Tujuan dan Kegunaan Penelitian Kajian Pustaka

1. Bagaimana sejarah disyariatkannya azan sampai terdapat perbedaan redaksinya? 2. Apa akar perbedaan yang menyebabkan redaksi azan menjadi berdebatan para ulama? 3. Bagaimana penyelesaian perbedaan riwayat tentang redaksi azan tersebut?

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui penyelesaian Hadis-hadis mukhtalif tentang redaksi azan menurut para muh{addithin, fuqaha’ dan dengan penerapan ilmu Ikhtilaf Al-H{adith versi al-Shafi’i. 2. Untuk mengetahui Sikap fuqaha’ dalam pengaplikasian redaksi azan dari periwayatan yang bertentangan tersebut. Adapun kegunaan dari penelitian ini adalah; 1. Secara akademik, penelitian ini diharapkan mampu memberikan Informasi dan menambahkan pengetahuan dalam khazanah Islam intelektual khususnya dalam bidang hadis yang diterapkan sehari-hari sebagai pedoman hidup umat Islam setelah al-Quran dan di dalam penerapan ilmu Ikhtilaf al-H{adith. 2. Sebagai syarat memperoleh gelar Strata-1 pada program studi Tafsir-Hadis di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

D. Kajian Pustaka

Penelitian tentang azan ini pada dasarnya sudah pernah dilakukan oleh Hasani Ahmad Syamsuri dalam bentuk skripsi yang berjudul “Hadis Tentang Azan Ditinjau dari Segi Sejarah; Kajian Masalah Azan Subuh dan Jumat” tahun 2005 di Jurusan Tafsir-Hadis Fakultas Ushuluddin dan Filsafat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Namun penelitian ini masih sangatlah kurang –menurut penulis-, hal ini dikarenakan beberapa hal seperti; Pertama, Hadis yang diungkapkan hanyalah tentang sejarah azan yang berasal dari mimpi sahabat dan aplikasinya pada waktu salat jumat dan subuh . Padahal ada hadis yang menurut penulis harus diteliti mengenai sejarah azan juga yaitu dari pengajaran Rasulullah saw dan dengan redaksi yang berbeda dengan yang berasal dari mimpi. Kedua, penelitian tersebut walaupun tidak mengkritik sanad dan matan hadis tetapi sedikit sekali komentar ulama tentang hadis yang dipakai selama ini dalam pelaksanaan azan Jumat dan Subuh. Padahal hal ini sangat penting untuk menjadi sandaran atau dalil sebagai dasar pelaksanaannya. Kemudian dalam skripsi yang berjudul “Takhrij Hadis Azan di Telinga Bayi yang Baru Lahir” yang disusun oleh Abdul Hafiz, tahun 2006. Tetapi penulis disini menilai bahwa kajian ini lebih ke arah sanad dan matan hadis, dan cenderung hanya membahas hadis yang berkaitan dengan azan di telingan bayi yang baru lahir, terlebih yang dibahas adalah aplikasi azan, bukan mengkritisi redaksi azan, padahal bagi penulis redaksi azan ini dari sumber periwayatannya terdapat perbedaan, sehingga perlu diteliti lebih lanjut sebelum pengaplikasiannya. Selanjutnya, penelitian ini juga telah dibahas oleh Ida Fitriah dalam Skripsinya yang berjudul “Metodologi Penyelesaian Hadis-hadis Mukhtalif; Studi Perbandingan Antara Metode Imam Shafi’i dan Ibn Qutaybah”, pada tahun 2003, tetapi penulis merasa penelitian ini cenderung membahas teori-teori ilmu Ikhtilaf Al-H{adith, dan perbandingannya antara al-Shafi’i dengan Ibn Qutaybah, walaupun terdapat contoh-contoh hadis yang bertentangan tetapi penulis menilai penelitian ini terlalu fokus terhadap metodenya bukan kepada hadis-hadis yang bertentangan atau terhadap penerapan metodenya. Selain itu, penulis juga akan meneliti beberapa buku tentang masalah azan seperti Fad{l al-Adhan wa al-‘Imamah, 26 di dalam kitab ini disebutkan tentang pengertian azan, redaksi azan, hukum azan, keutamaan Muazin, dan hal- hal yang berkaitan dengan Imam. Menurut penulis, kitab tersebut kurang lengkap dengan tidak menyebutkan sejarah azan dan beberapa riwayat yang menyebutkan tentang peredaksian azan dan buku The Power of Azan; Kedahsyatan Cahaya Spiritual Azan. Buku ini apabila ditinjau dari isinya menurut penulis sudah lengkap, dengan memaparkan sejarah azan sampai dengan doa setelah azan sekaligus penghayatan kalimat-kalimat yang ada dalam azan, tetapi disini penulis 26 Shaykh Sa’id ibn ‘Ali ibn Wahf Al-Qah{t{ani, Fad{l al-Adhan wa al-Imamah, ttp :www.islamhouse.com, 2009. tidak menemukan pemaparan yang jelas tentang hadis-hadis redaksi azan yang bertentang dari segi lafaz, walaupun disebutkan bahwa hadis Abu Mah{dhurah datang belakangan dibanding dengan hadis ‘Abd Allah ibn Zayd 27 . Hal ini bagi penulis perlu untuk lebih dijelaskan paling tidak ada bab khusus yang membahas tentang penyelesaian hadis-hadis tersebut dengan menggunakan teori Ikhtilaf al-H{adith tentunya. Adapun dalam membedakan pembahasan ini dengan beberapa pustaka di atas adalah bahwa penelitian ini berusaha mengkaji ulang hadis-hadis tentang azan dalam ruang lingkup sejarah dan redaksi yang kemudian menyajikannya dalam bentuk kesimpulan yang berisi tentang hasil dari perbedaan riwayat yang timbul melalui aplikasi ilmu Ikhtilaf al-H{adith versi al-Shafi’i dan penelitian ini juga akan menyajikan komentar beberapa ulama dari hadis ataupun fuqaha’ untuk menjadi penguat hasil penelitian ini . Hal inilah yang menurut penulis belum pernah dibahas dalam penelitian khususnya dalam skripsi Jurusan Tafsir Hadis. Dengan penelitian ini diharapkan hadis-hadis yang berbeda dalam bentuk matan yaitu redaksi azan ini dapat dipahami dalam situasi dan kondisi yang berbeda, sehingga tidak terjadi perbedaan antara yang mengamalkan hadis yang satu dengan hadis yang lainnya khususnya tentang peredaksian azan.

E. Metodologi Penelitian