9
dibandingkan dengan siswa lain siswa biasa, sehingga kegitan belajar dapat diselesaikan dalam waktu yang lebih cepat dan singkat.
Karena program ini diberikan kepada siswa yang memiliki potensi kecerdasan tingi, dan bakat istimewa, maka pihak sekolah gurutenaga
kependidikan harus mengetahui, mengamati dan meneleksi ciri dari siswa terebut, hal ini dilakukan agar penyelenggaraan program akselerasi diberikan
tepat sasaran kepada siswa yang benar-benar memeiliki potensi kecerdasan tinggi dan bakat istimewa.
Renzulli menjelaskan bahwa “ keberbakatan menunjukkan pada adanya keterkaitan antara tiga kelompok ciri cluster yaitu kemampuan umum,
kreatifitas, dan tanggung jawab terhadap tugas Task Commitment di atas rata-
rata”.
13
Dengan menggunakan konsep keberbakatan dari Renzulli di atas, dengan disesuaikan dengan kondisi yang ingin dikembangkan oleh pihak sekolah
maka, defenisi peserta didik yang memiliki potensi kecerdasan tinggi dan bakat istimewa dalam program akselerasi adalah Siswa yang didefinisikan
oleh tenaga prifessional dan mempunyai pencapaian kinerja tinggi. Kinerja tinggi ini ditunjukkan dengan pencapaian dan mempunyai kemampuan dalam
salahsatu area atau kombinasi beberapa area bidang studi. Adapun area kemampuan yang ditunjukkan oleh siswa cerdas istimewa adalah kemampuan
kecerdasan umum, bakat akademik khusus, berfikir kreatif dan produktif, kemampuan kepemimpinan, kemampuan psikomotorik, dan seni peran dan
visual.
14
Sedangkan U.S Office Education, sebagaiman yang dikutip oleh Utami Munanadar, mendefinisikan bahwa siswa istimewa dan berbakat adalah
Mereka yang oleh orang-orang professional di identifikasikan sebagai anak
13
DepartemenPendidikanNasionalDirektoratJenderalManajemenPendidikanDasardanMen engahDirektoratPembinaanSekolahLuarBiasa,
PedomanPenyelenggaraanPendidikanUntukPesertaDidikCerdas Istimewa,
Jakarta: DirektoratPembinaanSekolahLuarBiasa, h.18
14
DepartemenPendidikanNasionalDirektoratJenderalManajemenPendidikanDasardanMen engahDirektoratPembinaanSekolahLuarBiasa,
BimbinganTeknisPenyusunanKurikulum Mata
Pelajaran MIPA SiswaCerdas Istimewa, Op. Cit, h. 6-7.
10
yang mampu mencapai prestasi yang tinggi karena mempunyai kemampuan- kemampuan yang unggul, anak-anak tersebut memerlukan program
pendidikan yang berdiferensiasi dan atau pelayanan di luar jangkauan program sekolah luarbiasa, agar dapat pengembangan diri sendiri.
Kemampuan-kemampuan tersebut baik secara potensial maupun yang telahnyata, meliputi kemampuan intelektual umum, kemampuan akademikk
husus, kemampuan berfikir kreatif-produktif, kemampuan memimpin, kemampuan dalam salah satu bidang seni, dan psikomotor sepertiolahraga.
15
Untuk mendapatkan peserta didik berbakat seperti yang disebutkan dalam definisi di atas, Deparetemen Pendidikan Nasional, menyebutkan 14 ciri-ciri
keberbakatan yang telah memiliki korelasi yang signifikan dengan kemampuan umum, dan kreatifitas tanggung jawab terhadap tugas yaitu:
a. Lancar berbahasa mampu mengutarakan pemikirannya.
b. Memiliki rasa ingin tahu yang besar terhadap ilmu pengetahuan.
c. Memiliki kemampuan yang tinggi dalam berfikir logis dan kritis.
d. Mau belajarbekerja secara mandiri.
e. Ulet mengahadapi kesulitan tidak lekas puttus asa .
f. Mempunyai tujuan yang jelas dalam tiap kegiatan atau perbuatannya.
g. Cermat atau teliti dalam mengamati.
h. Memiliki kemampuan memikirkan beberapa macam pemecahan masalah.
i. Mempunyai minat luas.
j. Mempunyai daya imajinasi yang tinggi.
k. Belajaar dengan mudah dan cepat.
l. Mampu mengemukakan dan mempertahankan pendapat.
m. Mampu berkonsentrasi.
n. Tidak memerlukan dorongan motovasi dari luar.
15
PenyusunanKurikulum Mata Pelajaran MIPA SiswaCerdas Istimewa, Jakarta: DirektoratPembinaanSekolahLuarBiasa, h.7
11
Selain Depdiknas, Balitbang Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, sebagaimana dikutip Rahmi Nurrahmah, secara rinci mengidentifikasi ciri-ciri
siswa berpotensi tinggi dan berbakat istimewa, yaitu:
a. Memiliki ciri-ciri belajar, antara lain mudah menangkap pelajaran,
mempunyai ingatan yang baik, perbendaharaan kata yang luas, penalaran tajam, berrfikir kritis, logis, sering membaca buku bermutu, dan
mempunyai rasa ingin tahu yang bersifat intelektual. b.
Memiliki ciri-ciri tanggung jawab terhadap tugas, antara lain tekun menghadapi tugas, ulet menghadapi kesulitan, mampu berkerja sendiri
tanpa bantuan orang lain, ingin berprestasi sebaik mungkin, senang dan rajin belajar, penuh semangat, dan bosan dengan tugas-tugas yang rutin.
c. Memiliki kreativitas, antara lain bersifat ingin tahu, sering mengajukan
pertanyaan yang baik, memberikan banyak gagasan dan usul-usul terhadap suatu masalah, mampu menyatakan pendapat secara spontan tanpa malu-
malu, tidak mudah terpengaruh pendapat orang lain, dan mampu mengajukan gagasan pendapat yang berbeda dengan orang lain.
d. Memiliki ciri-ciri kepribadian, antara lain disenangi oleh teman sekolah,
dipilih menjadi pimpinan, dapat bekerja sama, banyak mempunyai inisiatif, dan percaya pada diri sendiri.
Anak berbakat merupakan aset pembangunan nasional yang luar biasa, untuk
itu diperlukan
kesadaran akan
pentingnya membina
dan mengembangkan anak yang memiliki kemampuan dan kecerdasan luar biasa
secara optimal melalui pelayanan pendidikan. Sebaliknya jika mendapatkan pelayanan pendidikan yang tidak sesuai dengan bakat, minat, kemampuan dan
kecerdasannya maka mereka tidak bisa mengoptimalkan bakat, minat, kemampuan dan kecerdasannya dengan baik, atau bahkan mereka bisa
menjadi anak
yang mengalami
kesulitan belajar.
Berbagai literaturmenyebutkan bahwa program pendidikan yang banyak dilaksanakan
bagi anak yang memiliki kemampuan dan kecerdasan luar biasa adalah: a.
Pengayaan Enrichment. Pengayaan adalah pembinaan anak supernormal dengan penyediaan kesempatan dan fasilitas belajar tambahan yang
12
bersifat vertikal itensif, pendalaman dan horisontal ekstensif, memperluas. Pengayaan diberikan kepada anak setelah yang bersangkutan
menyeleseikan tugas-tugas yang dibebankan untuk anak-anak sekelasnya. b.
Percepatan Acceleration yaitu cara penanganan anak supernormal dengan memperbolehkan naik kelas secara meloncat atau menyeleseikan
program reguler di dalam jangka waktu yang singkat.
Variasi bentuk percepatan adalah antara lain: a.
Early Admisson masuk lebih awal misalnya SD dengan usia kurang dari 7 tahun.
b. Advanced Placment naik kelas sebelum waktunya, mempercepat waktu
kenaikan kelas. c.
Advanced Courses mempercepat pelajaran, merangkap kelas dan lain- lain cara untuk mempercepat kemajuan belajar anak supernormal.
16
d. Menghilangkan bagian yang dianggap kurang penting atau yang sangat
mudah karena anak sudah dapat belajar sendiri, sehingga dalam mempelajari buku secara meloncat-loncat. Misalnya dari 7 bab sebuah
buku cukup dipelajari 5 bab, karena 2 bab dianggap tidak perlu. e.
Pelaksanaan percepatan akan dapat bejalan praktis apabila sekolah itu mempergunakan sisitem maju berkelanjutan continous progress dan
sistem kredit. Ini berarti anak maju terus sesuai dengan kemampuaannya sendiri cepat atau lambat anak yang tergolong supernormal, dapat maju
terus tanpa menunggu teman-temannya dapat maju lebih cepat sehingga dalam waktu singkat dapat mencapai kredit yang telah ditentukan.
f.Pengelompokan khusus Segregation dapat dilakukan secara penuh atau sebagian yaitu bila sejumlah anak supernormal dikumpulkan dan diberi
kesempatan untuk secara khusus memperoleh pengalaman belajar yang
16
Utami Munandar, Bunga Rampai Anak Berbakat Pembinaan dan Pendidikannya, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1993, h.63
13
sesuai dengan potensinya. Kegiatan yang dimaksud dapat berlangsung semingggu sekali atau selama satu semester penuh.
17
Pengelompokan biasanya didasarkan pada kemampuan dan kecerdasan dan dapat dilksanakan dalam berbagai bentuk, antara lain:
a. Kelas khusus
b. Sekolah khusus
c. Pertemuan khusus, sebelum dan ssesudah sekolah dan
d. Program diluar kelas reguler pada jam belajar.
18
2. Tujuan Program Akselerasi
Departemen PendidikanNasional, menetapkan lima tujuan yang mendasari diselenggarakannya program akselerasi bagi siswa berpotensi
tinggi dan berbakat istimewa, sebagaimana disebutkan dalam buku pedoman penyelenggaraan akselerasi, yaitu:
a. Memberikan kesempatan pada peserta didik cerdas istimewa untuk
mengikuti program pendidikan sesuai dengan potensi kecerdasan yang dimilikinya.
b. Memiliki hak asasi peserta didik cerdas istimewa sesuai kebutuhan
pendidikan bagi dirinya. c.
Meningkatkan efesiensi dan efektivitas proses pembelajaran bagi peserta didik cerdas istimewa.
d. Membentuk manusia berkualitas yang memiliki kecerdasan spritual,
emosional, sosial, dan intelektual serta memiliki ketahanan dan kebugaran fisik.
e. Membentuk manusia berkualitas yang kompeten dalam pengetahuan
seni, berkeahlian dan berketerampilan, menjadi anggota masyarakat yang bertanggung jawab, serta mempersiapkan peserta didik
mengikuti pendidikan lebih lanjut dalam rangka mewujudkan tujuan pendidikan nasional.
17
Surtinah Tirtonegoro, Anak Supernormal dan Program Pendidikannya, Jakarta: Bumi Aksara, 2001, h.108-109
18
Munandar, Op. Cit., h. 64.
14
Selain tujuan di atas Dave Meier seperti yang dikutip Busro, menjelaskan tujuan pembelajaran program akselerasi adalah “menggugah
sepenuhnya kemampuan belajar para pelajar, membuat belajar menyenangkan, dan memuaskan sebagai bagi mereka, serta memberikan
sumbangan sepenuhnya pada kebahagian, kecerdasan, keberhasilan sebagai manusia.
Dari beberapa tujuan di atas, penulis berpendapat bahwa tujuan diselenggarakannya program akselerasi adalah untuk memberikan
pelayanan pendidikan dalam rangka memenuhi kebutuhan siswa yang berpotensi tinggi dan berbakat istimewa, sehingga siswa tersebut dapat
mengoptimalkan potensi yang dimilkinya secara maksimal yang mengarah pada pencapaian peningkatan mutu pendidikan, dalam arti
peningkatan prestasi belajar siswa baik prestasi akademik maupun non akademik.
3.Aspek-aspek Program Akselerasi a.
Aspek Filosofis Program Akselerasi
Penyelenggaraan program kelas akselerasi bagi siswa yang memiliki potensi kecerdasan, kemampuan tinggi, dan bakat istimewa
disadari filosofis oleh berbagai faktor, yaitu: 1
Hakikat manusia 2
Hakikat pembangunan nasional 3
Tujuan pendidikan 4
Usaha pencapaian tujuan pendidikan.
Penjelasan masing-masing filosofis di atas akan dijelaskan sebagai berikut:
1 Hakikat manusia, manusia sebagai mahluk Tuhan Yang Maha Esa
telah dilengkapi dengan berbagai potensi dan kemampuan yang merupakan
anugerah yang
semestinya dimanfaatkandan
dikembangkan, jangan samapi disia-siakan. Dalam hal ini peserta
15
didik yang
memiliki kecerdasan
dan bakat
istimewa jugamempunyai kebutuhan akan keberadaan eksistensinya,
mereka membutuhkan pelayanan pendidikan khusus yang sesuai dengan potensi yang dimilikinya. Usaha utntuk mewujudkan
anugerah potensitersebut secara penuh merupakan konsekuensi dari amanah Tuhan Yang Maha Kuasa.
2 Hakikat Pembangunan Nasional, dalam pembangunan nasional,
manusia memiliki
peran sentera,
yaitu sebagai
subjek pembangunan. Untuk dapat memainkan perannya sebagai subjek,
maka manusia indonesia dikembangkan untuk menjadi manusia yang untuh, yang berkembang segenap dimensi potensi secara
wajar, sebagaimana mestinya. Pelayanan pendidikan yang kurang memperhatikan potensi anak, bukan saja merugikan anak itu
sendiri, melainkan akan membawa kerugian yang lebih besar bagi perkembangan
pendidikan dan
pencepatan pembangunan
Indonesia. 3
Tujuan Pendidikan, pendidikan nasional berusaha menciptakan keseimbangan anatara pemerataan kesempatan dan keadilan.
Pemerataan kesempatan berarti membuka kesempatan seluas- luasnya kepada semua peserta didik dari semua lapisan masyarakat
untuk mendapat pendidikan tanpa dihambat perbedaan jenis kelamin, suku bangsa, dan agama. Akan tetapi, memberikan
kesempatan yang sama pada akhirnya akan dibatasi oleh kondisi objektif peserta didik, yaitu kepastian untuk dikembangkan. Untuk
mencapai keunggulan dalam pendidikan, maka diperlukan itensi yaitu memberikan perlakuan yang sesuai dengan kondisi objektif
peserta didik, perlakuan yang didasarkan pada minat, bakat dan kemampuan, serta kecerdasan peserta didik, kalau tidak demikian
maka yang akan terjadi adalah ketiakadilan pendidikan. 4
Usaha Pencapaian Tujuan Pendidikan, dalam upaya pengemabangan kemapuan peserta didik, pendidikan berpegang
16
kepada asas keseimbangan dan keselarasan, yaitu keseimbangan anatara kreatifitas dan disiplin, keseimbangan anatara persaingan
kompetisi dam kerja sama kooperatif, keseimbangan anatara pengembangan kemampuan berpikir holistik dengan kemampuan
berpikir aomistik, dan keseimbangan antara tuntunan dan prakarsa.
Dari penjelasan di atas jelas bahwa program akselerasi didasarkan pada pendidikan keadilan, seperti yang tertera pada Undang-undang
RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, BAB III, ayat 1 tentang prinsif penyelenggaraan pendidikan yaitu:
“Pendidikan diselenggarakan secara demikratis dan brekeadilan serta tidak diskriminatif dengan menjungjung tinggi hak asasi
manusia nialai keagamaan, nilai kultural, dan kemajemukan
bangsa.” Dari undang-undang tersebut terlihat jelas bagaimana seharusnya
pendidikan diselenggarakan,
yaitu memberikan
pelayanan, pengalaman belajar sesuai dengan potensi kecerdasan, kemampuan,
dan bakat minat yang dimiliki setiap manusia sebagau anugerah dari Tuhan untuk dimanfaatkan sebaik mungkin agar potensi itu berguna
bagi dirinya, masyarakat, bangsa dan negara pembangunan nasional dalam memajukan pembangunan.
b. Aspek Psikologis Program Akselerasi
Secara psikologis anak berbakat didentikkan dengan istilah anak yang memiliki kecerdasan, kemampuan dan bakat istimewa. Berkenaan
dengan hal itu, maka teori-teori program percepatan ini mengacu pada teori tentang anak berbakat.Anak berbakat memiliki potensi kecerdasan
yang berhubungan dengan kemampuan intelektual, sedangkan bakat tidak hanya terbatas pada kemampuan intelektual, namun berhubungan
jugan dengan beberapa jenis seperti kecerdasan linguistic, kecerdasan musical, kecerdasan kinestik, kecerdasab interapersonal, kecerdasan
intrapersonal, teori ini dikenal dengan teori multiple intlegences.
17
Pengertian potensi kecerdasan dan bakat istimewa dalam program akselearasi ini dibatasi hanya pada kemapuan intelektual umum saja.
satu pendekatanacuan yang dapat digunakan untuk mengukur kemampuan intelektual umum siswa yang berbakat, yaitu:
1 Pendekatan multidimensional
Dalam pendekatan ini kriteria yang digunakan adalah mereka yang memiliki dimensi kemampuan umum pada taraf
cerdas ditetapkan skor IQ 130 ke atas skala Wechsler, dimensi keratifitas cukup ditetapkan skor CQ dalam nilai cukup, dan
pengikatan diri tterhadap tugas baik ditetapkan skor TC dalam kategori nilai baku baik, Renzuli, Reis dan Smith 1978.
Jadi secara psikologis siswa yang memiliki kemampuan, kecerdasan dan bakat istimewa anak berbakat tingkat kemampuan
intelektual umumnua adalah memiliki IQ 140 dengan kategori genius, dan mereka yang memiliki IQ 130 dengan kategori cerdas
dengan ditunjang kreatifitas dan keterkaitan terhadap tugas dalam kategori di atas rata-rata.
c. Aspek Empiris Program Akselerasi
Melihat ciri-ciri yang dijelaskan di atas, terkesan seakan-akan siswa yang meiliki kemapuan, kecerdasan, dan bakat istimewa hanya
memiliki sifat dan perilaku yang positif saja. Sebetulnya tidak demikian, sebagaimana anak pada umumnya, mereka membutuhkan
pengertian, perhatian, penghargaan dan perwujudan diri. Apabula kebutuhan-kebutuhan tersebut tidak terpenuhi mereka akan menderita
kecemasan, keragu-raguan, dan mungkin akan mengakibatkan timbulnya masalah-masalah kesulitan belajar, seperti:
1 Kemapuan berfikir kritis mengarak ke arah sikap meragukan
skeptis baik terhadap diri sendiri maupun trehadap orang lain.
18
2 Kemampuan kreatif dan minat untuk melakukan hal-hal yang baru
bisa menyebabkan mereka tidak menyukai atau lekas bosan dengan tugas-tugas rutin.
3 Perilaku yang ulet dan terarah pada tujuan, mendapat menjurus ke
keinginan untuk memaksakan atau mempertahankan pendapatnya. 4
Kepekaan yang tinggi dapat membuat mereka menjadi tersinggung atau peka terhadap kritik.
5 Semangat, kesiagaan mental dan inisiatifnya yang tinggi dapat
membuat kurang sabar dan kurang tenggang rasa jika tidak ada kegiatan dan jika kurang tampak kemajuan dalam kegiatan yang
sedang berlangsung. 6
Dengan kemapuan dan minat beraneka ragam, mereka membutuhkan keluwesan serta dukungan untuk dapat menjajaki
dan mengembangkan minatnya. 7
Keinginan mereka untuk mandiri dalam belajar dan bekerja, serta kebutuhan akan kebebasan, dapat menimbulkan konflik karena
tidak mudah menyesuaikan diri atau tunduk terhadap tekanan dari orang tua, sekolah, atau teman-temanya, bahkan mereka mersa
ditolak atau kurang dimengerti oleh lingkungannya. 8
Sikap acuh tak acuh dan malas, dapat timbul karena pengajaran yang diberikan di sekolah kurang mengunadang tantangan baginya.
9 Berdasarkan penelitian Henry 1933 mereka juga suka menganggu
teman-misalnya mencubit atau melempar bendakapur ke teman kelasnya.
Masalah-masalah di atas terjadi karena mereka belum mendapat pelayanan pendidikan yang memadai. Untuk menghindari sifat,
perilaku, dan masalah tersebut, kita hendaknyaberusaha memberikan kepuasan kerohanian dalam kegiatan belajar mengajar, yaitu dengan
memberikan layanan pendidikan yang disesuaikan dengan bakat minat, potensi kemapuan, dan kecerdasan siswa. Dalam hal ini
19
melalui program akselerasi agar mereka dapat mengoptimalkan potensinya dengan baik sehingga berguna pada dirinya, investasi bagi
masyarakat dan bangsa.
d. Aspek Yuridis Program Akselerasi
Kesungguhan pemerintah untuk memberikan pelayan pendidikan bagi anak yang memiliki potensi kecerdasan, kemampuan dan bakat
istimewa secara tegas telah dinyatakan sebagai berikut: 1
Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003, tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 5 ayat 4, pasal 3, pasal 32 ayat 1dan pasal 12 ayat 1
poin b dan f menegaskan bahwa: “Warga negara yang memiliki potensi kecerdasan dan bakat
istimewa berhak memperoleh pendidikan khusus. Sedangkan pasal 12 ayat 1, bahwa setiap peserta didik pada setiap
satuan pendidikan berhak: a mendapatkan pelayanan sesuai dengan bakat, minat dan kemampuannya; b menyelesaikan
program pendidikan sesuai dengan kecepatan belajar masing- masing dan tidak menyimpang dari ketentuan batas dan waktu
yang ditetapka n”.
2 UU No.232002 tentang perlindugan anak pasala 52, “anak yang
memiki keunggulan diberikan kesempatan dan aksebilitas untuk memperoleh pendidikan khusus.
3 PP No.721991 tentang pendidikan luar biasa.
4 Peraturan Presiden RI Nomor 9 tahun 2005 tentang Kedudukan
Tugas, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Kementrian Negara Republik Indonesia sebagaimana telah diubah dengan peraturan
Presiden Nomor 62 Tahun 2005. 5
Peraturan Presiden RI Nomor 10 Tahun 2005 tentang Unit Organisasi dan Tugas Eselon I Kementrian Negara Republik
Indonesia.
20
6 Keputusan Presiden RI 187M Tahun 2004 mengenai pembentukan
Kabinet Indonesia Bersatu sebagaimana telah diubah dengan keputusan Presiden Nomor 171M Tahun 2005.
7 Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 25 Tahun 2005
Tentang Organisasi dan Tata Kerja Direktorat Jnederal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan
Nasional. 8
Keputusan Mendiknas No. 053 2001 tentang Pedoman Penyusunan
Standar Pelayanan
Minimal Penyelenggaraan
Persekolahan Bidang Pendidikan Dasar dan Menengah. 9
Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.
10 Peraturan Mendiknas No. 22 Tahun 2006 tentang Standar isi.
11 Peraturan Mendiknas No. 23 Tahun 2006 tentang standar
Kompetensi Lulusan. 12
Peraturan mendiknas no. 24 tahun 2006 tentang Pelaksanaan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006
tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, dan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 23 Tahun 2006
tentang Standar Kompetensi Lulusan Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah.
13 Permendiknas no.3426 tentang pembinaan prestasi peserta didik
yang memiliki potensi kecerdasan istimewa. 14
Rancangan Peraturan Pemerintah RPP tentang Pengelolaan Pendidikan.
4.Bentuk Program Akselerasi
Penyelenggaraan program pendidikan khusus bagi siswa cerdas istimewa dan berbakat istimewa dapat dilakukan dalam benttuk kelas
khusus, inklusi, dan satuan pendidikan khusus:
21
a. Kelas khusus adalah kelas yang dibuat untuk kelompok peserta didik
yang memiliki potensi kecerdasan istimewa dalam satuan pendidikan reguler pada jenjang pendidikan dasar dan menengah. Mata pelajaran
yang diberikan pada saat peserta didik di kelas khusus adalah mata pelajaran yang termasuk dalam rumpun matematika dan ilmu
pengetahuan alam. b.
Kelas inklusif adalah kelas yang memberikan layanan kepada peserta didik, peserta didik yang memiliki potensi kecerdasan istimewa dalam
proses pembelajaran bergabung dengan peserta didik program leguler. Mata pelajaran yang diberikan pada saat peserta didik di kelas khusus
adalah mata pelajaran lain diluar rumpun matematika dan ilmu pengetahuan alam.
c. Satuan Pendidikan Khusus adalah lembaga pendidikan formal pada
jenjang pendidikan dasar SDMI, SMP MTs menengah SMAMA, SMKMAK yang semua peserta didik memiliki potensi kecerdasan
isitimewa dan bakat istimewa.Dan layanan pendidikan untuk peserta didik secara istimewa dapat berupa program pengayaan enrichment
dan gabungan program percepatan dengan pengayaan accelaration- enrichment.
d. Program pengayaan enrichment adalah pemberian layanan
pendidikan pada peserta didik yang memiliki potensi kecerdasan istimewa yang dimiliki, dengan penyediaan kesempatan dan fasilitas
belajar tambahan yang bersifat perluasan pendalaman, setelah yang bersangkutan menyeleseikan tugas yang diprogramkan untuk peserta
didik lainnya. Program ini cocok untuk peserta didik yang bertipe enriched learner .
e. Gabungan program percepatan dan pengayaan accelaration
enrichment
22 output
input Lulusan
Siswa Kurikulum
Manajemen Sarana prasarana
Guru Dana
Proses Belajar Mengajar
Lingkungan
5. Penyelenggaraan Program Akselerasi
Penyelanggaraan program akselerasi merupakan salah satu program pelayanan pendidikan bagi anak berbakat untuk mencapai
keunggulan dalam pendidikan. Pendidikan adalah suatu proses yang akan menghasilkan suatu perubahan prilaku itu mencakup kemampuan kognitif,
afektif dan psikomotorik. Upaya peningkatan kemampuan tersebut dipengaruhi oleh berbagai faktor yang satu sama lain saling terkait. Faktor-
faktor tersebut merupakan subsistem dalam sistem pendidikanatau persekolah. Bila ingin mengembangkan subsistem tertentu, menuntut
penyesuaian subsistem yang lain. Faktor-faktor penunjang pencapaian keunggulan output pendidikan anak berbakat.
a. Masukan input
Program percepatan belajar akselerasi tidak dapat diikuti oleh semua siswa sekolah yang bersangkutan. Tes seleksi masuk
program percepatan belajar dilakukan setelah proses penerimaan murid baru, sebab program ini diselenggarakan untuk memenuhi
kebutuhan untuk pelayanan pendidikan bagi siswa berbakat. Siswa yang berhak mengikuti program percepatan belajar ini diseleksi
secara ketat dengan menggunakan kriteria tertentu dan prosedur yang dapat dipertanggung jawabkan.
b. Kurikulum
Kurikulum yang digunakan adalah kurikulum nasional yang alokasi waktunya disesuaikan dengan kecepatan dan motivasi
23
belajar yang lebih tinggi dari siswa seusianya. Lamanya waktu belajar di SLTP memakan waktu tiga tahun terdiri dari enam
semester pada kelas reguler dipercepat menjadi dua tahun di kelas akselerasi. Selain itu komponen kurikulum terdiri dari tujuan, isi
atau materi, proses atau sistem penyampaian dan media serta evaluasi, harus tetap menjadi perhatian pihak sekolah jika
menginginkan mutu lulusan yang baik. c.
Tenaga Kependidikan Karena siswanya memiliki kemampuan dan kecerdasan
yang luar biasa, maka tenaga kependidikan yang menanganinyapun terdiri dari tenaga kependidikan yang unggul. Baik segi
penguasaan materi, penguasaan metode mengajar, maupun komitmen dalam menjalankan tugas.
d. Sarana dan Prasarana
Sarana dan prasarana yang menunjang diperlukan untuk dapat digunakan dalam memenuhi kebutuhan belajar serta
menyalurkan kemampuan dan kecerdasannya, termasuk bakat dan minatnya, baik dalam kegiatan kulikuler maupun ekstrakulikuler.
e. Dana
Untuk menunjang tercapainya tujuan yang telah ditetapkan diperlukan adanya dana yang memadai, termasuk itensif tambahan
untuk tenaga pengajar baik berupa uang atau berupa fasilitas. f.
Manajemen Manajemen sangat bersangkut paut dengan strategi dan
penerapan seluruh sumber daya yang ada dalam sistem sekolah untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Oleh karena itu
manajemen sekolah dengan kelas percepatan harus memiliki fleksibilitas yang tinggi, realistis, berorientasii jauh kedepan, yang
mebutuhkan pengelolaan yang didasari oleh komitmen, ketekunan, pemahaman yang sama dan kebersamaan semua pihak yang terlibat
dalam kegiatan ini.
24
g. Lingkungan belajar yang kondusif
Lingkungan kondusif dibutuhkan untuk mendukung terciptanya lulusan yang unggul tidak hanya lingkungan Secara
fisk tetapi juga secara sosial psikologis baik di sekolah, masyarakat dan keluarga. Karena lingkungan salah satu tempat pembelajaran
siswa, di mana siswa akan terlibat langsung dengan lingkungan sekitarnya dan dapat mempraktekkan apa yang mereka dapat di
sekolah dan begitu sebaliknya jika mereka mendapat pembelajaran dari lingkungannya maka siswa akan mengkaji ulang apa yang
didapat dengan apa yang didapat di sekolah. Maka dari itu pengetahuan yang diberikan harus memberikan jalan keluar bagi
siswa dalam menanggapai lingkungannya. h.
Proses belajar mengajar Proses belajar mengajar yang bermutu hasilnya selalu dapat
dipertanggung jawabkan baik kepada siswa, orang tua, lembaga maupun masyarakat.
i. Output
Siswa siswi yang telah menyelesaikan pembelajarannya dalam program akselerasi dalam memilih lanjutan sekolahnya
mendapatkan pengarahan dari guru BK sehingga mereka dapat melanjutkan sekolah yang sesuai dengan karakteristiknya dan
menjadi siswa-siswi yang mampu bersaing dengan yang lain sehingga mereka dapat mengaktualisasikan dirinya sebaik mungkin
dan menjadi manusia berhasil.
Dari apa yang telah dikemukakan diatas program akselerasi merupakan suatu rancangan pelayanan pendidikan kepada peserta didik
yang memiliki kecerdasan di atas rata-rata dengan memperbolehkan mereka menyelesaikan program reguler dalam jangka waktu yang lebih
singkat dibandingkan teman-temannya, berupa pemberian pembelajaran yang telah diatur sedemikian rupa dalam ruangan tersendiri.
25
6. Pembelajaran Pendidikan Agama Islam a.
PengertianPembelajaran PAI
Pembelajaranadalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.
19
Dari pengertian tadi dapat di pahami bahwa dalam proses pembelajaran, pendidik guru hanya
menjadi salahsatu sumber belajar. Guru bias berperan sebagai pengajar, pemimpin kelas, pembimbing, pengatur lingkungan, partisipan, ekspiditor,
perecana, supervisor, motivator, dankonselor.
20
Dari sekianbanyakperanan guru tadi, peranan yang paling penting adalah: 1 deminstator, guru hendaknya menguasai bahan atau materi pelajaran
yang akan di ajarkan serta senantiasa mengembangkannya dalam arti meningkatkan kemampuaannya dalam halilmu yang dimilikinya karena
hal ini sangat menentukan hasil beljar yang dicapai siswa; 2 pengelola kelas, guru hendaknya mampu mengelola kelas sebagai lingkungan belajar
serta merupakan aspek dari lingkungan sekolah yang perlu di organisir; 3 mediator dan fasilitator, sebagai mediator hendaknya guru memiliki
pengetahuan dan pemahaman tentang media pendidikan dan menjadi perantara dalam hubungan antar manusia. Sebagai fasilitator, guru harus
mampu mengusahakan sumber belajar yang berguna serta dapat menunjang pencapaian tujuan dan proses belajar-mengajar, baik yang
berupa narasumber, bukuteks, majalah, atau pun surat kabar. 4 Evaluator, guru hendaknya terus-menerus mengikuti hasil belajar yang telah di capai
oleh siswa dari waktu kewaktu.
21
b. Tujuan Pendidikan Islam
Tujuan pendidikan agama Islam di sekolah menurut Muhaimin dalam bukunya yang berjudul Rekonstruksi Pendidkan Islam sebagai
berikut:
19
Undang-undangSisdiknas No.20 Tahun 2003, h. 2
20
Moh.UzerUsman,Menja di Guru Profesional, Bandung: PT. Raja Rosdakarya: 2001 Cet. Ke-12, h.9
21
Usman.,Loc. Cit, h. 9-12.
26
1Menumbuh kembangkan akidah melalui pemberian, pemupukan dan pengembangan pengetahuan, penghayatan, pengamalan, pembiasaan,
serta pengalaman peserta didik tentang agama Islam sehingga menjadi manusia muslim yang terus berkembang keimanan dan ketaqwaannya
kepada Alllah swt. 2
Mewujudkan manusia Indonesia yang taat beragama dan berahlak mulia yaitu manusia yang berpengetahuaan, rajin beribadah, cerdas, produktif,
jujur, adil, etis, berdisiplin, bertoleransi tasammuh, menjaga keharmonisan secara personal dan sosial serta mengembangkan budaya
agama dalam komunitas sekolah. Pemdiknas No.22 tahun 2006 tentang standar isi.
22
c. Ruang Lingkup Pendidikan Islam
Ruang lingkup Pendidikan Agama Islam meliputi keserasian, keselarasan, dan keseimbangan antara hubungan manusia dengan Allah
SWT, hubungan manusia dengan sesama manusia, dan ketiga hubungan manusia dengan dirinya sendiri, serta hubungan manusia dengan makhluk
lain dan lingkungannya. Ruang lingkup Pendidikan Agama Islam juga identik dengan aspek-
aspek Pengajaran Agama Islam karena materi yang terkandung di dalamnya merupakan perpaduan yang saling melengkapi satu dengan yang
lainnya. Apabila di lihat dari segi pembahasannya maka ruang lingkup
Pendidikan Agama Islam yang umum di laksanakan di sekolah adalah : 1. Pengajaran keimanan
22
Muhaimin, Rekonstruksi Pendidikan Islam: Dari Paradigma Pengembangan, Manajemen, kelembagaan, kurikulum hingga strategi pembelajaran, Jakarta: Rajawali Pers,
2009, cet.1, h.
27
Pengajaran keimanan berarti proses belajar mengajar tentang aspek kepercayaan, dalam hal ini tentunya kepercayaan menurut ajaran Islam,
inti dari pengajaran ini adalah tentang rukun Islam. 2. Pengajaran akhlak
Pengajaran akhlak adalah bentuk pengajaran yang mengarah pada pembentukan jiwa, cara bersikap individu pada kehidupannya, pengajaran
ini berarti proses belajar mengajar dalam mencapai tujuan supaya yang diajarkan berakhlak baik.
3. Pengajaran ibadah Pengajaran ibadah adalah pengajaran tentang segala bentuk ibadah
dan tata cara pelaksanaannya, tujuan dari pengajaran ini agar siswa mampu melaksanakan ibadah dengan baik dan benar. Mengerti segala bentuk
ibadah dan memahami arti dan tujuan pelaksanaan ibadah. 4. Pengajaran fiqih
Pengajaran fiqih adalah pengajaran yang isinya menyampaikan materi tentang segala bentuk-bentuk hukum Islam yang bersumber pada
Al-Quran, sunnah, dan dalil-dalil syari yang lain. Tujuan pengajaran ini adalah agar siswa mengetahui dan mengerti tentang hukum-hukum Islam
dan melaksanakanya dalam kehidupan sehari-hari. 5. Pengajaran Al-Quran
Pengajaran Al-Quran adalah pengajaran yang bertujuan agar siswa dapat membaca Al-Quran dan mengerti arti kandungan yang terdapat di
setiap ayat-ayat Al-Quran.Akan tetapi dalam prakteknya hanya ayat-ayat tertentu yang di masukkan dalam materi Pendidikan Agama Islam yang di
sesuaikan dengan tingkat pendidikannya. 6. Pengajaran sejarah Islam
28
Tujuan pengajaran dari sejarah Islam ini adalah agar siswa dapat mengetahui tentang pertumbuhan dan perkembangan agama Islam dari
awalnya sampai zaman sekarang sehingga siswa dapat mengenal dan mencintai agama Islam.
23
d. Metode Pembelajaran PAI 1
Macam-Macam Metode Pendidikan Islam
Mendidik, disamping sebagai ilmu juga sebagai suatu seni. Senin mendidik atau mengajar disini yang dimaksudkan adalah keahlian di dalam
penyampaian pendidkan a tau pengajaran metode mengajar. Pada prinsifnya, metode pendidikan itu sama dengan metode mengajar
ilmu pengetahuan umum, walaupun diakui adanya beberapa ciri khusus tersendiri. Banyak buku-buku yang telah membahas berbagai macam
metode dalam mengajar antara lain: Menurut Dr. Winarno Surachmad dalam bukunya “Interaksi mengajar
dan Belajar”, mengemukakan berbagai metode mengajar dalam kelas, yaitu:
24
a Metode tanya jawab
Metode tanya jawab ialah: penyampaian pelajaran dengan cara guru mengajukan pertanyaan dan murid menjawab. Atau suatu metode
di dalam pendidikan dimana guru bertanya sedang murid menjawab tentang bahan materi yang ingin diperolehnya.
25
Metode ini dimaksudkan untuk mengenalkan pengetahuan, fakta- fakta tertentu yang sudah dijarkan dan untuk merangsang perhatian
23
Abdul Mujid dan Dian Andayani, Pendidikan Islam Berbasis Kompetensi, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2004, h. 132
24
Drs. H. Zuhairini, Drs. Abdul Ghogur, dan Drs. Slamet As. Yusuf, Metodik Khusus Pendidikan Agama, Surabaya: Biro Ilmiah akultas Tarbiyah IAIN Sunan Ampel Malang, 1983, h. 82
25
Drs. Abu Ahmadi, Metodik Khusus Pendidikan Agama MKPA, Bandung: Armico, 1985, h.113
29
murid dengan berbagai cara sebagai apersepsi, selingan dan evaluasi.Metode tanya jawab tepat dipergunakan:
1 Untuk mengarahkan anak agar perhatiaanya terarah kepada masalah
yang sedang dibicarakan. 2
Untuk mengarahkan proses berpikir anak didik. 3
Sebagai bahan ulangan evaluasi kemampuan materi yang telah dikuasai anak didik.
4 Sebagai penambah metode ketika metideh ceramah telah
dipergunakan. Kelebihan Metode Tanya Jawab
1 Situasi kelas akan lebih hidup, karena anak didik akan lebih aktif
berfikir dan menyampaikan pemikirannya dengan berani berbicara ataupun menjwab pertanyaan.
2 Sangat positif sekali untuk melatih anak agar berani
mengemukakan pendapat lisan dengan secara teratur. 3
Timbulnya perbedaan pendapat diantara anak didik akan membawa situasi kelas pada situasi diskusi.
4 Mendorong murid lebih aktif dan bersugguh-sungguh, dalam asrti
murid yang biasanya segan mencurhkan perhatian akan lebih berhati-hati dan aktif mengikuti pelajaran.
5 Walaupun agak lambat, tetapi guru dapat mengatur pemahaman
pengertian murid pada masalah yang dibicarakan.
Kekurangan Metode Tanya Jawab 1
Apabila terjadi perbedaan pendapat akan memakan banyak waktu untuk menyeleseikannya; dan lebih dari pada itu, kadang-kadang
murid dapat menyalahkan pendapat guru besar resikonya. 2
Kemungkinan terjadi penyimpangan perhatian anak, terutama apabila terdapat jawaban-jawaban yang kebetulan menarik
30
perhatiannya, padahal bukan sasaran yang dituju penyimpangan dari pokok persoalan semula.
3 Kurang dapat secara cepat merangkum bahan materi pelajaran.
b Metode Diskusi
Metode diskusi ialah suatu metode di dalam mempelajari bahan atau menyampaikan bahan dengan jalan mendiskusikannya, sehingga
berakibat menimbulkan pengertian serta pengubahan tingkah laku murid. Metode ini dimaksudkan untuk merangsang murid berfikir dan
mengeluarkan pendapat sendiri, serta ikut menyumbangkan pikiran dalam satu masalah bersama yang terkandung banyak kemungkinan-
kemungkinan jawaban. Diskusi juga berarti suatu kegiatan kelompok dalam memecahkan
masalah untuk mengambil kesimpulan. Diskusi tidak sama dengan berdebat. Diskusi selalu diarahkan apada pemecahan masalah yang
menimbulkan berbagai macam pendapat dan akhirnya diambil suatu kesimpulan yang dapat diterima oleh anggota dalam kelompoknya.
26
Kelebihan Metode Diskusi: 1
Suasana kelas lebih hidup, sebab anak-anak mengarahkan perhatian pikirannya kepada masalah yang sedang didiskusikan, partisipasi anak
dalam metode ini lebih baik. 2
Dapat menaikkan prestasi kepribadian individu, seperti: toleransi, demokratis, berfikir kritis, sistimatis, dabar dan sebagainnya.
3 Kesimpulan hasil diskusi mudah dipahami anak, karena anak-anak
mengikuti proses berpikir sebelum sampai kepada suatu kesimpulan. 4
Anak-anak dilatih belajar mematuhi peraturan dan tata tertib dalam suatu diskusi sebagai latihan apda musyawarah yang sebenarnya.
Kekurangan metode diskusi
26
Drs. Abu Ahmadi, Metodik Khusus Pendidkan Agama MKPA, Bandung: Armico, 1985, h.114
31
1 Kemungkinan ada anak yang tidak ikut aktif, sehingga bagi anak-
anak ini, diskusi merupakan kesempatan untuk melepaskan diri dari tanggung jawab.
2 Sulit menduga hasil yang dicapai, karena waktu yang dipergunakan
untuk diskusi cukup panjang. c
Metode caramah Metode ceramah ialah suatu metode dalam pendidikan dimana cara
menyampaikan pengertian-pengertia materi kepada anak didik dengan jalan memberi penerangan dan penuturan secara lisan. Untuk penjelasan
uraiannya guru dapat mempergunakan alat-alat bantu mengajar yang lain, misalnya: gambar-gambar, peta, denah, dan alat peraga lainnya.Metode
ceramah efektif dipergunakan: 1
Apabila akan menyampaikan bahan atau materi kepada banyak orang. 2
Apabila penceramahnya orang pembicara yang baik dan berwibawa. 3
Apabila tidak ada waktu untuk berdiskusi dan bahan pelajaran yang akan disampaikan terlalu banyak.
4 Apabila bahan atau materi yang akan disampaikan hanya merupakan
keterangan atau penjelasan tidak dapat alternatif yang lain yang dapat didiskusikan.
Kelebihan metode ceramah 1
Dalam waktu relatif singkat dapat disampaikan bahan sebanyak- banyaknya.
2 Organisasi kelas lebih sedrhana, tidak peerlu mengadakan
pengelompokan murid-murid seperti metode yang lain. 3
Guru dapat menguasai seluruh kelas dengan mudah, walaupun jumlah cukup besar.
4 Apabila penceramah berhasil baik, dapat menimbulkan semangat,
kreasi dan konstruktif, yang merangsang murid-murid untuk melaksanakan suatu tugas pekerjaan.
32
5 Metode ini lebih fleksibel dalam asrti bahwa jika waktu terbatas
sedikit bahan dapat dipersingkat, diambil hal-hal yang penting saja, dan sebaliknya apabila waktunya memungkinkan banyak dapat
disampaikan bahan yang banyak dan mendalam. Kekurangan metode ceramah
1 Guru sukar untuk mengetahui pemahaman anak terhadap bahan-bahan
yang diberikan. 2
Kadang-kadang guru sangat mengejar disampaikannya bahan sebanyak-banyaknya, sehingga hanya menjadi bersifat pemompaan.
3 Pendenagaran cenderung menjadi pasif dan ada kemungkinan
malahan kurang tepat dalam mengambil kesimpulan, seba guru menyampaikan bahan-bahan tersebut denagn lisan.
4 Apabila penceramah tidak memperhatikan segi psikologis dan didaktis
dari anak didik, ceramah dapat bersifat melantur-lantur dan mebosankan. Sebaliknya guru dapat terlalu berlebih-lebihan berusaha
membangkitkan minat perhatian dengan jalan humor, sehingga inti dan isi ceramah menjadi kabur.
d Metode kerja kelompok
Kelompok adalah kumpulan dua orang atau lebih yang satu sama lain ingin mencapai tujuan yang sama. Sedangkan yang dimaksud
dengan metode kerja kelompok adalah metode mengajar yang menyampaikan bahan ajar dengan cara membentuk kelompok belajar.
Kelebihan metode kerja kelompok antara lain: 1
Menanamkan kerjasama antar siswa 2
Membina sikap toleransi antar siswa 3
Menanamkan sikap tolong menolong antar siswa 4
Menanamkan sikap tanggung jawab, disiplin, dan rela berkorban Kelemahan metode kerja kelompok anatara lain:
1 Pembentukan kelompok belajar yang baik tidak mudah dilakukan
33
2 Terkadang terdapat anggota kelompok bersifat pasif yang
merugikan kinerja kelompok. 3
Terkadang timbul persaingan antar kelompok yang bersifat negatif yang menimbulkan permusuhan.
4 Guru terlebih dahulu harus sudah membuat perencanaan yang
matang tentang kegiatan kelompok yang akan dilaksanakan oleh siswa.
e Metode demonstrasi
Metode demonstrasi adalah metode mengajar dengan cara mendemokan atau memperlihatkan suatu proses. Metode ini, biasanya
cocok digunakan untuk mengajarkan suatu pembentukan suatu konsep atau proses suatu percobaan dalam suatu materi yang diajarkan. Metode
demonstrasi dalam prakteknya memerlukan sejumlah alat peraga. Kelebihan Metode demonstrasi antara lain:
1 Siswa akan terpusat perhatiannya terhadap kegiatan demonstrasi yang
dilakukan. 2
Suasana belajar tidak pasif, tetapi terjadi interaksi yang dinamis anatara guru dengan siswa.
3 Siswa terangsang untuk berpikir kritis
4 Memberikan pengalaman yang bersifat praktis sehingga siswa lebih
mudah memahami suatu konsef. 5
Siswa lebih mudah mengambil kesimpulan 6
Siswa bisa langsung mendapat jawaban dari guru terhadap pertanyaan- pertanyannya yang kemungkinan besar menjadi faktor penghambat
siswa memahami suatu materi. Kelemahan metode demonstrasi antara lain:
1 Memerlukan waktu relatif yang lama.
34
2 Memerlukan alat peraga yang terkadang tidak mudah dijumpai atau
relatif mahal. 3
Terkadang terdapat sejumlah alat peraga yang tidak memungkinkan untuk dibawa ke kelas.
4 Metode sulit digunakan apabila siswa sebelumnya tidak memahami
dasar teorinya.
f Metode karyawisata
Metode karyawisata adalah metode mengajar dengan cara melakukan kunjungan ketempat yang dianggap relevan dengan materi
yang akan diajarkan. Kelebihan Metode karyawisata antara lain:
1 Siswa dilatih untuk teliti.
2 Siswa belajar cara-cara melakukan observasi.
3 Siswa diajarkan mengenal alam lingkuangan sekitarnya
4 Siswa dapat menagamati objek swcara langsung sesuai aslinya
5 Siswa dialtih untuk belajar mandiri dan melakukan eksplorasi
6 Siswa belajar dalam suasana yang santai dan menggembirakan
Kelemahan Metode karyawisata antara lain: 1
Waktu yang tersedia tidak mencukupi untuk semua kegiatan belajar yang direncanakan.
2 Kesulitan mengatur waktu siswa agar tetap tertib selama kegiatan
karyawisata relatif lebih tinggi. 3
Biaya yang digunakan relatif besar. 4
Sering kali terjadi kecelakaan
35
7. Hasil Penelitian yang Relevan
Putri dkk, menjelaskan dalam penelitiannya yang berjudul “Perbedaan Sosisalisai Antara Siswa Kelas Akselerasi dan Kelas Reguler
dalam Lingkungan
Pergaulan Sekolah
” menyimpulkan bahwa Kemampuan kognitif yang dimiliki siswa akselerasi sebagai siswa yang
memiliki kemampuan diatas rata-rata memberikan pengaruh atau kontribusi terhadap kemampuan sosialisasinya. Hal ini dibuktikan dengan
rata-rata skor sosialisasi yang diperoleh siswa akselerasi lebih tinggi dibandingkan siswa regular.
27
Lina Fatmawati, menjelasakan dalam penelitiannya yang berjudul “Implemenatasi Program Akselerasi Dalam Pembelajaran Pendidikan
Agama Islam di SMP Muhammadiyah 2 Yogyakarta” menyimpulkan
bahwaAgar tujuan pembelajaran itu tercapai dengan baik, tentunya bagi seorang guru memilih metode pembelajaran PAI yang sesuai denagn
materi pembelajaran. Namun perlu diperhatikan tiap-tiap metode meiliki kekurangan, sehingga seorang guru PAI yang baik harus mampu memilih
metode yang tepat dalam penyampaian materi. Dengan metode yang bervariasi, maka pembelajaran akan semakin menarik. Metode yang
digunakan guru pada pembelajaran PAI di SMP Muhammadiyah 2 Yogyakarta adalah metode ceramah, tanya jawab, dan penugasan.
28
Respati dkk, menjelaskan dalam penelitiannya yang berjudul “Gambaran Kecerdasan Emosional Siswa Berbakat di Kelas Akselerasi
SMA di Jakarta” menyimpulkan bahwasiswa dengan IQ genius memiliki
kecerdasan emosional
rendah dengan
persentase paling
besar dibandingkan kategori IQ lainnya.
29
27
DiahSekarAyu Rena Putri,dkk, “PerbedaanSosialisasiAntaraSiswaKelasAkselerasidan KelasRegulerDalamLingkunganPergaulan Di Sekolah,
Humanitas : Indonesian Psychological Journal Vol. 2 No.1, Januari 2005, h. 39
28
Lina Fatmawati, “Implementasi Program Akselerasi Dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, Jurnal Pembangunan manusia,Vol. 7, No. 1, 27 April 2010, h. 84.
29
Winanti S. Respati, Wildan P. Arifin, Ernawati, Gambaran Kecerdasan Emosional Siswa Berbakatdi Kelas Akselerasi SMA di Jakarta,” Jurnal Psikologi, Vol. 5, No. 1, Juni 2007, h. 59.
36
Anwar, menjelaskan dalam penelitiannya yang berjudul “Analisis
Underchiever Pada Siswa Akselerasi” menyimpulkan bahwa faktor yang
menjadi penyebab underachiever pada siswa akselerasi berasal dari faktor internal dan eksternal. Faktor internal meliputi motivasi subjek memasuki
kelas akselerasi bukan karena prestasi melainkan karena tujuan tertentu, adanya self efficacy yang rendah pada diri subjek terutama pada pelajaran
matematika, kesulitan manajemen waktu, dan motivasi belajar yang rendah. Sedangkan untuk faktor eksternal yang mempengaruhi
underachiever adalah karena adanya permasalahan yang terjadi dalam keluarga, cara pengajaran yang monoton dan membosankan.
30
30
Zainulanwar, “Analisis Underchiever Pada Siswa Akselerasi”, jurnalonline psikologi, Vol.
01, No. 01, Thn 2013, h. 239-240.
37
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri3Tangerang Selatan. Sedangkan
waktu penelitian dilaksanakan pada Bulan Januari 2012.
B. Latar Penelitian
SMP N 3 Tangerang Selatan beralamat di jalan Ir. H. Juanda No. 1 Ciputat samping UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang berdiri tahun 1997
dan memiliki luas tanah sekitar 4.039 m
2
. Sekolah ini memiliki sejarah yang lumayan panjang untuk mendapatkan nama SMP 3 Tangerang Selatan, yaitu
sejak tahun 1977 dengan nama Kelas Jauh SMPN 2 Tangerang dan dikukuhkan menjadi SMPN 2 Filial tahun 1979. Bulan Februari 1983 menjadi sekolah
mandiri dengan nama SMP negeri 1 Ciputat. Perubahan nomenklatur pada tahun 1999 untuk kecamatan Ciputat menjadikan SMPN 1 Ciputat berubah
nama menjadi SMP negeri 2 Ciputat hingga SMPN 3 Tangerang Selatan saat ini.
Sekolah ini mempunyai program akselerasi yang sudah dijalankan selama 7 tahun dari tahun 2007 sampai sekarang. Saat ini kelas akselerasi
38
mempunyai siswa berjumlah 42 yang terdiri dari 21 siswa pada kelas dua dan 21 siswa pada kelas tiga.
Penyelenggaraan program akselerasi di sekolah ini menggunakan bentuk inklusif kelas yang diberikan layanan pada peserta didik yang memiliki
potensi kecerdasan istimewa dalam proses pembelajaran dan bergabung satu sekolahan dengan program regular dan menggunakan bentuk program
pendidikan gabungan program percepatan dan pengayaan.
31
Kurikulum yang dipergunakan adalah kurikulum KTSP, sama halnya dengan program regular tapi yang membedakan hanyalah akselerasi itu
percepatan, yang tadinya 3 tahun bisa ditempuh dengan hanya 2 tahun.
32
Peseta didik yang masuk pada program akselerasi di SMP Negeri 3 Tangerang Selatan memang anak-anak yang memiliki IQ di atas rata-rata,
karena untuk masuk pada kelas ini peserta didik harus mengikuti beberapa prosedur penerimaan diantaranya seleksi administrasi, tes psikologis, tes
intelegensi, tes kreatifitas dan tes commitment.Guru yang ditugaskan untuk mengajar pada kelas ini adalah guru yang memiliki kompetensi. Jika guru
tersebut tidak berkompeten maka siswa kelas aksel berhak mengajukan penggantian guru baru.
33
Sarana dan prasarana yang terdapat di kelas akselerasi SMP 3 Tangsel dianggap cukup lengkap, diantaranya ada komputer, proyektor, loker untuk
setiap siswa, ruangan kelas ber AC dan kedap suara.
34
C. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriftifkualitatif, maksudnya data yang dikumpulkan itu berupa kata-kata,
gambar, dan bukan angka. Adapun jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif, karena data yang dipaparkan secara analisis deskriptif.
31
Hasil wawancara dengan ketua koordinasi kelas akselerasi Rabu, 13 November 2012
32
Op.Cit
33
Op.cit
34
Hasil observasi di kelas 3 akselerasi Rabu, 13 November 2012
39
Metode penelitian kualitatif ini sering disebut metode penelitian naturalistik karena penelitiannya dilakukan pada kondisi yang alamiah natural
setting; disebut juga sebagai metode etnographi karena pada awalnya metode ini lebih banyak digunakan untuk penelitian bidang antropologi budaya;
disebut metode kualitatif karena data yang terkumpul dan analisisnya lebih bersifat kualitatif.
35
Kegiatan pokok dalam penelitian ini adalah mendeskripsikan dan menganalisis secara intensif tentang segala fenomena sosial yang diteliti, yaitu
masalah-masalah yang berkaitan dengan metode pendidikan agama Islam pada program akselerasi yang diperoleh secara kualitatif.
D.
Prosedur Pengumpulan Data
Tidak ada satu penelitianpun yang tidak melalui proses pengumpulan data. Mengumpulkan data berarti mencatat peristiwa, karakteristik, elemen,
nilai suatu variable. Maka prosedur pengumpulan data menjelaskan apa yang akan dilakukan untuk menjaring data tentang variable atau fokus penelitian.
36
Dalam proses pembelajaran demi meningkatkan kualitas pendidikan yang sesuai dengan penelitian kualitatif, maka dalam penelitian ini peneliti
mengumpulkan data dengan cara: 1.
Observasi Metode observasi adalah pengamatan dan pencatatan secara sistematis
terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian.
37
Dalam observasi ini diusahakan mengamatai keadaan yang wajar dan yang sebenarnya tanpa ada usaha yang sengaja untuk mempengaruhi, mengatur,
atau memanipulasikannya.Dalam hal ini peneliti mengamati pelaksanaan metode pembelajaran Pendidikan Agama Islam PAI di kelas Akselerasi
SMP Negeri 3 Tangerang Selatan.
35
Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, Bandung: Alfabesta, 2008, h. 1
36
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah¸Pedoman Penulisan Skripsi, h. 55
37
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah¸Op.Cit., h. 56