41
C. Kerangka berpikir
Kerangka berpikir merupakan gambaran sistematis dari kinerja teori dalam memberikan solusi atau alternatif solusi dari serangkaian masalah
yang ditetapkan. Kerangka pemikiran dapat disajikan dalam bentuk bagan, deskripsi kualitatif, dan atau gabungan keduanya, Abdul Hamid, 2010:15.
Kerangka berfikir pada penelitian ini dapat dilihat dari bagan dibawah ini:
Gambar 2.3 kerangka berpikir
ε
1
ε
2
Komunikasi organisasi X1
Kinerja pegawai Z
Gaya kepemimpinan
X2
Budaya organisasi Y
Pzx1 Pyx1
Pyx2 Pzy
Pzx2
rx1x2
42
D. Hubungan antar variabel
1 Komunikasi organisasi X1 terhadap budaya organisasi Y Menurut Auxley dalam Flock, 2006. Kepemimpinan,
pemberdahayaan, pembentukan budaya organisasi, pembentukan tim yang efektif dan mengelola perubahan semua bergantung kepada aktivitas
komunikasi. selain itu komunikasi dan budaya memiliki hubungan simbiosis, mengubah yang satu akan memfasilitasi perubahan lainnya
Sriamesh et al dalam Rivera, 2011. Dari kedua pendapat diatas dapat di ambil kesimpulan bahwa komunikasi yang terjadi di dalam organisasi
berperan dalam pembentukan budaya organisasi. 2 Komunikasi organisasi X1 terhadap kinerja karyawan X2
Rajhans 2012 dalam jurnalnya menyatakan bahwa praktek komunikasi organisasi yang efektif berkontribusi banyak untuk
memotivasi karyawan dan meningkatkan kinerja dan loyalitas mereka terhadap organisasi.
Neves 2012 Komunikasi yang terbuka antara manajemen dan karyawan adalah cara yang efektif dalam meningkatkan kinerja karyawan
baik pada pekerjaan standar meraka dan peran ekstra dalam pekerjaan karena komunikasi merupaka sinyal bahwa bahwa organisasi peduli
dengan kesejahteraan dan nilai kontribusi karyawan. Komunikasi adalah merupakan bagian yang penting dalam
kehidupan kerja suatu organisasi. Hal ini dapat dipahami, sebab komunikasi yang tidak baik mempunyai dampak yang luas terhadap
43
kehidupan organisasi, seperti konflik antar karyawan, dan sebaliknya komunikasi yang efektif dapat meningkatkan saling pengertian, kerjasama,
kepuasan kerja dan kinerja Haryani, 2010 . Dari ketiga pendapat diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa komunikasi organisasi dan kinerja
karyawan memiliki keterhubungan. 3 Gaya kepemimpinan X2 terhadap budaya organisasi Y
Schein dalam Nurjanah, 2010 mengatakan bahwa bahwa para pemimpin organisasi memiliki potensi paling besar untuk menanamkan dan
memperkuat aspek-aspek budaya organisasional dengan lima mekanise utama, yaitu :
a Perhatian Pemimpin berperan dalam hal mengkomunikasikan
prioritasprioritas nilai-nilai, dan perhatian-perhatian mereka melalui
pilihan-pilihan untuk
menanyakan, mengukur,
mengomentari, memuji, dan mengkritik. b Reaksi terhadap krisis
Keputusan-keputusan yang diambil para pimpinan sebagai reaksi mereka atas krisis yang dialami organisasi berkaitan erat
dengan emosionalitas mereka, oleh para anggota organisasi dapat digunakan untuk meningkatkan potensi mereka dalam rangka
mempelajari nilai-nilai dan asumsi-asumsi yang ada disekitar mereka.
44
c Pemodelan peran. Pemimpin organisasi dapat mengkomunikasikan nilai-nilai
dan harapan-harapan melalui tindakan-tindakan mereka sendiri, khususnya tindakan-tindakan yang memperlihatkan kesetiaan
istimewa, pengorbanan diri, dan perilaku-perilaku di luar tugas mereka sehari-hari, seperti organization citizenship behavior,
whistleblowing, taking change, role innovation, task revision, dan lain-lain.
d Alokasi imbalan. Kriteri-kriteria yang digunakan untuk mengalokasikan
imbalan formal seperti upah, promosi, atau penghargaan informal dapat mengkomunikasikan sesuatu yang dianggap bernilai oleh
pimpinan maupun oleh organisasi. e Kriteria seleksi dan pemecatan.
Pimpinan organisasi dapat juga mempengaruhi budaya organisasi dengan merekrut orang-oarang yang memiliki nilai-
nilai, keterampilan, atau kompetensi tertentu, dan mempromosikan mereka ke posisi-posisi strategis. Kriteria-kriteria pemutusan
hubungan kerja pemecatan juga merefleksikan nilai-nilai serta perhatian organisasi.
4 Gaya kepemimpinan terhadap kinerja Waridin dan bambang guritno dalam Reza, 2010, menyatakan
bahwa Gaya kepemimpinan pada dasarnya menekankan untuk menghargai
45
tujuan individu sehingga nantinya para individu akan memiliki keyakinan bahwa kinerja aktual akan melampaui harapan kinerja mereka. Seorang
pemimpin harus menerapkan gaya kepemimpinan untuk mengelola bawahannya, karena seorang pemimpin akan sangat mempengaruhi
keberhasilan organisasi dalam mencapai tujuannya. Dalam penlitian yang dilakukan oleh Sudarmadi 2007 dan Arif Sefudin 2011 juga didapatkan
hasil bahwa gaya kepemimpinan berpengaruh Tehadap kinerja karyawan. 5 Budaya organisasi terhadap kinerja karyawan
O’Reilly, Chatman dan Cadwell dalam Sudarmadi, 2010, berpendapat bahwa bahwa budaya perusahaan mempunyai pengaruh
terhadap efektifitas perusahaan, terutama pada perusahaan yang mempunyai budaya yang sesuai dengan strategi dan dapat meningkatkan
komitmen karyawan terhadap perusahaan. Kesesuaian antara budaya organisasi terhadap partisipasi yang mendukungnya akan menimbulkan
kepuasan kerja yang mendorong individu untuk kreatif dalam arti dapat meningkatkan kinerja perusahaan. Selain itu Menurut Kotter dan Hesket
Budaya organisasikorporasi memberikan pengaruh yang kuat terhadap kinerja Wibowo,2010:354.
46
E. Hipotesis