Uji reliabilitas instrument Analisis jalur

53 Dengan membandingkan r hitung dengan r tabel apabila r hitung lebih besar dari r tabel r h r t maka butir instrument tersebut valid begitu juga sebaliknya bila r hitung lebih kecil dari r tabel r h r t maka butir instrument itu tidak valid dan tidak dipergunakan dalam penelitian.

2. Uji reliabilitas instrument

Instrumen penelitian yang baik, disamping valid juga harus reliable yaitu memiliki nilai ketepatan. Artinya bahwa instrument penelitian yang reliable akan sama hasilnya apabila ditegaskan pada kelompok yang sama walaupun dalam waktu yang berbeda. Menurut Ghozali 2009:46, pengukuran realibilitas data dilakukan dengan dua cara yaitu: a Repeated measure atau pengukuran ulang, disini seseorang akan disodori pertanyaan yang sama pada waktu yang berbeda dan dilihat apakah ia tetap konsisten dengan jawabannya. b One shot atau pengukuran sekali saja : disini pengukuran hanya sekali dan kemudian hasilnya dibandingkan dengan pertanyaan lain atau mengukur korelasi antar jawaban pertanyaan. Spss memberikan fasilitas untuk mengukur realibilitas dengan uji statistik cronbach alpha α suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai cronbatch alpha0,60 Nunnaly Ghozali,2009:46. 54 Peneliti akan menggunakan perhitungan one shot dengan alpha cronbatch untuk mengukur reliabilitas.

3. Analisis jalur

Dalam penelitian ini akan menggunakan analisis jalur path analysis, ada berbagai pengertian mengenai analisis jalur, Kerlinger dalam Sandjojo, 2011:11 mengutarakan analisis jalur adalah bentuk terapan dari analisis multi regresi, menurut Kothari dalam Sandjojo, 2011:12 menyatakan bahwa istilah analisis jalur pertama kali dikenalkan oleh Sewall Wright berhubungan dengan penguraian total kolerasi antara 2 variabel dalam sistem kausal. Lebih lanjut lagi tekhnik analisis jalur didasarkan pada analisis multi regresi dengan tambahan relasi kausal antara variabel bebas independen dan variabel terikat dependen. Asumsi asumsi digunakannya path analysis : Menurut Riduwan dan Kuncoro 2011:2, asumsi yang mendasari digunakannya path analysis adalah sebagai berikut : a Pada model path analysis, hubungan antar variabel adalah bersifat linier, adaptif, dan bersifat normal. b Hanya sistem aliran kausal ke satu arah artinya tidak ada arah kausalitas yang berbalik. 55 c Variabel terikat endogen minimal dalam skala ukur interval dan ratio. d Menggunakan sampel probability sampling. e Observed variables diukur tanpa kesalahan instrumen pengukuran valid dan reliable. f Model yang dianalisis dispesifikasikan diidentifikasi dengan benar berdasarkan teori-teori dan konsep-konsep yang relevan. Tahapan dalam analisis jalur : Dalam Riduwan dan Kuncoro 2011:222-225, terhadap tahapan dalam analisis jalur. Antara lain : 1. Menguji dengan analisis kolerasi sederhana dan ganda Analisis yang digunakan menggunakan pearson product moment. Dengan rumus :            } }{ { 2 2 2 2 Y Y n X X n Y X XY n r xy Korelasi dilambangkan dengan r dengan ketentuan nilai r tidak lebih dari harga -1≤ r ≤ +1 apabila r = -1 artinya kolerasinya negatif sempurna, r=0 artinya tidak ada korelasi sedangkan r = +1 berarti kolerasinya sangat kuat. Sedang arti harga r akan di konsultasikan dengan tabel interprentasi sebagai berikut : 56 Tabel 3.3 Interprentasi koefisien korelasi nilai r Interval koefisien Tingkat hubungan 0,80 - 1,000 0,60 - 0,799 0,40 - 0,599 0,20 - 0,399 0,00 – 0,199 Sangat kuat Kuat Cukup kuat Rendah Sangat rendah Sumber : Riduwan Riduwan dan kuncoro,2011:223 Pengujian lanjutan yaitu uji signifikansi berfungsi apabila peneliti ingin meneliti makna hubungan x terhadap y, maka hasil kolerasi PPM diukur dengan uji signifikansi dengan rumus : = √ √ Selanjutnya untuk menyatakan besar kecilnya sumbangan variabel x terhadap y dapat ditentukan dengan rumus koefisien determinat. Koefisien determinansi adalah kuadrat dari koefesien korelasi PPM yang dikalikan dengan 100. Ini dilakukan untuk mengetahui seberapa besar variabel x mempunyai kontribusi atau ikut menentukan variabel y. Derajat koefisien determinasi dicari dengan menggunakan rumus : = x100. Analisi kolerasi ganda berfungsi untuk mengetahui hubungan antara variabe secara simultan. rumus kolerasi 57 berganda sebagai berikut : 2 2 2 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 1 2 x x x x yx yx yx yx x yx r r r r r r R     2. Menguji dengan regresi sedehana dan berganda Uji regresi digunakan untuk mencari pengaruh antar variabel. Dalam uji ini digunakan regresi linier dan regresi berganda dengan rumus : = + = .∑ . ∑ . ∑ .∑ –∑ = ∑ .∑ Keterangan : Y = subejek variabel terikat yang diproyeksikan X = variabel bebas yang mempunyai nilai tertentu untuk diprediksikan a = nilai konstan harga Y jika X= 0 b = nilai arah sebagai penentu ramalan prediksi yang menunjukan nilai peningkatan + atau nilai penurunan - variabel Y Sedang persamaan regresi berganda dirumuskan : = + + 3. Menguji dengan analisis jalur Teknik analisis jalur path analysis. Analisis ini akan digunakan dalam menguji besaran kontribusi yang ditunjukan 58 oleh kefisien jalur pada setiap diagram jalur dari hubungan kausal antara variabel X1 dan X2 tehadap Y, dan X1, X2 dan Y terhadap Z Pada diagram jalur digunakan dua macam anak panah yaitu :, anak panah yang menyatakan satu arah yang menyatakan pengaruh langsung dari variabel eksogen kepada variabel endogen contoh : X1 Y dan anak panah dua arah yang menyatakan hubungan korelasional antar variabel eksogen contoh X1 X2. Langkah langkah analisis jalur secara garis besarnya adalah sebagai berikut : a. Pengujian secara keseluruhan Hipotesis statistik dirumuskan sebagai berikut : Ha : pyx 1 ≠pyx 2 =pyε 1 =0 Ho : pyx 1 =pyx 2 =pyε 1 =0 Penghitungan dilakukan dengan membandingkan nilai F dengan nilai probabilitas sig. Jika nilai F dihitung dengan cara manual maka rumusnya adalah sebagai berikut : = b. Pengujian secara individual Uji secara individual ditunjukan oleh tabel coefficient. Hipotesis penelitian yang akan diuji dirumuskan menjadi hipotesis statistik : 59 Ha= pyx 1 ; Ho= pyx 1 =0 ; Secara individual uji statistik yang digunakan adalah uji t yang dihitung dengan rumus : = Pengujian signifikansi yang digunakan untuk mencari generalisasi dari hubungan variabel baik secara simultan maupun parsial. Ialah : a Jika nilai probabilitas 0,05 lebih kecil atau sama dengan nilai probabilitas sig atau 0,05 ≤ sig, maka Ho diterima dan Ha ditolak, artinya tidak signifikan b Jika nilai probabilitas 0,05 lebih besar atau sama dengan nilai probabilitas sig atau 0,05≥sig, maka Ha diterima dan Ho ditolak, artinya signifikan. 4. Pengujian kesesuain model: koefisien Q Uji kesesuaian model menguji apakah model yang diusulkan memiliki kesesuaian fit dengan data atau tidak. Menurut Schumaker lomax dan kusnaedi dalam Riduwan dan Kuncoro, 2011:146 mengatakan bahwa dalam analisis jalur untuk suatu model yang diusulkan dikatakan fit dengan data apabila matriks kolerasi sampel tidak jauh berbeda dengan matriks kolerasi estimasi atau korelasi yang dihapkan. Schumaker dan lomax dalam Riduwan dan Kuncoro 2011:146, memberikan petunjuk bagaimana menguji kesesuain 60 model analsis jalur dengan uji statistisk kesesuain model koefisien Q dengan rumus: Q = Dimana : Q = koefisien Q = 1 − 1 − . 1 − … 1 − M= setelah dilakukan triming Apabila Q=1 mengidentifikasikan model fit sempurna, Jika Q 1, untuk menentukan fit suatu model maka statistik koefisien Q perlu diuji dengan statistik W yang dihitung dengan rumus: W hitung = -N-dlnQ Keterangan : N : menunjukan ukuran sampel D : banyaknya koefisien jalur yang tidak signifikan sama dengan degree of freedom : koefisien determinasi multiple untuk model yang diusulkan M : menunjuk pada setelah koefisien jalur yang tidak signifikan dihilangkan Pengambilan keputusan koefisien Q Jika W hitung ≥ χ2 = dƒ;a, maka matriks kolerasi sampel berbeda 61 Jika W hitung ≤ χ2 = dƒ;a, maka matriks kolerasi sampel sama Semua penghitungan dan analisis data mempergunakan alat bantu software SPSS v19.

E. Operasional variabel penelitian

Dokumen yang terkait

Pengaruh Motivasi Kerja, Gaya Kepemimpinan, Komunikasi, dan Budaya Organisasi terhadap Kinerja Manajerial dengan Kepuasan Kerja Pegawai sebagai Variabel Intervening (Studi Kasus pada Universitas Islam Sumatera Utara).

8 136 111

ANALISIS PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TRANSAKSIONAL DAN BUDAYA ORGANISASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN DENGAN MOTIVASI SEBAGAI VARIABEL INTERVENING

0 19 21

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN, BUDAYA ORGANISASI DAN KOMITMEN ORGANISASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN Pengaruh Gaya Kepemimpinan, Budaya Organisasi Dan Komitmen Organisasi Terhadap Kinerja Karyawan Dengan Sistem Reward Sebagai Variabel Pemoderasi (Studi Empiri

1 8 17

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN, BUDAYA ORGANISASI DAN KOMITMEN ORGANISASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN Pengaruh Gaya Kepemimpinan, Budaya Organisasi Dan Komitmen Organisasi Terhadap Kinerja Karyawan Dengan Sistem Reward Sebagai Variabel Pemoderasi (Studi Empiri

0 3 18

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN, BUDAYA ORGANISASI DAN Pengaruh Gaya Kepemimpinan, Budaya Organisasi dan Motivasi Terhadap Kinerja Karyawan pada Syariah Hotel Solo.

0 3 15

GAYA KEPEMIMPINAN, IKLIM KOMUNIKASI ORGANISASI DAN KINERJA KARYAWAN Gaya Kepemimpinan, Iklim Komunikasi Organisasi Dan Kinerja Karyawan (Studi Kasus di PLN APJ Surakarta).

0 3 11

Pengaruh gaya kepemimpinan, budaya organisasi dan komitmen organisasi terhadap kinerja karyawan.

0 2 119

Pengaruh Gaya Kepemimpinan Transformasional Dan Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Karyawan Melalui Motivasi Sebagai Variabel Intervening Pada Pt. Taspen (Persero) Cabang Serang

0 0 23

PENGARUH KEPEMIMPINAN DAN BUDAYA ORGANISASI TERHADAP KINERJA DOSEN DENGAN MOTIVASI SEBAGAI VARIABEL INTERVENING Sundari, Marginingsih

0 0 12

Analisis Pengaruh Kepemimpinan, Motivasi, Budaya Organisasi dan Pelatihan Terhadap Kinerja Karyawan Non Medis dengan Komitmen Organisasi Sebagai Variabel Intervening

0 0 27