‘Umar ibn Khat}t}ab yang mengatakan ia juga mimpi seperti itu, tetapi tidak langsung menyampaikannya kepada Nabi saw.
Kata al-Ru’ya’ dalam hadis ‘Abd Allah ibn Zayd yang dibenarkan
oleh Nabi saw dijadikan sejarah pensyariatan azan pada waktu itu, dengan redaksi azan yang sekarang dipakai oleh semua kalangan.
2. Lafaz ‘Allama , Kekhususan bagi Abu Mah}dhurah
Kata ‘Allama – Yu’allimu – Ta’liman yang berarti menjadikan
seseorang tahu akan sesuatu yang belum ia ketahui, bisa diartikan dengan mengajarkan sesuatu,
10
di dalam al-Quran kata ‘Allama digunakan sebanyak kurang lebih enam belas kali, diantaranya terdapat pada surat al-
Najm53 ayat 5, al-Rah{man55 ayat 2, 4 dan al-‘Alaq96 ayat 4, 5.
11
Abu Mah{dhurah ketika dalam prosesnya menjadi muazin mesjid al-Haram Mekkah, ia meminta kepada Nabi untuk mengajarkannya tata
cara azan dan dalam hadis Abu Mah{dhurah ini perawi memakai kata ‘Allamahu dengan arti bahwa Nabi saw mengajarkannya azan.
Kata ‘Allama yang terdapat pada hadis Abu Mah{dhurah membuat
perbedaan pemahaman hadis tersebut, apakah itu termasuk kekhususan bagi Abu Mah{dhurah sehingga dalam prakteknya tidak berlaku untuk
umum, ataukah hanya kata biasa yang artinya pengajaran kemudian berlaku untuk umum dalam pengaplikasiannya.
10
‘Ibrahim Mus}t}afa, dkk, al-Mu’jam al-Wasit}, 655.
11
Muh}ammad Zaki Muh{ammad Khad{ar, Mu’jam al-Kalimat Al-Qur’an al-Karim, vol. 50, www.almiskat.com: ttp, tt,13.
Perdebatan para ulama dikarenakan adanya lafaz ‘Allama dalam hadis Abu Mah}dhurah beserta permasalahan tarji’ yang dikutip dari
“ ‘Awn Al-Ma’bud Sharh} Sunan Abi Dawud karya Abu al- T{ayyib Muh}ammad Shams al-H{aq al-‘Az}im ‘Abadi, beliau
mengupas permasalahan ini, dengan menyuguhkan beberapa pendapat ulama diantaranya sebagai berikut
12
: a. Sebagian ulama berpendapat tentang hadis ini bahwa hadis yang
diriwayatkan dari Abu Mah{dhurah yang terdapat tarji’ di dalamnya adalah sebagai pengajaran Nabi saw untuknya kemudian ia
menyangka bahwa di dalam azan itu terdapat tarji’ padahal hal itu hanya bentuk pengajaran Nabi saw kepadanya.
13
b. Al-T{ah{awi dalam Sharh{ al-Athar mengatakan bahwa tarji’ dalam hadis tersebut dimungkinkan karena Abu Mah{dhurah
dalam pengucapan kalimat azan tidak seperti apa yang Nabi saw kehendaki maka dari itu Nabi saw menyuruhnya untuk mengulangnya
kembali.
14
c. Ibn Jawzi dalam hal ini berpendapat tentang keadaan Abu Mah{dhurah yang baru masuk Islam, maka kemudian ketika ia
masuk Islam Nabi saw selalu mengulang ucapan syahadat kepadanya
12
Muh}ammad Shams al-H{aq al-‘Az{im ‘Abadi, ‘Awn al-Ma’bud Sharh} Sunan Abi Dawud, vol. 1, Bayrut: Dar al-H}adith, 1422 H 2001 M, 475.
13
Muh}ammad Shams al-H{aq, ‘Awn al-Ma’bud Sharh} Sunan Abi Dawud, vol. 1, 475.
14
Muh}ammad Shams al-H{aq, ‘Awn al-Ma’bud Sharh} Sunan Abi Dawud, vol. 1, 475.
untuk menjadi pegangannya dan hafal, kemudian ia menyangka bahwa di dalam azan pun syahadat disebutkan berulang tarji’.
15
d. Al-Zayla’i berpendapat ketiga pendapat tersebut hampir sama bahkan sama maknanya, kemudian beliau menolak pendapat tersebut dengan
pegangan hadis yang diriwayatkan oleh Abu Dawud yang berisi bahwa Abu Mah{dhurah meminta Rasulullah saw untuk
mengajarkannya tata cara azan, kemudian Rasulullah saw mengajarkannya, tepat pada kalimat syahadat Rasulullah saw
menyuruhnya untuk mengulangnya dengan suara yang lantang tinggi. kemudian hal ini dijadikan sebagai tata cara azan.
16
Beberapa pendapat
tersebut menyimpulkan bahwa Rasulullah saw tidak semata-mata hanya mengajarkan Abu Mah{dhurah untuk
azan dengan tarji’, karena melihat keadaannya yang baru masuk Islam atau tidak seperti apa yang Rasulullah saw katakan ketika ia
mengucapkan kalimat syahadat, tetapi memang itu tata cara azan untuk Abu Mah{dhurah yang berasal dari pengajaran Nabi saw, sehingga ia
dijadikan muazin dan dipraktekkan olehnya di masjid al-Haram Mekkah sampai ia meninggal.
3. ‘Alqa Sinonim Kata ‘Allama