Karakteristik Skoring pasien TB anak
pada anak yang tinggal satu rumah dengan pasien TB paru dewasa sputum BTA positif pada pasien TB paru dewasa, jumlah sumber penularan, dan kepadatan
populasi hunian.
18
Menurut Anna 2004 bahwa menurut observasi pada anak yang mempunyai riwayat kontak TB paru dewasa memiliki risiko 19 kali terinfeksi TB.
17
Berdasarkan pengamatan bahwa skor uji tuberkulin 0 didapatkan lebih banyak yaitu 58 pasien 54,2 dibandingkan dengan skor 3 uji tuberkulin positif
dengan 49 pasien 45,8. Hal ini sejalan dengan Rina 2011 dimana kebutuhan uji tuberkulin sebagai alat diagnostik di Indonesia masih menjadi masalah karena
belum banyak disediakan di puskesmas, terutama di daerah pedesaan.
19
Berdasarkan tabel 4.4 juga didapatkan skor keadaan gizi 0 sebanyak 20 pasien 18,7, skor 1 sebanyak 79 anak 73,8, dan skor 2 untuk keadaan
malnutrisi sebanyak 8 pasien 7,5. Lalu untuk parameter skoring demam didapatkan skor 0 sebanyak 60 pasien 56,1 dan skor 1 sebanyak 47 pasien
43,9. Pada parameter skoring batuk didapatkan skor 0 sebanyak 53 pasien 49,5 dan skor 1 sebanyak 54 pasien 50,5. Pada parameter skoring
pembesaran kelenjar limfe didapatkan skor 0 sebanyak 81 pasien 75,7 dan skor 1 sebanyak 26 pasien 24,3. Pada parameter skoring pembengkakan tulangsendi
didapatkan skor 0 sebanyak 103 pasien 96,3 dan skor 1 sebanyak 4 pasien 3,7. Pada parameter skoring foto toraks didapatkan skor 0 sebanyak 57 pasien
53,3 dan skor 1 sebanyak 50 pasien 46,7.
4.2 Analisis Bivariat 4.2.1 Hubungan antara kejadian overdiagnosis TB anak dengan profesi
dokter
Tabel 4.5 Hubungan antara kejadian overdiagnosis pada skoring TB anak dengan profesi dokter dan bukan dokter
Profesi Status overdiagnosis
p-value Overdiagnosis
Skor 6 Dokter
826,7 911,7
Bukan dokter 2273,3
6888,3 0,077
Total 30100
77100
Pada tabel 4.5 diketahui bahwa skor 1 pada kolom overdiagnosis menunjukkan skoring 6 dan skor 2 menunjukkan skoring TB anak 6. Tabel
diatas diuji dengan menggunakan uji chi-square dimana status overdiagnosis bertindak sebagai variabel terikat dan status profesi dokter dan bukan dokter
sebagai variabel bebas. Tabel diatas menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang bermakna antara status profesi dokter dengan kejadian overdiagnosis TB anak
karena nilai p 0,05. Hal ini sejalan dengan penelitian Nastiti 2011 tentang keselarasan
pembacaan hasil uji tuberkulin dimana sensitivitas dan spesifisitas uji tuberkulin perawat dibandingkan dokter umum berturut-turut adalah 94 dan 100.
Hal ini menunjukkan keseragaman bahwa profesi dokter tidak menunjukkan hubungan
bermakna dengan kejadian overdiagnosis TB anak dibandingkan dengan profesi bukan dokter.
20