kepada peserta didik yang biasanya berlangsung dalam situasi resmi formal. Dan menurut Gagne dan Biggrs sebagaimana dikutip oleh Tengku Zahara Djaafar,
pembelajaran adalah rangkaian peristiwa atau kejadian yang mempengaruhi siswa sedemikian rupa sehingga proses belajarnya dapat berlangsung dengan mudah.
31
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pembelajaran merupakan proses yang mempengaruhi perubahan siswa selama kegiatan belajar berlangsung, dan
tidak hanya melihat dari hasil belajarnya saja tetapi seluruh komponen yang berhubungan dengan belajar. Adapun komponen- komponen yang dapat
mempengaruhi mutu pembelajaran antara lain: a.
Tujuan pembelajaran b.
Materi bahan pembelajaran c.
Metode pembelajaran d.
Media sarana pembelajaran e.
Evaluasi pembelajaran Pada pembahasan di atas, telah dijabarkan pengertian mutu dan pembelajaran
secara terpisah, maka penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa yang dimaksud mutu pembelajaran adalah kualitas atau suatu gambaran yang menjelaskan baik
buruknya hasil yang dicapai anak didik dalam proses interaksi anak didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Dan masalah mutu
pembelajaran merupakan salah satu masalah yang dihadapi oleh system pendidikan di Negara kita. Berbagai usaha dan program telah dikembangkan
dalam rangka meningkatkan mutu pembelajaran tersebut.
2. Upaya peningkatan mutu pembelajaran
Pendidikan membentuk manusia pembangunan dengan cara mengarahkan manusia pada pemanfaatan potensi yang ada pada dirinya sekaligus
mengembangkannya seoptimal mungkin. Ini menjadikan manusia lebih mengenali kemampuannya sehingga tahu menggunakannya untuk mengatasi setiap masalah
yang dihadapi.
31
Dr. Hj. Tengku Zahara Djaafar, M. Pd, Kontribusi Strategi Pembelajaran Terhadap Hasil Belajar,
Jakarta: Universitas Negeri Padang, 2001, h. 1-2.
Kemajuan di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi membawa tuntutan baru bagi pendidikan, yaitu penyediaan manusia-manusia yang mampu menyesuaikan
diri terhadap berbagai perubahan yang diakibatkan oleh kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi itu sendiri. Hanya pendidikan yang memiliki proses
pembelajaran yang bermutu sajalah tuntutan tersebut dapat terpenuhi. Sehubungan dengan hal itu, meningkatkan mutu pembelajaran menjadi sangat esensial karena
pembelajaran adalah bagian dari sebuah proses pendidikan. Banyak pakar pendidikan di Indonesia yang telah memberikan resep
mengenai usaha yang perlu ditempuh untuk meningkatkan mutu pembelajaran. Peningkatan mutu berkaitan dengan target yang harus dicapai dan proses untuk
mencapainya. Dan faktor-faktor yang terkait dalam peningkatan mutu ada dua aspek yang perlu mendapatkan perhatian, yakni aspek kualitas hasil dan aspek
proses mencapai hasil tersebut. Adapun upaya peningkatan mutu menurut Zamroni dalam bukunya yang
berjudul meningkatkan mutu sekolah, dapat dicapai melalui: a.
Peningkatan Kualitas Lulusan. Peningkatan kualitas sekolah senantiasa bermuara pada
peningkatan kualitas lulusannya. Dalam pengertian yang paling dasar pada kurikulum berbasis kompetensi sebagaimana yang ada
Indonesia dewasa ini, kualitas lulusan adalah tercapainya standar kompetensi lulusan yang telah ditetapkan oleh Menteri
Pendidikan. Sedangkan dalam pengertian yang lebih luas maka kualitas tidak hanya terkait dengan standar kualitas tersebut,
melainkan terdapat tolok ukur lain.
b. Peningkatan Kualitas Proses Belajar Mengajar
Inti dari sekolah adalah interaksi guru dan siswa, khususnya di ruang-ruang tertentu di sekolah. Ruang-ruang tertentu bisa berupa
ruang kelas, ruang laboratorium, ruang praktek, lapangan olah raga,
ataupun fasilitas
lainnya yang
memungkinkan berlangsungnya interaksi antara guru dan siswa. Interaksi guru-
siswa tersebut berlangsung secara terencana dan dilaksanakan secara sistematis untuk mencapai tujuan tertentu dengan
melibatkan kurikulum dan fasilitas. Kurikulum sudah diolah dengan sedemikian rupa oleh guru sehingga berada pada diri guru,
sedangkan fasilitas berada diluar dari guru, misalnya berupa buku, lembar kerja, alat peraga, dan yang lainnya. Kualitas proses belajar
mengajar ditentukan oleh kualitas interaksi guru-siswa tersebut. Kualitas interaksi guru-siswa ditentukan oleh status kesiapan guru
untuk melaksanakan proses pembelajaran di satu sisi dan pada sisi lain ditentukan oleh kesiapan siswa untuk menjalani proses
pembelajaran
32
. Sehubungan dengan usaha meningkatan mutu pembelajaran di sekolah, peran
kepala sekolah yang menyandang tiga predikat, yaitu sebagai pemimpin, administrator, dan supervisor pendidikan itu tidak kecil. Sebagai pemimpin usaha
yang dapat dilakukannya guna meningkatkan mutu pembelajaran adalah menciptakan suasana kerja yang menyenangkan, aman, dan menantang. Usaha ini
akan membawa dampak positif bagi tumbuhnya sikap terbuka dari guru-guru. Selain itu guru-guru juga didorong untuk lebih kreatif serta memiliki kerja tinggi.
Sebagai administrator pendidikan usaha yang dapat dilakukannya adalah melalui peningkatan dan pengembangan fasilitas sekolah antara lain gedung sekolah,
sarana belajar mengajar di kelas, keuangan dan lain-lain. Sedangkan sebagai supervisor pendidikan usaha yang dapat dilakukan adalah dengan meningkatkan
kemampuan guru beserta seluruh staf sekolah diantaranya melalui rapat, diskusi, seminar, observasi kelas, dan penataran.
Untuk itu pembelajaran dikatakan bermutu jika tujuan instruksional khusus TIK tercapai secara maksimal sebagai wujud dari target pencapaian daya serap
siswa. Pada kurikulum berbasis kompetensi yang menjadi indikator mutu pembelajaran adalah apabila tercapainya target kompetensi. Oleh karena itu
kepala sekolah, guru, siswa dan para staff sekolah hendaknya turut serta berperan aktif dalam upaya peningkatan mutu pembelajaran.
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Mutu Pembelajaran