Berdasarkan identifikasi dari segala faktor yang mempengaruhi mutu pembelajaran agar diketahui sebab kegagalan setiap usaha yang dilakukan. Dari
sini ditentukan cara-cara terbaik untuk kelancaran dan keberhasilan setiap usaha yang dilakukan dalam rangka meningkatkan mutu pembelajaran.
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi mutu pembelajaran adalah: a.
Kepemimpinan Kepala sekolah; kepala sekolah harus memiliki dan memahami visi kerja secara jelas, mampu dan mau bekerja
keras, mempunyai dorongan kerja yang tinggi, tekun dan tabah dalam bekerja, memberikanlayananyang optimal, dan disiplin
kerja yang kuat.
b. Siswa; pendekatan yang harus dilakukan adalah “anak sebagai
pusat “ sehingga kompetensi dan kemampuan siswa dapat digali sehingga sekolah dapat menginventarisir kekuatan yang ada pada
siswa . c.
Guru; pelibatan guru secara maksimal , dengan meningkatkan kopmetensi dan profesi kerja guru dalam kegiatan seminar,
MGMP, lokakarya serta pelatihan sehingga hasil dari kegiatan tersebut diterapkan disekolah.
d. Kurikulum; adanya kurikulum yang ajeg tetap tetapi dinamis ,
dapat memungkinkan dan memudahkan standar mutu yang diharapkan sehingga goals tujuan dapat dicapai secara maksimal;
e. Jaringan Kerjasama; jaringan kerjasama tidak hanya terbatas pada
lingkungan sekolah dan masyarakat semata orang tua dan masyarakat tetapi dengan organisasi lain, seperti perusahaan atau
instansi lain sehingga output dari sekolah dapat terserap didalam dunia kerja
33
Faktor-faktor tersebut diatas tidak lain adalah komponen-komponen dari sekolah, ini menunjukkan bahwa usaha meningkatkan mutu pembelajaran tidak
dapat dilakukan dengan memperhatikan satu atau sebagian saja dari komponen sekolah tetapi harus seluruhnya, karena setiap komponen dapat mempengaruhi
mutu pembelajaran.
D. KERANGKA BERFIKIR
33
http:akhmadsudrajat.wordpress.com
Pentingnya peranan pendidikan dalam membentuk Sumber Daya Manusia, setiap lembaga pendidikan perlu meningkatkan mutu pendidikannya, khususnya
dalam meningkatkan kompetensi guru, karena guru merupakan komponen manusiawi yang memiliki keunikan dalam berfikir maupun dalam bekerja.
Adapun yang menjadi kerangka berfikir dalam penelitian ini adalah bahwa guru yang kompeten adalah orang yang memiliki kemampuan dan kehlian khusus
dalam bidang keguruan sehingga ia mampu melakukan tugas dan fungsinya sebagai guru dengan kemampuan maksimal. Atau dengan kata lain, guru
profesional adalah orang yang terdidik dan terlatih dengan baik, serta memiliki pengalaman yang kaya di bidangnya.
Oleh karena itu, dalam rangka meningkatkan mutu pembelajaran, kepala sekolah sebagai manajer pendidikan bertanggungjawab atas aktivitas guru.
Sebagai pemimpin kepala sekolah bertanggungjawab atas pengembangan kompetensi guru dalam usaha untuk meningkatkan kepandaian dan kecakapan,
memberi kesempatan kepada guru untuk meningkatkan kemampuan dan kinerjanya sebagai pendidik, pengajar, fasilitator, teladan dan sebagai wakil
masyarakat di lembaga pendidikan yang memiliki tanggungjawab. Kompetensi guru adalah salah satu faktor yang mempengaruhi tercapainya
mutu pembelajaran, namun kompetensi itu sendiri tidak berdiri sendiri tetapi ia juga dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Oleh karena itu kompetensi
sangat penting dalam meningkatkan kualitas dan aktivitas kependidikan. Untuk itu profesi guru perlu ditunjang dengan adanya kompetensi yang harus dimiliki.
Diantaranya yakni kompetensi pedagogis, kompetensi sosial, kompetensi kepribadian dan kompetensi professional. Kompetensi yang paling utama dan
yang harus dimiliki oleh setiap pendidik atau guru adalah kemampuan mengajar dan mendidik yang juga disebut sebagai kompetensi professional. Kompetensi
professional guru adalah kemampuan yang dimiliki seorang guru yang berhubungan langsung dengan tugas utama keguruannya sebagai pengajar.
Mengingat bahwa posisi guru dalam suatu lembaga pendidikan merupakan salah satu komponen pendidikan yang menjadi ujung tombak dalam
meningkatkan mutu pendidikan, oleh karena itu sekolah sebagai penyelenggara
pendidikan dipandang perlu untuk selalu memperbaiki atau meningkatkan kualitas pendidiknya. Untuk itu dalam hal ini kepala sekolah sebagai pemimpin
pendidikan diharapkan dapat mengembangkan kompetensi para gurunya. Sebab tidak semua guru dapat melakukan pekerjaan yang ditekuni dengan profesional.
Hal ini dikarenakan kurangnya pembinaan dan keterbatasan kemampuan yang dimiliki oleh guru tersebut. Sehingga dengan adanya pengembangan kompetensi
guru, diharapkan guru akan lebih professional dalam menjalankan tugasnya sebagai pendidik. Karena bermutu tidaknya suatu sekolah atau lembaga
pendidikan sangat tergantung pada tinggi rendahnya kadar kualitas tenaga pendidik. Jika proses pembelajaran meningkat maka hasil pembelajaran yang
dilakukan diharapkan meningkat, sehingga mutu pembelajaran dapat dicapai sesuai dengan tujuan pendidikan yang telah ditentukan.
Untuk itu pengembangan kompetensi guru adalah hal yang penting untuk dilakukan, karena pengembangan merupakan proses perubahan kemampuan
profesional guru secara bertahap ke arah yang lebih baik untuk terciptanya suatu kesempurnaan.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tujuan Penelitian
Tujuan yang hendak dicapai melalui penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui berbagai upaya yang dilakukan kepala sekolah dalam
pengembangan kompetensi guru untuk meningkatkan mutu pembelajaran. 2.
Mendapatkan data empirik mengenai kompetensi guru-guru di SMP Al
Huda Kebon Jeruk.
3. Mendapatkan data empirik mengenai kemampuan dan keterampilan kepala
sekolah dalam pengembangan kompetensi guru.
4.
Untuk mengetahui mutu pembelajaran guru-guru di sekolah tersebut.
5.
Mengaplikasikan ilmu teoritis kedalam pengalaman praktek di lapangan.
6. Mengembangkan hasil penelitian untuk perbaikan pendidikan pada
umumnya dan mutukompetensi guru-guru di SMP Al-Huda Kebon Jeruk.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMP Al-Huda Kebon Jeruk, yang lokasinya di Jalan Raya Kebon Jeruk Jakarta Barat.
2. Waktu Penelitian
Proses penelitian dilakukan secara bertahap mulai dari perencanaan dan persiapan instrument, uji coba instrument penelitian yang dilanjutkan dengan
pengumpulan data lapangan sebagai kegiatan inti penelitian, rentang waktu yang dibutuhkan secara keseluruhan selama 3 tiga bulan, mulai pada bulan Maret
sampai bulan Mei 2009.
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi