Manfaat Penelitian Sejarah Rabies

j. Untuk mengetahui distribusi proporsi tersangka penderita Rabies di Puskesmas Pancur Batu menurut wilayah kerja puskesmas. k. Untuk mengetahui distribusi proporsi tersangka penderita Rabies di Puskesmas Pancur Batu menurut waktu bulan. l. Untuk mengetahui perbedaan umur tersangka penderita Rabies dengan letak luka. m. Untuk mengetahui perbedaan umur tersangka penderita Rabies dengan jenis kelamin tersangka penderita rabies. n. Untuk mengetahui perbedaan pemberian VAR dengan keadaan akhir tersangka penderita Rabies.

1.4. Manfaat Penelitian

a. Sebagai masukan bagi Puskesmas Pancur Batu Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang dan instansi terkait setempat dalam pencegahan dan pemberantasan penyakit rabies. b. Sebagai masukan bagi penulis dalam pengembangan ilmu pengetahuan khususnya tentang penyakit rabies. c. Sebagai masukan bagi peneliti lain yang berminat untuk mengembangkan penelitian selanjutnya tentang penyakit rabies. Universitas Sumatera Utara BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Rabies Rabies penyakit anjing gila adalah penyakit hewan yang disebabkan oleh virus, bersifat akut serta menyerang susunan saraf pusat. Hewan berdarah panas dan manusia. Rabies bersifat zoonosis artinya penyakit tersebut dapat menular dari hewan ke manusia dan menyebabkan kematian pada manusia dengan CFR Case Fatality Rate 100. Virus rabies dikeluarkan bersama air liur hewan yang terinfeksi dan disebarkan melalui luka gigitan atau jilatan. 11

2.2. Sejarah Rabies

Rabies merupakan penyakit hewan yang sangat terkenal, bahkan sudah dikenal sejak ribuan tahun sebelum masehi. Prasasti rabies yang berisikan aturan denda bagi pemilik anjing, yang positif rabies menggigit manusia hingga mati telah dibuat pada zaman kekuasaan raja Hamurabi 2300 SM. Rabies pada anjing dan kucing telah digambarkan oleh Democritus 500 SM dan Aristoteles 322 SM, Celcus 100 tahun sesudah masehi untuk pertama kalinya memperkenalkan hubungan antara gejala takut air hidrofobia pada manusia dengan rabies pada hewan. 12 Di Indonesia rabies pertama kali dilaporkan pada kerbau oleh Esser 1884, kemudian oleh Penning pada anjing 1889 dan oleh E.V. De Haan pada manusia 1894, selanjutnya selama pendudukan Jepang situasi daerah tertular rabies tidak Universitas Sumatera Utara diketahui dengan pasti, namun setelah Perang Dunia II peta rabies di Indonesia berubah. Secara kronologis tahun kejadian penyakit rabies mulai di Jawa Barat 1948, Sumatera Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur 1953, Sumatera Utara 1956, Sulawesi Selatan dan Sulawesi Utara 1958, Sumatera Selatan 1959, D.I. Aceh 1970, Jambi dan Yogyakarta 1971, Bengkulu, DKI Jakarta dan Sulawesi Tenggara 1972, Kalimantan Timur 1974, Riau 1975, Kalimantan Tengah 1978, Kalimantan Selatan 1983 dan P. Flores 1997. 13 Pada akhir tahun 1997, KLB Kejadian Luar Biasa rabies muncul di Kab. Flores Timur-NTT sebagai akibat pemasukan secara ilegal anjing dari pulau Buton- Sulawesi Tenggara yang merupakan daerah endemik rabies. Sampai dengan saat ini selain beberapa provinsi di kawasan Timur Indonesia yang tersebut diatas pulau- pulau kecil di sekeliling Pulau Sumatera masih dinyatakan bebas rabies. 13

2.3. Etiologi