Miftahul Asror menjelasakan bahwa peletakkan kalimat s}allu fi rih{alikum baik setelah azan, maupun setelah kalimat h{ayya ‘ala al-
S{alah, berguna untuk orang yang tidak mampu memenuhi seruan-Nya untuk salat berjamaah. Begitu juga kalimat h{ayya ‘ala al-S{alah dengan
tanpa adanya penggantian kalimat, berguna untuk orang yang memenuhi panggilan-Nya.
47
2. H{ayya ‘Ala Khayr al-‘Amal, Motivasi bagi Syi’ah
Kalangan Syi’ah khususnya Imamiyah
48
pada masa ‘Ali ibn ‘Umar dan ‘Ali ibn H{usayn menambahkan redaksi azan dengan lafaz
H{ayya ‘ala Khayr al-‘Amal yang berfungsi untuk ajakan melakukan kebaikan dan menjadikan lafaz tersebut salah satu dari redaksi azan setelah
lafaz H{ayya ‘Ala al-Falah}.
49
, sebagaimana dalam hadis yang diriwayatkan oleh al-Bayhaqi:
َﺣ َقﺎَ ْﺳإ ﻦْﺑ ﺮْﻜَﺑ ﻮﺑَأ ﺎََﺮَْ َأ ﻆﻓﺎَ ْﻟا ﻪﱠﻟا ﺪَْ ﻦْﺑ ﺪﱠﻤَ ﻣ ﺎََﺮَْ َأ ﺎََﱠﺪ
ْﻦَ َ ﻴ ﺎَﻤْﺳإ ﻦْﺑ ﻢ ﺎَﺣ ﺎََﱠﺪَﺣ َدواَد ﻦْﺑ ﻰَﺳﻮﻣ ﺎََﱠﺪَﺣ ﻰَﺳﻮﻣ ﻦْﺑ ﺮْ ﺑ ﻪﻴﺑَأ ْﻦَ ﺪﱠﻤَ ﻣ ﻦْﺑ ﺮَْ َﺟ
: ﻪ اَذَأ ﻰﻓ لﻮﻘَ َنﺎَآ ﻦْﻴَﺴ ْﻟا َﻦْﺑ ﱠﻰ َ ﱠنَأ
47
Miftahul Asror, The Power of Azan, 50-51.
48
Kata Imamiyah ini dinisbatkan kepada orang yang mempercayai wajib adanya imam, dan percaya pada ketetapan nas dari Rasulullah saw bahwa ‘Ali ibn Abi T}alib sebagai khalifah.
Imamiyah ini merujuk kepada fiqh Ja’fari yaitu seorang imam yang menjadi suami dari Fat{imah al-Zahra puteri Rasulullah saw, menurut Ahl Sunnah beliau adalah seorang mujtahid
dalam ilmu fiqh yang telah mencapai tingkat laduni. Lihat Muh{{ammad Jawad Mughniyah, Fiqih Lima Mazhab, Jakarta: Lentera, 1999, Xxii-xxiii.
49
Lihat Muh}ammad Jawad Mughniyah, Fiqih Lima Mazhab, 98.
“Dari Muh{ammad bahwa ‘Ali ibn al-H{usayn pernah mengucapkan dalam azannya h{ayya ‘ala khayr al-‘Amal setelah ia mengucapkan
h{ayya ‘ala al-S{alah dan berkata : azan pertama.”
Al-Bayhaqi juga meriwayatkan hadis lain yang semakna dengan hadis ini, sebagai berikut:
ﺮْﻜَﺑ ﻮﺑَأ ﺎََﺮَْ َأ :
ﺪﱠﻤَ ﻣ ﻮﺑَأ ﺎََﺮَْ َأ ﻪﻴﻘَْﻟا ثرﺎَ ْﻟا ﻦْﺑ ﺪﱠﻤَ ﻣ ﻦْﺑ ﺪَﻤْﺣَأ ﺪَْ ﻦْﺑ ﺪﱠﻤَ ﻣ ﺎََﱠﺪَﺣ ﻰ ﺎَﻬَْﺻَﻷا ْﻴﱠ ﻟا ﻮﺑَأ َنﺎﱠﻴَﺣ ﻦْﺑ
ْﻪَﺘْﺳر ﻦْﺑ ﻪﱠﻟا نﱢذَﺆﻤْﻟا ﺪْ َﺳ ﻦْﺑ ﻦَﻤْﺣﱠﺮﻟا ﺪَْ ﺎََﱠﺪَﺣ ﺳﺎَآ ﻦْﺑ ﺪْﻴَﻤﺣ ﻦْﺑ بﻮﻘْ َ ﺎََﱠﺪَﺣ
َﺮَﻤ ﻦْﺑ َْﺣ ْﻰَْﺑا َﺮَﻤ َو رﺎﱠﻤَ َو رﺎﱠﻤَ ﻦْﺑ ﺪﱠﻤَ ﻣ ﻦْﺑ ﻪﱠﻟا ﺪَْ ْﻦَ ْﻦَ ْﻢﻬﺋﺎَﺑﺁ ْﻦَ ﺪْ َﺳ ﻦْﺑ
لَ ﺑ ْﻦَ ْﻢهداَﺪْﺟَأ :
ْ ﻟﺎﺑ ىَدﺎَ َنﺎَآ ﻪﱠَأ لﻮﻘَﻴَﻓ
: ﻰ ﱠﻟا َﺮَﻣَﺄَﻓ ، َﻤَ ْﻟا ﺮْﻴَ ﻰََ ﱠﻰَﺣ
- ﻢ ﺳو ﻪﻴ ﷲا ﻰ ﺻ
- ﺎَﻬَﺎَﻜَﻣ َ َ ْﺠَ ْنَأ
: ﺮْﻴَ ﻰََ ﱠﻰَﺣ َكَﺮََو ، مْﻮﱠﻟا َﻦﻣ ﺮْﻴَ ةَ ﱠ ﻟا
َﻤَ ْﻟا .
51
“Dari Bilal berkata bahwa ia pernah azan subuh mengucapkan h{ayya ‘ala khayr al-‘Amal, kemudian Nabi saw menyuruh Bilal untuk
menggantikan kalimat tersebut dengan al-S{alat khayr min al-Nawm”
Hadis tersebut menyebutkan bahwa Bilal pernah azan dengan kalimat h{ayya ‘ala khayr al-‘Amal, kemudian ia menggantinya dengan al-
S{alat khayr min al-Nawm berdasarkan perintah Rasulullah saw. Pandangan mazhab syafii terhadap penambahan kalimat h}ayya
‘ala khayr al-‘Amal hukumnya adalah makruh dan al-Bayhaqi
50
Lihat al-Bayhaqi, Abu Bakr Ah{mad ibn al-H{usayn ibn ‘Ali, al-Sunan al-Kubra, Hindi: Majlis Da’irat al-Ma’arif al-Niz{amiyah al-Ka’inah, tt,vol. 1, 425.
51
Lihat al-Bayhaqi, al-Sunan al-Kubra, vol. 1, 425.
berpendapat bahwa penambahan ini bukan berasal dari Nabi saw, akan tetapi penambahan dari Sahabat.
52
C. Aplikasi Azan di Indonesia; Sebuah Akulturasi Agama dan Budaya