Pengembangan  kompetensi  guru  merupakan  proses  perubahan  kemampuan professional guru secara bertahap kearah  yang lebih baik untuk terciptanya suatu
kesempurnaan. Pengembangan  kompetensi  guru merupakan bagian dari  kegiatan peningkatan tenaga kependidikan.
Kualitas guru dalam mengajar pada hakikatnya merupakan hasil interaksi dari berbagai  faktor  yang  mempengaruhinya,  yaitu  faktor  yang  datangnya  dari  dalam
dirinya  dan  dari  luar  dirinya.  Faktor  yang  datang  dari  dalam  dirinya  faktor internal  antara  lain  adalah  faktor  kesehatan,  potensi,  sikap  dan  kepribadian.
Sedangkan  faktor  yang  berasal  dari  luar  dirinya  faktor  eksternal  antara  lain adalah kepala sekolah, anak didik, dan sarana prasarana sekolah.
Menurut  Kartini  Kartono  terdapat  dua  faktor  yang  dapat  mempengaruhi kompetensi  antara  lain  adalah  faktor  dari  dalam  diri  sendiri  yang  meliputi
kecerdasan,  keterampilan  dan  kecakapan,  bakat,  kemampuan  dan  minat,  motif, kepribadian  dan  cita-cita.  Dan  faktor  dari  luar  diri  sendiri  yang  meliputi
lingkungan dan sarana prasarana.
26
Kedua faktor tersebut menunjukkan bahwa  guru sebagai ahli pendidikan dan pengajaran  harus  mampu  memiliki  kesadaran,  keinginan  dan  kemauan  untuk
selalu  meningkatkan  kompetensinya,  sehingga  diharapkan  guru  menjadi  lebih kompeten  dalam  melaksanakan  tugasnya  sebagai  pendidik.  Selain  itu  ditunjang
juga  dengan  upaya-upaya  dari  luar,  seperti  sarana  dan  prasarana  serta  kegiatan- kegiatan  pengembangan  kompetensi  guru  dalam  upaya  untuk  meningkatkan
profesionalisme  guru  dalam  pengajaran  pendidikan  dan  pelatihan,  seminar,  dan penataran-penataran.
C. MUTU PEMBELAJARAN
1. Pengertian mutu pembelajaran
Dari  waktu  kewaktu  peranan  pendidikan  sebagai  wahana  pengembangan kualitas SDM telah disadari oleh berbagai pihak. Pendidikan membentuk manusia
pembangunan dengan cara mengarahkan manusia pada pemanfaatan potensi yang ada  pada  dirinya,  serta  sakaligus  mengembangkannya  seoptimal  mungkin.  Ini
26
Kartini Kartono, Menyiapkan dan Memandu karir, Jakarta: CV. Raja Wali, 1985, h. 23
menjadikan  manusia  lebih  mengenali  kemampuannya  untuk  mengatasi  setiap masalah yang dihadapi.
Menurut  Kamus  Besar  Bahasa  Indonesia  “  Mutu  adalah  ukuran  baik  buruk suatu  kualitas,  taraf,  kadar,  atau  derajat  dari  kecerdasan,  kepandaian,  dan
sebagainya.
27
Menurut  Oemar  Hamalik,  pengertian  mutu  dapat  dilihat  dari  dua  segi,  yaitu normatif  dan  deskriptif.  Dalam  artian  normatif,  mutu  itu  berdasarkan
pertimbangan  kriteria  intrinsik  dan  ekstrinsik.  Sedangkan  dalam  artian deskriptif,  mutu  ditentukan  berdasarkan  keadaan  nyatanya,  misalnya  hasil  tes
prestasi belajar.
28
Dengan  demikian  pengertian  mutu  dari  beberapa  pendapat  di  atas  adalah ukuran untuk menyatakan esensi semua benda atau hal berupa standar ideal yang
ingin dicapai oleh suatu proses. Dan  sebelum  penulis  menguraikan  pengertian  pembelajaran,  perlu
dikemukakan  juga  definisi  belajar.  Sebagian  orang  beranggapan  bahwa  belajar adalah  semata-mata  mengumpulkan  atau  menghafalkan  fakta-fakta  yang  tersaji
dalam bentuk informasi atau materi pelajaran. Orang yang beranggapan demikian biasanya  akan  segera  merasa  bangga  ketika  anak-anaknya  yang  telah  mampu
menyebutkan  kembali secara  lisan sebagian besar informasi  yang terdapat dalam buku teks atau yang diajarkan oleh guru.
Pengertian  belajar  sebagaimana  dikemukakan  para  ahli  pendidikan  adalah menurut Skinner, seperti yang dikutip Barlow 1985 dalam bukunya Educational
Psychologi:  The  Teaching  Learning  Process, berpendapat  bahwa  belajar  adalah
suatu  proses  adaptasi  atau  penyesuaian  tingkah  laku  yang  berlangsung  secara progresif.  Demikian  juga  Hintzman  dalam  bukunya  The  Psychology of Learning
and  Memory ,  berpendapat Learning  is  a  Change  in  organism  due  to experience
which can offect the organism’s behavior. Artinya, belajar adalah suatu perubahan
yang  terjadi  dalam  diri  organisme  manusia  atau  hewan  disebabkan  oleh
27
Pusat Bahasa Depdiknas, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 2002, edisi ketiga, h. 768.
28
Oemar Hamalik, Evaluasi Kurikulum, Bandung: Remaja Rosyda Karya1990, cet. I, h.33.
pengalaman  yang  dapat  mempengaruhi  tingkah  laku  organisme  tersebut. Sedangkan  Witting  dalam  bukunya  Psychologi  of  Learning  mendefinisikan
belajar  sebagai:  any  relatively  permanent  change  in  an  organism  behavioral repertoire  that  occurs  as  a  result  of  experience.
Yang  artinya  belajar  ialah perubahan  yang  relative  menetap  yang  terjadi  dalam  segala  macam  atau
keseluruhan tingkah laku suatu organisme sebagai hasil pengalaman.
29
Di kalangan para ahli psikologis terdapat keragaman dalam cara menjelaskan dan  mendefinisikan  tentang  belajar  learning.  Namun  baik  secara  eksplisit
maupun secara implisit pada akhirnya terdapat kesamaan maknanya, ialah bahwa dalam  definisi  maupun  konsep,  belajar  itu  selalu  menunjukkan  kepada  suatu
proses  perubahan  perilaku  atau  pribadi  seseorang  berdasarkan  praktek  atau pengalaman tertentu
30
. Timbulnya  keanekaragaman pendapat para ahli tersebut diatas adalah karena
adanya  perbedaan  sudut  pandang  yang  wajar.  Selain  itu,  perbedaan  antara  satu situasi  belajar  dengan  situasi  belajar  lainnya  yang  diamati  oleh  para  ahli  juga
dapat  menimbulkan  perbedaan  pandangan.  Dan  dari  beberapa  pendapat  diatas dapat disimpulkan belajar adalah suatu usaha sadar yang dilakukan oleh individu
dalam  perubahan  tingkah  lakunya  baik  melalui  latihan  dan  pengalaman  yang menyangkut  aspek  kognitif,  afektif  dan  psikomotor  untuk  memperoleh  tujuan
tertentu. Adapun  istilah  pembelajaran erat  kaitannya  dengan  belajar  dan  diperkirakan
relatif  baru  digunakan  oleh  para  pakar  pendidikan  yaitu  sekitar  tahun  1970-an. Dalam  literatur  Indonesia  pada  Konsep  Teknologi  Pendidikan,  dibedakan  istilah
pembelajaran Instruction dan pengajaran Teaching. Pembelajaran disebut juga kegiatan  instruksional  saja,  yaitu  usaha  mengelola  lingkungan  dengan  sengaja
agar  seseorang  belajar  berperilaku  tertentu  dalam  kondisi  tertentu.  Sedangkan pengajaran  adalah  usaha  membimbing  dan  mengarahkan  pengalaman  belajar
29
Muhibbin  Syah,  Psikologi  Pendidikan  dengan  Pendekatan  Baru  Edisi  Revisi,  Bandung: PT. Remaja Rosyda Karya, 2002, Cet. VII, h. 89-90.
30
Dr.  Abin  Syamsuddin  Makmun,  M.A,  Psikologi  Kependidikan,  Bandung:  Bambang Trimansyah, 1998cet ke-2, h. 110.
kepada peserta didik yang biasanya berlangsung dalam situasi resmi formal. Dan menurut  Gagne  dan  Biggrs  sebagaimana  dikutip  oleh  Tengku  Zahara  Djaafar,
pembelajaran adalah rangkaian peristiwa atau kejadian yang mempengaruhi siswa sedemikian rupa sehingga proses belajarnya dapat berlangsung dengan mudah.
31
Dengan  demikian  dapat disimpulkan  bahwa  pembelajaran  merupakan  proses yang  mempengaruhi  perubahan  siswa  selama  kegiatan  belajar  berlangsung,  dan
tidak  hanya  melihat  dari  hasil  belajarnya  saja  tetapi  seluruh  komponen  yang berhubungan  dengan  belajar.  Adapun  komponen-  komponen  yang  dapat
mempengaruhi mutu pembelajaran antara lain: a.
Tujuan pembelajaran b.
Materi bahan pembelajaran c.
Metode pembelajaran d.
Media sarana pembelajaran e.
Evaluasi pembelajaran Pada pembahasan di atas, telah dijabarkan pengertian mutu dan pembelajaran
secara terpisah, maka penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa yang dimaksud mutu  pembelajaran  adalah  kualitas  atau  suatu  gambaran  yang  menjelaskan  baik
buruknya hasil yang dicapai anak didik dalam proses interaksi anak didik dengan pendidik  dan  sumber  belajar  pada  suatu  lingkungan  belajar.  Dan  masalah  mutu
pembelajaran  merupakan  salah  satu  masalah  yang  dihadapi  oleh  system pendidikan  di  Negara  kita.  Berbagai  usaha  dan  program  telah  dikembangkan
dalam rangka meningkatkan mutu pembelajaran tersebut.
2. Upaya peningkatan mutu pembelajaran