Konsep Pengembangan Kompetensi Guru

Kompetensi sosial merupakan kemampuan guru sebagai bagian dari masyarakat yang sekurang-kurangnya memiliki kompetensi untuk: a Berkomunikasi secara lisan, tulisan, dan isyarat. b Menggunakan teknologi komunikasi dan informasi secara fungsional c Bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua wali peserta didik, dan d Bergaul secara santun dengan masyarakat sekitar. 19 Secara teoritis empat jenis kompetensi tersebut dapat dipisah-pisahkan satu sama lain, akan tetapi secara praktis sesungguhnya empat jenis kompetensi tersebut tidak mungkin dapat dipisah-pisahkan. Diantara empat jenis kompetensi itu saling menjalin secara terpadu dalam diri guru professional. Jadi dari uraian teori mengenai kompetensi, professional, dan hakikat guru di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa kompetensi professional guru adalah kemampuan dan keahlian khusus dalam bidang keguruan yang dimiliki guru sehingga ia mampu melakukan tugas dan fungsinya sebagai guru dengan kemampuan maksimal sehingga memungkinkan guru dapat membimbing peserta didik memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan dalam Standar Nasional Pendidikan.

3. Konsep Pengembangan Kompetensi Guru

Sondang P Siagian dalam bukunya yang berjudul Manajemen Sumber Daya Manusia mengemukakan bahwa “pengembangan adalah suatu usaha untuk meningkatkan kemampuan teknis, teoritis konseptual, dan moral karyawan sesuai dengan kebutuhan pekerjaan jabatan melalui pendidikan dan latihan 20 . Dengan kata lain, pengembangan adalah sikap kegiatan yang dimaksudkan untuk 19 , Strategi Pembelajaran berorientasi Standar Proses Pendidikan, Jakarta: Kencana, 2008, cet ke-5, h. 18-19. 20 Sondang P Siagian, Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta: PT Ikrar Mandiriabadi, 1997, Cet. Ke-9, h. 76 mengubah kelakuan, yang terdiri dari pengetahuan, kecakapan-kecakapan dan sikap. Sebelum membahas lebih dalam mengenai pengembangan kompetensi guru, penulis terlebih dahulu akan mengangkat beberapa literature mengenai pengembangan personil karena bila dilihat dari kaca mata manajemen, guru adalah sebagai tenaga personil dari sebuah lembaga atau organisasi. Sudarwan Danim yang mengutip Castetter, mengemukakan empat langkah pengembangan personalia, yaitu: a. Perencanaan b. Pengorganisasian c. Pelaksanaan d. Evaluasi 21 Dan Sudarwan Danim pun mengemukakan tiga manfaat pengembangan personalia, yaitu: 1 Peningkatan performansi personalia sesuai dengan posisinya saat ini 2 Pengembangan keterampilan personalia untuk mengantisipasi tugas-tugas baru yang bersifat reformasi 3 Merangsang pertumbuhan diri personalia bagi penciptaan kepuasan kerja secara individual. 22 Dari tujuan pengembangan tersebut diatas, ternyata pengembangan kompetensi tenaga edukatif tidak berbeda dengan tujuan pengembangan personil yang telah diuraikan, yaitu untuk meningkatkan performans dan meningkatkan keterampilan dan keahlian pokok yang harus dimiliki, keterampilan konseptual, teknikal dan pribadi untuk dapat melaksanakan tugasnya secara professional. Selanjutnya Castetter merumuskan bahwa pengembangan personil mencakup beberapa kegiatan, baik kegiatan jangka pendek maupun jangka panjang yang masing-masing mempunyai tujuan berbeda. Kegiatan pengembangan personalia ini dilakukan dengan menempuh tahapan-tahapan tertentu, yaitu: menganalisis 21 Sudarwan Danim, Inovasi Pendidikan,Bandung: Pustaka Setia, 2002 Cet. Ke-1, h. 36 22 , Inovasi Pendidikan,Bandung: Pustaka Setia, 2002 Cet. Ke-1, h. 35 kebutuhan, merumuskan tujuan dan sasaran, mendesain program, mengimplementasikan dan mendeliverikan program, serta mengevaluasi program 23 . Dalam pengembangan ini ada dua kegiatan, yaitu: 1 yang khusus direncanakan dan diterapkan oleh system sekolah pendekatan formal, 2 yang dilakukan oleh personil itu sendiri pendekatan informal. Dalam pendapatnya, Sudarwan Danim membuat suatu model proses pengembangan yang terdiri dari: a Perencanaan pengembangan personil Perencanaan pengembangan personil ini merupakan perencanaan makro yang meliputi aspek pengembangan menyangkut isu-isu pokok, seperti program apa yang diharapkan dapat dikerjakan, apa batasannya, dan bagaimana urutan prioritasnya, penanggungjawab dan sifatnya, prioritasnya dan tanggungjawab, dan lain sebagainya dari seluruh tingkat administrasi yang terlibat dalam kegiatan pengembangan. b Pemprograman pengembangan personil Maksud dari pemprograman pengembangan personil ini adalah mentransformasikan perencanaan makro kedalam suatu rangkaian perencanaan mikro, berupa desain operasional dan program pengembangan. c Pengevaluasian program pengembangan personil Dimana tahap ini dimaksudkan untuk menentukan tingkat keberhasilan pengembangan yang telah direncanakan dan kelemahan-kelemahan dalam proses penyelenggaraan. Untuk itu guru sebagai personil edukatif dituntut juga untuk mengembangkan bidang pekerjaannya sesuai dengan rumusan-rumusan diatas karena memang perkembangan dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi telah demikian maju dengan pesatnya, sehingga lembaga sekolah dituntut untuk bisa mengikuti gerak langkah kemajuan itu, dimana semua personil yang terlibat didalamnya 23 , Inovasi Pendidikan,Bandung: Pustaka Setia, 2002 Cet. Ke-1, h. 36 harus menyesuaikan diri dengan hal tersebut. Tenaga edukatif atau guru sebagai salah satu personil dilembaga sekolah harus mengembangkan kompetensi demi keberhasilan pelaksanaan tugas profesionalnya, disamping melaksanakan inovasi dan mengatasi tantangan yang menghadangnya. Sedangkan menurut Sondang P Siagian, disamping bermanfaat bagi organisasi, kegiatan program pengembangan sudah barang tentu bermanfaat pula bagi para anggota organisasi. 24 Berdasarkan pendapat tersebut, penulis mengambil kesimpulan bahwa sekolah sebagai suatu organisasi dipandang perlu untuk mengadakan pengembangan personalia, dalam hal ini salah satu diantaranya adalah pengembangan kompetensi guru. Dimana pengembangan kompetensi guru tersebut menyangkut tiga hal yang harus dilakukan yaitu perencanaan kegiatan, pelaksanaan kegiatan, dan evaluasi kegiatan. Perencanaan kegiatan tersebut merupakan kegiatan merencanakan proses pembelajaran, pelaksanaan kegiatan merupakan kegiatan melaksanakan dan memimpin atau mengelola proses pembelajaran, sedangkan evaluasi kegiatan dimaksudkan untuk menilai kemajuan proses pembelajaran. Kegiatan pengembangan tenaga kependidikan yakni guru, dilakukan atas prakarsa institusi, kelompok maupun individu. Dilihat dari perspektif institusi, kegiatan ini diperuntukan untuk merangsang, memelihara, dan meningkatkan kualitas staf dalam memecahkan masalah-masalah keorganisasian. Pengembangan tenaga kependidikan atas prakarsa institusi adalah penting. Namun yang tidak kalah pentingnya adalah prakarsa personal tenaga kependidikan untuk menjalani proses personalisasi. Dari paparan di atas diketahui bahwa kewajiban untuk mengembangkan kompetensi professional guru adalah kewajiban guru itu sendiri, atasan dari guru tersebut seperti kepala sekolah dan supervisor sebagai kepanjangan tangan dari institusi yang berkaitan dengan dunia kependidikan. 24 Sondang P Siagian, Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta: Bumi Aksara, 2004, Cet. Ke-11, h. 184 Dalam pengembangan kompetensi guru mengenai hal-hal tentang perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Perencanaan ini menurut penulis bisa mencakup bagaimana sekolah atau individu guru dalam merencanakan pengembangan kompetensi professional keguruannya, seperti berencana untuk senantiasa mengembangkan kompetensi professional guru seperti: berencana mengikuti pelatihan-pelatihan, membeli buku-buku dan sebagainya. Sedangkan pelaksanaan adalah sesuau yang dikerjakan berdasarkan perencanaan yang telah dibuat sebelumnya baik individu guru yang bersangkutan atau oleh sekolah atau juga institusi terkait. Adapun kegiatan evaluasi adalah melakukan penilaian terhadap pelaksanaan- pelaksanaan yang telah dilakukan atau dikerjakan, apakah perencanaan yang dibuat sudah terlaksana atau belum, sesuai dengan rencana atau tidak, serta berhasil atau tidaknya perencanaan dan pelaksanaan pengembangan kompetensi guru, oleh institusi sekolah atau guru itu sendiri. Dari uraian tersebut dapat dijelaskan bahwa pengembangan kompetensi guru dapat diartikan sebagai usaha yang dilakukan untuk memperbaiki dan meningkatkan kemampuan, keterampilan, dan kecakapan-kecakapan serta untuk menambah pengetahuan yang dimiliki oleh para guru, sehingga dengan adanya kegiatan pengembangan kompetensi tersebut guru menjadi lebih berkualitas dan kompeten dalam melaksanakan tugasnya sebagai pendidik. Dengan kata lain, pengembangan kompetensi guru tersebut adalah merupakan serangkaian bantuan yang berwujud layanan professional, dimana layanan tersebut diberikan oleh orang ahli kepala sekolah, pemilik sekolah, pengawas dan ahli lainnya, kepada guru dengan maksud agar dapat meningkatkan baik kualitas guru maupun kualitas proses dan hasil pengajaran sehinga tujuan pendidikan yang direncanakan dapat tercapai dengan baik. Oleh karena itu, dengan adanya pengembangan kompetensi terhadap guru, maka tujuan yang hendak dicapai adalah untuk memperbaiki efektivitas kerja seorang guru dalam mencapai hasil kerja yang telah ditetapkan sehingga proses pengajaran yang dilakukan dapat berjalan dengan baik, sehingga guru tersebut dapat menjadi orang yang professional dalam melaksanakan tugasnya sebagai pendidik. Adapun aspek-aspek yang perlu dikembangkan diantaranya adalah aspek afektif, kognitif dan psikomotorik guru dalam pendidikan dan pengajaran yang meliputi aspek pengetahuan, kemampuan, keterampilan, sikap dan kepribadian guru, sehingga guru diharapkan dapat lebih professional dalam menjalankan tugasnya.

4. Indikator Kompetensi Guru