4.2.3 Hubungan antara foto toraks dengan kejadian overdiagnosis TB anak
Tabel 4.7 Hubungan antara dilakukannya foto toraks dengan kejadian overdiagnosis TB pada anak
Foto toraks Status overdiagnosis
p-value Overdiagnosis
Skor 6 2686,7
3140,3 1
413,3 4659,7
0,000 Total
30100 77100
Berdasarkan tabel 4.7 menunjukkan nilai p 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara foto toraks dengan kejadian
overdiagnosis TB anak. Secara klinis apabila pada pemeriksaan radiologis ditemukan dengan gambaran sugestif infeksi TB maka paramedis dapat langsung
mengatakan adanya infeksi TB tanpa harus memenuhi skoring TB anak, dalam hal ini memungkinkan terjadi overdiagnosis TB pada anak.
21
4.2.4 Hubungan antara ada tidaknya formulir skoring TB anak dengan kejadian overdiagnosis TB anak
Tabel 4.8 Hubungan antara ada tidaknya formulir TB anak dengan kejadian overdiagnosis TB pada anak
Formulir skoring Status overdiagnosis
p-value Overdiagnosis
Skor 6 Ada
00 4558,4
Tidak ada 30100
3241,6 0,000
Total 30100
77100
Berdasarkan tabel 4.8 menunjukkan nilai p 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan bermakna antara ada tidaknya formulir
skoring TB anak dalam mendiagnosis dengan kejadian overdiagnosis TB anak. Secara teori, peneliti sejalan dengan hasil penelitian dikarenakan form TB.01
puskesmas yang diperoleh tidak memuat semua hasil anamnesis, pemeriksaan fisik,
dan penunjang yang memuat isi sistem skoring TB anak sehingga adanya formulir skoring TB anak sangat membantu dalam menganalisa data yang diperoleh peneliti.
4.2.5 Hubungan antara tingkat pengetahuan petugas TB dengan kejadian overdiagnosis TB anak
Tabel 4.9 Hubungan antara tingkat pengetahuan petugas TB puskesmas wilayah kota Tangerang Selatan dengan kejadian overdiagnosis TB anak.
Tingkat pengetahuan petugas
Status overdiagn osis p-value
Overdiagnosis Skor 6
Tinggi 240
6100 Rendah
360 00
0,013 Total
5100 6100
Berdasarkan tabel 4.9 diketahui bahwa tingkat pengetahuan petugas TB ternyata berpengaruh terhadap status overdiagnosis TB anak. Terdapat 3 petugas
TB dengan tingkat pengetahuan rendah yang ternyata lebih banyak menghasilkan kejadian overdiagnosis TB anak. Hal ini mungkin dipengaruhi oleh banyak faktor
seperti kurangnya pelatihan progam TB ataupun kurangnya media informasi yang didapat peneliti pada petugas TB bersangkutan. Hasil dari uji chi-square diperoleh
nilai p = 0,013 yang berarti p 0,05 sehingga dapat disimpulkan terdapat hubungan bermakna antara kejadian overdiagnosis TB anak dengan pengetahuan petugas TB
puskesmas terhadap penyakit TB dan overdiagnosis TB anak. Selama berjalannya penelitian, peneliti mengkaji topik islam yang
berhubungan dengan salah satu analisis bivariat, yakni hubungan profesi dengan kejadian overdiagnosis TB anak.
Dalam HR Bukhari :
Artinya: “Apabila suatu urusan diserahkan kepada yang bukan ahlinya maka tunggulah datangnya kehancuran”. Walaupun tidak terdapat hubungan antara
profesi dengan kejadian overdiagnosis TB anak, tetapi secara teori, kompetensi diagnosis seharusnya diserahkan kepada dokter.
4