Klasifikasi Penyakit Tuberkulosis Prevalensi overdiagnosis TB anak berdasarkan sistem skor TB anak dan faktor yang mempengaruhinya di puskesmas wilayah kota Tangerang Selatan periode Januari 2010-Agustus 2013

adalah berupa batuk darah karena terdapat pembuluh darah yang pecah. Kebanyakan batuk darah pada tuberkulosis terjadi pada kavitas paru, tetapi dapat juga terjadi pada ulkus dinding bronkus.  Sesak napas. Sesak napas akan ditemukan pada penyakit yang sudah lanjut yang infiltrasinya sudah meliputi setengah bagian paru-paru.  Nyeri dada. Nyeri dada akan timbul bila infiltrasi radang sudah mencapai pleura sehingga menimbulkan pleuritis yang terjadi akibat gesekan kedua pleura ketika pasien sedang bernafas.  Malaise. Gejala malaise sering ditemukan berupa anoreksia, berat badan makin menurun, sakit kepala, keringat malam, tidak ada nafsu makan. Gejala ini makin lama makin berat dan terjadi hilang timbul secara tidak teratur. Penting memikirkan adanya TB paru anak bila menemukan tanda atau gejala seperti dibawah ini: 1. Seseorang anak dicurigai menderita TB paru bila: a. Mempunyai riwayat kontak erat serumah dengan penderita TB paru BTA positif b. Terdapat reaksi kemerahan setelah penyuntikan BCG dalam 3-7 hari c. Terdapat gejala umum TB paru 2. Gejala umum TB paru pada anak: a. Berat badan turun selama 3 bulan berturut-turut tanpa sebab yang jelas dan tidak naik meskipun sudah dilakukan penanganan gizi yang baik failure to thrive. b. Nafsu makan tidak ada dengan gagal tumbuh dan berat badan tidak naik dengan adekuat. c. Demam lamaberulang tanpa sebab yang jelas bukan malaria, infeksi saluran nafas akut, dapat disertai keringat malam. d. Pembesaran kelenjar limfe superfisialis yang tidak sakit, biasanya multipel, paling sering di daerah leher, ketiak, dan lipatan paha lingual e. Gejala-gejala dari saluran nafas, misalnya batuk lama lebih dari 30 hari setelah disingkirkan sebab lain dari batuk, tanda cairan di dada dan nyeri dada. Sumber: Diagnosis dan tatalaksana tuberkulosis anak, 2008 4 3. Gejala spesifik Gejala ini biasanya tergantung bagian tubuh mana yang terserang, misalnya: a. Mengenai kulitskrofuloderma b. Mengenai tulang dan sendi :  Tulang punggung spondilitis gibbus  Tulang panggul koksitis  Tulang kaki dan tangan  Tulang lutut c. Mengenai otak dan syaraf Meningitis TB dengan gejala kaku kuduk, muntah-muntah, dan kesadaran menurun.

2.6 Kriteria Diagnosis TB

Diagnosis TB pada anak sulit sehingga sering terjadi misdiagnosis baik overdiagnosis maupun underdiagnosis. Pada anak-anak, batuk bukan merupakan gejala utama. Pengambilan dahak pada anak biasanya sulit, maka diagnosis TB anak perlu kriteria lain dengan menggunakan sistem skor. Kesulitan dalam meninjau diagnosis TB pada anak membangkitkan berkembangnya beberapa cara diagnosis seperti sistem skor dan algoritma diagnosis. Tahun 2000, IDAI mengembangkan sistem skor TB anak untuk mengatasi masalah overdiagnosis TB pada anak. Tabel 2.3 Sistem skor TB anak Catatan :  Diagnosis dengan sistem skor ditegakkan oleh dokter  Berat badan dinilai saat pasien datang moment opname.  Semua anak dengan reaksi cepat BCG harus dievaluasi dengan sistem skor TB anak  Foto toraks bukan alat diagnostik utama pada TB anak  Anak didiagnosis TB jika jumlah skor ≥6 skor maksimal 13  Pasien usia balita yang mendapat skor 5, dirujuk ke RS untuk evaluasi lebih lanjut.  Jika menemukan suatu keadaan seperti 1 foto rontgen menunjukkan gambaran milier, kavitas, efusi pleura, 2 gibbus, koksitis, 3 tanda bahaya: kejang, kaku kuduk, penurunan kesadaran, atau sesak napas maka lebih baik dirujuk.  Jika dijumpai sklofuroderma, pasien dapat langsung didiagnosis tuberkulosis Rumah Sakit Fatmawati sebagai Rumah Sakit rujukan wilayah Jakarta Selatan khususnya di poliklinik anak telah menggunakan formulir TB.01 yang sudah dimodifikasi dengan ditambahkannya tabel sistem skoring TB anak pada bagian depan formulir. Gambar 2.4 Formulir TB.01 Rumah Sakit Fatmawati