specimen dapat mengganggu pemeriksaan dan khususnya untuk ”isolasi virus” pengiriman harus dilakukan sedemikian rupa sehingga kelestarian hidup virus dalam
specimen tetap terjamin sampai ke laboratorium.
23
Bahan pemeriksaan dapat berupa seluruh kepala, otak, hippocampus, cortex cerbri dan cerebellum, preparat pada gelas objek dan kelenjar ludah. Bila negri body
tidak ditemukan, supensi otak hippocampus atau kelenjar ludah sub maksiler diinokulasikan intrakranial pada hewan coba suckling animals, misalnya hamster,
tikus mice atau kelinci rabbits.
24
Cara diagnosis rabies secara laboratoris dapat dilakukan dengan : a.
Mikroskopis untuk melihat dan menemukan badan negri, yakni pewarnaan cepat Sellers, FAT Fluorescence Antibody Technique dan histopatologik.
b. Antigen-antibody reaksi dengan uji virus nertralisasi, gel agar presipitasi atau
reaksi peningkatan komplemen dan FAT Isolasi virus secara biologis pada mencit atau in vitro pada biakan jaringan diikuti
identifikasi isolat dengan cara pewarnaan FAT atau uji virus netralisasi.
23
2.9. Epidemiologi
Rabies telah menyebabkan kematian pada orang dalam jumlah yang cukup banyak. Tahun 2000, World Health Organization WHO memperkirakan bahwa
setiap tahun di dunia ini terdapat sekurang-kurangnya 50.000 orang meninggal karena rabies.
7
Rabies bisa terjadi disetiap musim atau iklim, dan kepekaan terhadap rabies kelihatannya tidak berkaitan dengan usia, seks atau ras.
20
Universitas Sumatera Utara
Di Amerika Serikat rabies terutama terjadi pada musang, raccoon, serigala dan kelelawar. Rabies serigala terdapat di Kanada, Alaska dan New York. Kelelawar
penghisap darah vampir, yang menggigit ternak merupakan bagian penting siklus rabies di Amerika latin. Eropa mempunyai rabies serigala, di Asia dan Afrika
masalah utamanya adalah anjing gila.
19
Beberapa daerah di Indonesia yang saat ini masih tertular rabies sebanyak 16 propinsi, meliputi Pulau Sumatera Sumatera Utara, Sumatera Barat, Jambi,
Bengkulu, Sumatera Selatan, dan Lampung, Pulau Sulawesi Gorontalo, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan dan Sulawesi Tenggara, Pulau
Kalimantan Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, dan Kalimantan Timur dan Pulau Flores. Kasus terakhir yang terjadi adalah Propinsi Maluku Kota Ambon dan
Pulau Seram.
25
Provinsi DKI Jakarta, Banten, dan Jawa Barat telah dinyatakan bebas dari rabies melalui SK Menteri Pertanian No. 566 Tahun 2004, Banten sejak tahun 1996,
dan provinsi Jawa Barat sejak tahun 2001. Dengan diterbitkannya SK Mentan bebas rabies ini, maka seluruh pulau Jawa telah bebas rabies karena Jawa Timur, Jawa
Tengah, dan DI Yogyakarta telah lebih dahulu dibebaskan berdasarkan SK Mentan No. 897 Tahun 1997.
25
Daerah yang secara historis bebas rabies belum pernah ada kasus adalah provinsi Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur kecuali Pulau Flores,
Kalimantan Barat, Papua, Irian Jaya Barat, Maluku Utara, Kepulauan Riau dan Kepulauan Bangka Belitung dan sampai saat ini tetap dapat dipertahankan bebas
rabies.
25
Universitas Sumatera Utara
Manusia yang menderita rabies selalu berakhir dengan kematian 100 Case Fatality Rate, gigitan oleh anjing menempati persentase tertinggi 99,4 diikuti
kucing 0,29 dan hewan lain, kera dan hewan piaraan atau liar lainnya 0,31. Bagian tubuh manusia yang digigit meliputi kepala 5, tangan 28, kaki57,
lain-lain 10.
14
2.10. Kejadian Rabies Dilapangan