, hasud, iri hati, benci, kekasaran, perpecahan dan perselisihan. Tujuan khusus ini yang dapat saya simpulkan semua yang kita lakukan di dunia ini didasarkan dengan ibadah kepada Allah serta menamkan dasar agama yang mendalam pada diri manusia peserta didik sehingga tertanam akhlak yang mulia dan beranfaat utnuk dunia dan akhirat. 22 Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan Dalam Perspektif Islam, h. 46-47 Ibnu Khaldun sebagaimana dikuti oleh Hasan Langgulung yaitu Ibnu Khaldun seorang pemikir terakihr dari zama keemasan generasi Islam yang banyak menulis mengenai pendidikan, menyebutkan tujuan khusus pendidikan Islam sebagai berikut; 1. Mempersiapkan seseorang dari segi keagamaan yaitu mengajarkannya syiar –syiar agama menurut al Qur‟an dan as Sunna, sebab dengan jalan itu potensi iman itu diperkuat, sebagaimana halnya dengan poteni – potensi lain yang jika telah mendarah daging maka itu seakan akan menjadi fitrah. 2. Menyiapkan seseorang dari segi akhlak. 3. Menyiapkan seseorang dari segi kemasyarakatan atau sosial. 4. Menyiapkan seseorang dari segi vokasional atau pekerjaan. Dikatakannya bahwa mencari dan menegakan hidupnya mencari pekerjaan, sebagaimana ditegaskannya pentingnya pekerjaan sepanjang amal manusia, sedang pengajaran atau pendidikan dianggapnya termasuk diantara keterampilan – keterampilan itu. 5. Menyiapkan seseorang dari segi pemikiran, sebab dengan pemikiranlah seseorang itu dapat memegang berbagai pekerjaan dan pertukangan tertentu. 6. Menyiapkan seseorang dari segi kesenian, disini termasuklah musik, syiar, khat, seni bina, dan lain – lain. 23 Dengan demikian penulis dapat menyimpulkan bahwa tujuan akhir dari pendidikan Islam adalah “Mengembangkan empat aspek potensi manusia yakni fitrah, roh, kemauan yang bebas dan akal, supaya dapat menempati kedudukan sebagai kholifah Allah dimuka bumi ini, manusia memakmurkan alam semesta melalui ketaatan dan penghambaannya kepada Allah SWT ”. Sedangkan tujuan umum dalam pendidikan Islam menurut Ali Khalil Abu al-Aynaim adalah “Membentuk pribadi yang beribadah kepada 23 Hasan Langgulung, Manusia Pendidikan; Suatu Analisa Psikologis, Filsafat, dan pendidikan, Jakarta: PT. Pusaka Al HusnaBaru, 2004, h. 55 - 56 Allah. Sifat tujuan umum ini tetap, berlaku di sepanjang tempat, waktu dan keadaan. Sedangkan tujuan khusus pendidikan Islam di tetepkan berdasarkan keadaan tempat dengan mempertimbangkan keadaan geografi, ekonomi, dan lain –lain yang ada di tempat itu. Tujuan khusus ini dapat di rumuskan berdasarkan ijtihad para ahli di tempat itu ”. 24 pendapat ini ada dua unsur kontan dan unsur fleksibelitas dalam tujuan pendidikan Islam. Pada tujuan pendidikan Islam yang bersifat umum terkandung unsur konstan, tetap berlaku sepanjangn zaman, tempat, dan keadaan, tidak akan mengalami perubahan serta pergantian sepanjang zaman. Sedangkan pada tujuan pendidikan Islam yang bersifat khusus terkandung unsur fleksibelitas. Tujuan khusus ini dapat dirumuskan sesuai dengan keadaan zaman, tempat dan waktu namun tetap tidak bertentangan dengan tujuan yang lebih tinggi yaitu tujuan akhir atau tujuan umum. Uraian mengenai tujuan pendidikan Islam tersebut memperlihatkan dengan jelas keterlibatan fungsional mengenai gambaran ideal dari manusia yang ingin di bentuk oleh kegiatan pendidikan. Perumusan pendidikan Islam itu pada hakikatnya adalah pekerjaan para filosof di bidang pendidikan yang merupakan rumusan filosof tentang manusia yang ideal dengan berdasarkan pada ajaran Islam sebagai sumber acuan utamanya yaitu al- Qur‟an dan al-Hadits. 25 Perlu diingat bahwa pengalaman nyata orang tua sebagai pendidik akan membawanya kepada kesadaran akan nilai – nilai budi pekerti luhur lainnya yang lebih relavan untuk perkembangan anak. Dengan demikian faktor eksperimentasi percobaan yang disertai dengan niat yang tulus dan kejujuran ketika memandang suatu masalah dikatakan sangat penting dalam usaha menemukan dan mengembangkan agenda – agenda pendidikan keagamaan untuk perbaikan moral anak dalam rumah tangga maupun bermasyarakat. Hal itu tidak lain adalah demi 24 Ali Khalil Abu al-Ainain, Falsafah al-Tarbiyah al- Islamiyah fi Qur‟an al-Karim, Mesir: Dar al-Fikr al- „Arabiyah, 1980, h. 153-217 25 Abudinnata, Filsafat Pendidikan Islam 1, ciputat : logos Wacana Ilmu, 1997 h. 58