yang berjalan tanpa tujuan dan menyerang serta menggigit siapa saja yang ditemuinya. Anjing tersebut biasanya adalah anjing liar atau anjing peliharaan
yang ditelantarkan sehingga menjadi liar.
13
2.10.2. Pola Penyebaran
Penularan rabies di lapangan rural rabies berawal dari suatu kondisi anjing yang tidak dipelihara dengan baik atau anjing liar yang merupakan ciri khas yang ada
di perdesaan yang berkembang dan sulit dikendalikan. Suatu kondisi yang sangat kondusif untuk menjadikan suatu daerah dapat bertahan menjadi daerah endemis.
Secara alami yang sering terjadi pola penyebaran rabies. Pada umumnya manusia merupakan ”dead end” atau terminal akhir dari
korban gigitan. Karena sampai saat ini belum ada kasus manusia menggigit anjing. Baik anjing liar, anjing peliharaan yang menjadi liar maupun anjing peliharaan, setiap
saat dapat menggigit manusia. Sementara itu anjing liar, anjing peliharaan yang menjadi liar dapat menggigit satu sama lain.
Kalau salah satu diantara anjing yang menggigit tersebut positif rabies, maka akan terjadi kasus-kasus positif + rabies yang semakin tinggi.
13
2.11. Pembagian Status Daerah Rabies
1. Daerah Bebas Kriterianya :
- Daerah yang secara historis tidak pernah ditemukan penyakit rabies.
Universitas Sumatera Utara
- Daerah yang tertular rabies tapi dalam 2 tahun terakhir tidak ada kasus
secara klinis dan epidemiologis serta sudah dikonfirmasi secara laboratoris.
2. Daerah Tertular Kriterianya :
- Daerah yang dalam 2 tahun terakhir pernah ada kasus pada hewan dan
manusia baik secara berurutan atau tunggal secara klinis epidemiologis dan dikonfirmasi secara laboratoris. Khusus untuk
manusia kasusnya berasal dari daerah tersebut bukan kasus import 3. Daerah Tersangka
Kriterianya : -
Daerah yang dalam 2 tahun terakhir ada kasus rabies secara klinis dan epidemiologis tapi belum dibuktikan secara laboratoris.
- Daerah yang berbatasan langsung dalam satu daratan dengan daerah
tertular.
18
Universitas Sumatera Utara
2.12. Penatalaksanaan Kasus Gigitan Hewan Tersangka Rabies
Gambar 2.4. Penatalaksanaan Kasus gigitan Hewan Tersangka Rabies
18
Kasus Gigitan Anjing, Kucing, Kera
Hewan penggigit dapat ditangkap diobservasi 10-14 hari
Hewan penggigit larihilang tidak dapat ditangkap, matidibunuh
Luka resiko tinggi
Luka resiko rendah
Luka resiko rendah
Segera diberi
VAR Segera
diberi VAR
SAR Luka resiko
tinggi Segera
diberi VAR SAR
Tidak diberi VAR tunggu
hasil observasi
Jika tidak dapat
diperiksa laboratorium
lanjutkan VAR
Specimen otak hewan dapat diperiksa
dilaboratorium Hewan
sehat Hewan
mati Hewan
mati Hewan
sehat
Positif Negatif
VAR lanjutan
Stop VAR
Beri lanjutkan
VAR Tidak
di VAR
Specimen otak hewan diperiksa
dilaboratorium
Positif Negatif
e VAR lanjutkan
Stop VAR
Universitas Sumatera Utara
Penderita gigitan Anjing, Kucing, Kera segera : -
Cuci luka gigitan dengan sabun, detergent lain di air mengalir selama 10 – 15 menit dan beri anti septik betadine, alkohol 70 , obat merah
dll -
Segera ke Puskesmas Rabies Center Rumah Sakit untuk mencari pertolongan selanjutnya.
Di Puskesmas Rabies Center Rumah Sakit di lakukan : Penanganan luka gigitan :
- Ulangi cuci luka gigitan dengan sabun, detergent lain di air mengalir
selama 10 – 15 menit dan beri anti septik betadine, alkohol 70 , obat merah dll
- Amamnesis apakah didahului tindakan provokatif, hewan yang
menggigit menunjukkan gejala rabies, penderita gigitan hewan pernah divaksinasi dan kapan, hewan penggigit pernah divaksinasi dan kapan.
- Identifikasi luka gigitan
Luka resiko tinggi : Jilatanluka pada mukosa,luka diatas daerah bahu
mukosa, leher, kepala, luka pada jari tangan, kaki, genetalia, luka lebardalam dan luka yang banyak multiple wound
VAR Vaksin Anti Rabies
1. Purified Vero Rabies Vaccine PVRV
Produksi Institute Merieux Perancis Verorab
Universitas Sumatera Utara
Dosis Dewasaanak sama yaitu : hari ke 0 pertama berkunjung ke Puskesmas Rabies Center Rumah Sakit. Diberikan 2 dosis 0,5 ml
diberikan deltoideus kanankiri. Hari ke 7 dan 21 diberikan 0,5 ml lagi secara intra muskuler di
deltoideus kanankiri. Apabila VAR Verorab + SAR perlu diberikan booster pada hari ke 90.
2. Suckling Mice Brain Veccine SMBV
Produksi Bio Farma Bandung. Dosis : Dewasa, dasar 2 ml, diberikan 7x setiap hari sub cutan
didaerah sekitar pusarumbillus. Ulangan 0,25 ml diberikan ke 11,15,30 dan 90 secara intra cutan dibagian fleksor lengan bawah.
Anak-anak 3 tahun ke bawah, dasar 1 ml diberikan 7x setiap hari sub cutan disekitar daerah sekitar pusarumbillus. Ulangan 0,1 ml
diberikan hari ke 11,15,30,dan 90 secara intra cutan dibagian fleksor lengan bawah. Pemberian SMBV + SAR Serum Anti Rabies Jadwal
pemberian VAR dasar sama ulangan boostar jadwalnya 11, 15, 25, 35, dan 90.
SAR Serum Anti Rabies SAR Heterolog serum kuda produksi Bio Farma Bandung, dosis 40
IUKg BB, harus dilakukan skin test positif tidak boleh diberikan, kemasan vial = 20 ml1 ml = 100 IU
Serum omolog, misal IMDGAM produksi Pasteur Merieux Perancis, dosis 20 IUKg kemasan Vial 2 ml 1ml = 150 IU cara pemberian
Universitas Sumatera Utara
disuntikkan secara infiltrasi disekitar luka sebanyak mungkin sisanya intra muskuler di gluleuspantat.
18
2.13. Tipe-tipe Vaksin