Pada tabel 4.5 diketahui bahwa skor 1 pada kolom overdiagnosis menunjukkan skoring 6 dan skor 2 menunjukkan skoring TB anak 6. Tabel
diatas diuji dengan menggunakan uji chi-square dimana status overdiagnosis bertindak sebagai variabel terikat dan status profesi dokter dan bukan dokter
sebagai variabel bebas. Tabel diatas menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang bermakna antara status profesi dokter dengan kejadian overdiagnosis TB anak
karena nilai p 0,05. Hal ini sejalan dengan penelitian Nastiti 2011 tentang keselarasan
pembacaan hasil uji tuberkulin dimana sensitivitas dan spesifisitas uji tuberkulin perawat dibandingkan dokter umum berturut-turut adalah 94 dan 100.
Hal ini menunjukkan keseragaman bahwa profesi dokter tidak menunjukkan hubungan
bermakna dengan kejadian overdiagnosis TB anak dibandingkan dengan profesi bukan dokter.
20
4.2.2 Hubungan antara antara uji tuberkulin dengan kejadian overdiagnosis TB anak
Tabel 4.6 Hubungan antara dilakukannya uji tuberkulin dengan kejadian overdiagnosis TB pada anak
Uji tuberkulin Status overdiagnosis
p-value Overdiagnosis
Skor 6 2996,7
2937,7 3
13,3 4862,3
0,000 Total
30100 77100
Berdasarkan tabel 4.6 menunjukkan nilai p 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara uji tuberkulin dengan kejadian
overdiagnosis TB anak. Secara teori, selain uji tuberkulin mempunyai skor yang besar dalam sistem skoring, uji tuberkulin merupakan alat diagnosis yang penting
dalam mengevaluasi seorang pasien TB anak terutama pada negara berkembang karena sulitnya mengambil sputum pada anak.
4.2.3 Hubungan antara foto toraks dengan kejadian overdiagnosis TB anak
Tabel 4.7 Hubungan antara dilakukannya foto toraks dengan kejadian overdiagnosis TB pada anak
Foto toraks Status overdiagnosis
p-value Overdiagnosis
Skor 6 2686,7
3140,3 1
413,3 4659,7
0,000 Total
30100 77100
Berdasarkan tabel 4.7 menunjukkan nilai p 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara foto toraks dengan kejadian
overdiagnosis TB anak. Secara klinis apabila pada pemeriksaan radiologis ditemukan dengan gambaran sugestif infeksi TB maka paramedis dapat langsung
mengatakan adanya infeksi TB tanpa harus memenuhi skoring TB anak, dalam hal ini memungkinkan terjadi overdiagnosis TB pada anak.
21
4.2.4 Hubungan antara ada tidaknya formulir skoring TB anak dengan kejadian overdiagnosis TB anak
Tabel 4.8 Hubungan antara ada tidaknya formulir TB anak dengan kejadian overdiagnosis TB pada anak
Formulir skoring Status overdiagnosis
p-value Overdiagnosis
Skor 6 Ada
00 4558,4
Tidak ada 30100
3241,6 0,000
Total 30100
77100
Berdasarkan tabel 4.8 menunjukkan nilai p 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan bermakna antara ada tidaknya formulir
skoring TB anak dalam mendiagnosis dengan kejadian overdiagnosis TB anak. Secara teori, peneliti sejalan dengan hasil penelitian dikarenakan form TB.01
puskesmas yang diperoleh tidak memuat semua hasil anamnesis, pemeriksaan fisik,