Deskripsi Data Penerapan metode pembelajaran pendidikan agama islam pada program akselerasi di SMPN 3 Tangerang Selatan

57 Tabel di atas menunjukkan bahwa sebagian besar siswa menyatakan bahwa guru PAI tidak pernah menggunakan media pembelajaran pada saat mengajar, padahal hasil observasi menyatakan ada beberapa media pembelajaran seperti radio, TV, laptop dan LCD. Tapi hasil wawancara dengan guru PAI dan isi RPP PAI, media pembelajaran yang sering dipergunakan adalah yang bersifat buku, seperti Al-Quran, buku paket PAI dan beberapa buku yang relevan saja.

c. Penggunaan metode pembelajaran

Tabel 4.6 Tanggapan terhadap pentingnya PAI bagi kehidupan No AlternatifJawaban F Persentase 1 Sangat setuju 15 60 2 Setuju 7 28 3 Kurang setuju 4 Tidak setuju 3 12 Jumlah 25 100 Tabel 4.7 Kesenangan dalam belajar agama No AlternatifJawaban F Persentase 1 Sangat setuju 14 56 2 Setuju 11 44 3 Kurang setuju 4 Tidak setuju Jumlah 25 100 Tabel 4.8 Kewajiban Mempelajari PAI No AlternatifJawaban F Persentase 1 Sangat setuju 17 68 2 Setuju 8 32 3 Kurang setuju 4 Tidak setuju Jumlah 25 100 Dari hasil tabel di atas, dapat diketahui bahwa siswa-siswa kelas akselerasi senang belajar PAI, ini terbukti dengan jawaban dari delapan belas siswa merasa sangat setuju karena guru PAI menggunakan metode 58 yang menarik dalam menyampaikan materi dan lima belas siswa mengatakan bahwa PAI memang wajib untuk dipelajari karena penting bagi kehidupan. Namun ada tanggapan dari tiga siswa akselerasi yang menyatakan bahwa PAI tidak penting bagi kehidupan, karena anak tersebut bukan beragama Islam tapi beragama kristen. Pada dasarnya siswa akselerasi kelas tiga tahun ajaran ini tidak semuanya beragama Islam. Siswa yang beragama lain tetap berada di ruangan kelas pada saat pelajaran PAI berlangsung. Tabel 4.9 Penggunaan metode tanya jawab No AlternatifJawaban F Persentase 1 Selalu 5 20 2 Sering 7 28 3 Kadang-kadang 12 48 4 Tidak pernah 1 4 Jumlah 25 100 Tabel 4.10 Penggunaan metode diskusi No AlternatifJawaban F Persentase 1 Selalu 4 16 2 Sering 2 8 3 Kadang-kadang 10 40 4 Tidak pernah 9 36 Jumlah 25 100 Tebel 4.11 Penggunaan metode ceramah No AlternatifJawaban F Persentase 1 Selalu 15 60 2 Sering 10 40 3 Kadang-kadang 4 Tidak pernah Jumlah 25 100 Tabel 4.12 Penggunaan metode kerja kelompok No AlternatifJawaban F Persentase 1 Selalu 9 36 59 2 Sering 8 32 3 Kadang-kadang 3 12 4 Tidak pernah 5 20 Jumlah 25 100 Tabel 4.13 Penggunaan metode demonstrasi No AlternatifJawaban F Persentase 1 Selalu 10 40 2 Sering 6 24 3 Kadang-kadang 9 36 4 Tidak pernah Jumlah 25 100 Tabel 4.14 Penggunaan metode karya wisata No AlternatifJawaban F Persentase 1 Selalu 2 8 2 Sering 8 32 3 Kadang-kadang 4 Tidak pernah 15 60 Jumlah 25 100 Dari hasil 6 angket di atas menunjukkan bahwa, metode yang sudah diterapkan oleh guru PAI selama ini di kelas akselerasi SMP Negeri 3 Tangerang Selatan dalam mengajar adalah metode ceramah, metode kerja kelompok dan metode demonstrasi.Dari hasil wawancara dengan guru PAI bapak Drs. H. Anwaruddin, metode ini memang sudah diterapkan, tapi jarang dipergunakan, tapi dalam menyampaikan materi tidak terfokus dengan buku atau referensi yang ada, keadaan di luar pun yang sifatnya aktual dan menyangkut dengan materi akan disampaikan, supaya pengetahuan mereka pun menjadi berkembang. Tabel 4.15 Kesan terhadap kerja kelompok No AlternatifJawaban F Persentase 1 Sangat setuju 5 20 2 Setuju 10 40 3 Kurang setuju 7 28 60 4 Tidak setuju 3 12 Jumlah 25 100 Tabel 4.16 Penggunaan metode pembelajaran No AlternatifJawaban F Persentase 1 Selalu 10 2 Sering 15 40 3 Kadang-kadang 60 4 Tidak pernah Jumlah 25 100 Namun di lihat dari tabel di atas bahwa metodepembelajaran sudah diterapkan di kelas akseleraasi, ada 10siswa senang belajar kelompok, hal ini harus diterapkan oleh guru PAI karena ke enammetode ini saling berkaitan satu sama lain dan membangun pola fikir siswa juga. Hasil wawancara dengan guru agama menyatakan untuk menggunakan metodepembelajaran dalam penyampaian materi sudah sepenuhnya dipergunakan karena guru agama sendiri ingin menilai sejauh mana tingkat pemahaman setiap siswa pada materi yang disampaikan. Tabel 4.17 Tanggapan terhadap pembelajaran yang tidak menggunakan variasi dalam mengajar No AlternatifJawaban F Persentase 1 Sangat setuju 10 48 2 Setuju 5 19 3 Kurang setuju 4 19 4 Tidak setuju 6 14 Jumlah 25 100 Pada dasarnya anak-anak akselerasi akan merasakan kejenuhan dalam belajar apabila gurunya khususnya pelajaran PAI tidak mempergunakan metode dalam mengajar, terbukti dari tabel di atas bahwa sebagian besar siswa akselerasi sangat setuju akan kejenuhan yang dialami apabila tidak ada variasi dalam menyampaikan materi. 61

d. Penggunaan kurikulum

Hasil wawancara dengan koordinator program akselerasi menyatakan bahwa kurikulum yang dipergunakan adalah KTSP, sama halnya dengan program regular tapi yang membedakan waktu belajar akselerasi hanya pada percepatan, yang tadinya 3 tahun bisa ditempuh dengan hanya 2 tahun. Pendapat ini tertera juga di dalam PSB 20122013 Program CI-BI Akselerasi.

e. Pengelolaan waktu pembelajaran

Karena akselerasi adalah percepatan maksudnya siswa harus mampu menyerap materi dengan waktu yang singkat maka guru agama mensiasati dalam sekali pertemuan apabila siswa-siswanya sudah faham pada materi yang sudah dijelaskan maka langsung beralih kemateri selanjutnya. Hasil wawancara dengan guru PAI menyatakan bahwa minimal dalam satu kali pertemuan mempelajari duakompetensi dasar.Pendapat ini disepakati oleh koordinator program akselerasi yang menambahkan bahwa anak-anak kelas akselerasi memang sudah memiliki IQ yang tinggi, guru hanya mengarahkannya saja.

2. Hasil Pembelajaran PAI di Kelas Akselerasi

a. Nilai ujian semester kelas akselerasi pada mata pelajaran PAI

Hasil wawancara dengan guru PAI menyatakan bahwa strategi pembelajaran yang selama ini dipergunakan mempunyai pengaruh yang cukup signifikan karena nilai mereka semua melebihi KKM yang berlaku yaitu 7.5. Berdasarkan hasil dokumentasi nilai raport semester 5 paling tinggi 87 dan terendah 77, ini di atas nilai ketuntasan 75.Sebuah pencapaian yang sesuai mengingat mereka adalah siswa yang teridentifikasi sebagai siswa yang memiliki kecerdasan istimewa dan bakat istimewa. Dan sebagian dari mereka menyadari bahwa tanpa menggunakan metode pembelajaran nilai mereka tidak akan mencapai target sesuai dengan tabel di bawah ini: 62 Tabel 4.18 Pembelajaran tanpa menggunakan metode No AlternatifJawaban F Persentase 1 Sangat setuju 2 Setuju 8 32 3 Kurang setuju 12 48 4 Tidak setuju 5 20 Jumlah 25 100

b. Perilaku yang ditunjukan setelah memperoleh materi pelajaran

Tabel 4.19 Dorongan mengamalkan ajaran Islam No AlternatifJawaban F Persentase 1 Selalu 19 76 2 Sering 2 8 3 Kadang-kadang 4 16 4 Tidak pernah Jumlah 25 100 Tabel di atas menunjukkan bahwa sebagian besar siswa menyatakan bahwa guru PAI selalu memotivasi siswa untuk memperaktekkanmengamalkan materi yang telah dipelajari, dan ini terbukti dari tabel di bawah ini: Tabel 4.20 Terdorong untuk mengamalkan ajaran Islam No AlternatifJawaban F Persentase 1 Sangat setuju 5 20 2 Setuju 10 40 3 Kurang setuju 5 20 4 Tidak setuju 5 20 Jumlah 25 100 Bukti dari siswa-siswa akselerasi terdorong untuk mengamalkan ajaran Islam dan bisa diperhatikan pada tabel di bawah ini: Tabel 4.21 Intensitas siswa mengikuti shalat dhuha 63 No AlternatifJawaban F Persentase 1 Selalu 5 20 2 Sering 3 Kadang-kadang 17 68 4 Tidak pernah 3 12 Jumlah 25 100 Tabel 4.22 Intensitas siswa mengerjakan shalat 5 waktu No AlternatifJawaban F Persentase 1 Selalu 4 16 2 Sering 12 48 3 Kadang-kadang 4 16 4 Tidak pernah 5 20 Jumlah 25 100 Tabel 4.23 Intensitas melaksanakan shalat zuhur di sekolah No AlternatifJawaban F Persentase 1 Selalu 5 20 2 Sering 10 40 3 Kadang-kadang 8 32 4 Tidak pernah 2 8 Jumlah 25 100 Jika diperhatikan dari tabel di atas, sebagian besar siswa akselerasi tergerak untuk mengamalkan ajaran Islam, tetapi ada dua siswa yang tidak pernah menjalankannya. Hasil wawancara dengan guru PAI, menyatakan bahwa ke dua anak tersebut bukan penganut agama Islam, tetapi agama Budha dan Hindu, namun mereka tidak keluar pada saat pelajaran PAI, dan ingin mengikutinya.

3. Hasil Observasi

a. Penerepan metode PAI di kelas akselerasi Dalam proses belajar mengajar di kelas akselerasi, beberapa hal yang telah tercapai. 1 Guru PAI telah terampil dalam membuka materi pelajaran, setiap memulai materi pelajaran guru memulai dengan sala m, membca doa’ apersepsi, menyampaikan tujuan pembelajaran dan memotivasi siswa 64 2 Guru PAI di kelas akslerasi telah menerapkan metode pembelajaran PAI, yaitu: metode ceramah, tanya jawab, diskusi, kerja kelompok dan demonstrasi. 3 Kualitas dan penampilan guru cukup menyenangkan siswa ketika dalam belajar, karena guru PAI berpakaian rapi, interaksi dengan siswa berjalan, humoris dan memiliki suara yang jelas dalam menjelaskan materi pelajaraan. 4 Suasana belajar dan mengajar di kelas akselerasi berjalan dengan aktif, disaat guru menjelaskan materi pelajaran, seluruh siswa memperhatikan dan antusias terhadapa materi pelajaran PAI. 5 Melihat dari kecerdasan siswa dalam belajar, guru PAI tidak memiliki hambatan dalam mengajar, ini dilihat dari hasil nilai ujian, seluruh siswa mencapai KKM bahkan melebihi. 6 Mayoritas siwa menyukai materi pelajaran PAI, disebabkan guru PAI humoris dalam mengajar dan menjelaskan materi pelajaran dengan jelas. 7 Adanya tindak lanjut diberikan guru PAI bagi siswa akselrasi setelah selesai materi pelajaran, berupa: tugas, dan ringkasan. b. Kekurangan guru PAI dalam mengajar dikelas Akselerasi 1 Metode yang digunakan guru PAI masi berbentuk konvensional. 2 Fasilititas di kelas akselerasi telah memiliki fasilitas yang cukup memadai namun, kurangnya keratiftias guru dalam mengajar sehingga fasilitas tersebut tidak digunakan dengan secara kesuluruhan. 3 Guru PAI di kelas akselerasi belum menggunakan media dengan semaksimal mungkin, sehingga dapat menimbulkan kejenuhan bagi siswa dalam belajar. 4 Dalam proses belajar dan mengajar, guru masi menoton di tempat duduk dan berada diposisi bangku depan, sehingga kumunikasi guru dengan siswa tidak sesuai yang diharapkan dalam mencapai tujuan pembelajaran, terutama bagi siswa yang berada diposisi bangku belakang. 65

C. Pembahasan

Kegiatan belajar mengajar merupakan suatu kegiatan yang terjadi ketika berlangsungnya pemberian materi pelajaran oleh seorang guru kepada anak didiknya. Maka guru harus memiliki suatu cara yang baik dalam menyajikan materi pelajaran tersebut. Maka untuk mencapai tujuan pembelajaran yang baik dan tetap sasaran, maka salah satu solusi dari guru adalah dengan metode dalam kegiatan belajar mengajarnya, banyak sekali metode yang digunakan oleh guru, tetapi pada kelas akselerasi ini guru harus pandai memilih metode apa yang harus digunakan.Sebab pelaksanaan metode yang digunakan pada kelas akselerasi ini memiliki beberapa faktor penunjang diantaranya: Pertama, dari individu atau siswa sendiri yang memiliki kemampuan berfikir yang lebih dibandingkan dengan siswa lain. Mereka masuk kelas akselerasi melalui beberapa test diantaranya test yang berhubungan dengan aspek kognitif, afektif dan psikomotorik bahkan psikologis anak tersebut sehingga penempatan mereka benar dan mereka memang layak masuk di kelas tersebut sehingga tidak ada istilah masuk untuk percobaan saja. Salah satu sifat mereka dalam belajar sering mengajukan berbagai macam penyataan dan memberikan pendapatnya tanpa harus malu dengan karakteristik siswa yang seperti ini guru harus memiliki wacana yang luas agar siswa mendapatkan penjelasan yang menurut mereka cukup jika mereka tidak puas akan jawaban yang diberikan oleh guru maka siswa diberikan referensi buku yang bisa mereka baca untuk menambah wawasan mereka. Kedua, guru kelas akselerasi yang begitu kreatif dan memiliki kemampuan memilih metode dan melaksanakannya. Guru agama kelas akselerasi ini membuat bahan pengajaran sendiri begitu juga dengan lembar kerja siswanya yang semuanya sudah disesuaikan dengan bahan pengajaran yang diberikan pada sekolah lain sehingga bahan pengajaran yang diberikan tidak jauh berbeda dengan sekolah-sekolah lain. Ketiga, Lingkungan sekolah SMPN 3 Tangerang selatan yang bisa dibilang kondusif diantaranya terletak ditempat yang strategis dan memiliki 66 berbagai fasilitas yang bisa digunakan oleh siswa seperti lapangan, masjid, perpustakaan dan lain sebagainmya. Selain faktor penunjang ada juga faktor penghambat dari pelaksanaan pada kelas akselerasi ini diantaranya adalah: Pertama, alokasi waktu yang diberikan pada siswa tidak bervariasainya pendekatan dalam kegiatan belajar mengajar disebabkan waktu yang telah ditentukan sesuai dengan program kelasnya yaitu akselerasi yang artinya siswa harus mampu menyerap materi dalam waktu yang singkat. Kedua, dari hasil wawancara dengan guru pendidikan agama Islam pada kelas akselerasi di SMPN 3 Tangerang selatan terbukti bahwa salah satu yang sangat membantu tugas guru ialah, dengan menggunakan metode yang tepat.Pada kegiatan belajar mengajar yang digunakan oleh guru agama Islam pada kelas akselerasi ini belum bisa menggunakan metode pengajaran secara bervariatif.Metode yang digunakan adalah metode deramah, diskusis, kelompok dan tanya jawab. Metode dalam proses belajar dan mengajar sangat dibutuhkan. Menggunakann metode secara berfariasi, guru dapat menjelaskan materi pelajaran dengan jelas dan kejenuhan siswa dalam belajar pun hilang. Dari hasil wawancara dengan guru pendidikan agama Islam di SMP Negeri 3 Tangerang selatan pada kelas akselerasi terbukti bahwa salah satu yang sangat membantu tugas guru adalah menggunakan metode pembelajaran yang sangat tepat. Pada kegiatan belajar mengajar yang dilakukan oleh guru agama islam di program akselerasi belum terbiasa menggunaka metode secara berfariatif, metode yang sering digunakan adalah; metode ceramah, diskusi, kelompok dan tanya jawab. Banyak faktor yang berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa, antara lain kecerdasan.Tapi untuk bisa mengikuti program akselerasi tidak cukup dengan bermodalkan kecerdasan saja. Siswa yang memiliki kemampuan dan mempunyai motivasi tinggi, akan lebih cepat memperoleh pengetahuan dan keterampilan dalam mengikuti program akselerasi. Adapun instrumen untuk mengevaluasi kesesuaian siswa untuk mengikuti program akselerasi dengan 67 kemampuan akademik dan prestasi, kandidat terbaik mengikuti program akselerasi adalah siswa yang skor IQ nya paling tidak 145 dan prestasi belajarnya 1,5 atau 2 tahun di atas kelasnya yang terakhir. Informasi dari sekolah sebelumnya juga dipakai sebagai dasar rekomendasi.Siswa yang tidak punya catatan absen, koordinasi motoriknya bagus, memiliki pengalaman kepemimpinan, memiliki motivasi belajar tinggi, menyukai dan mencari tantangan akademik merupakan kandidat yang sesuai untuk ikut program akselerasi.Selain 5 kemampuan itu,hubungan interpersonal, perkembangan emosi, citra diri, kedisiplinan, komitmen orangtua untuk berkolaborasi dengan sekolah, juga menjadi kriteria untuk mengikuti program akselerasi. Adapun kelebihan bagi siswa yang mengikuti program akselerasi adalah: a. Lebih memberikan tantangan daripada program regular b. Memberi kesempatan untuk belajar lebih mendekati kesesuaian dengan kemampuan, sehingga mendorong motivasi belajar c. Terstimulasi oleh lingkungan sosial karena berada dalam satu kelas dengan siswa lain yang kemampuan intelektualnya sebanding, sehingga lebih memberikan tantangan dan tidak memungkinkan bermalas-malasan dalam belajar d. Dapat lulus lebih cepat sehingga memungkinkan meraih gelar sarjana pada usia yang relatif muda tidak banyak membebani biaya orangtua dan pemerintah. Kekurangan bagi siswa yang mengikuti program akselerasi, yaitu: a. Dengan loncat kelas akan mengurangi kesempatan siswa untuk bersosialisasi dengan teman sebayanya b. Menimbulkan problem sosial dan emosional c. Beban tugas belajar yang banyak bisa menjadi tekanan bagi kesehatan mental d. Kesempatan untuk latihan kepemimpinan berkurang karena masalah fisik dan kematangan sosialnya belum sematang siswa lainnya yang lebih tua e. Melakukan akselerasi dalam perkembangan intelektual, tapi tidak dalam aspek-aspek lainnya