Persepsi Periklanan dari Perspektif Komunikasi

44 yang ingin disampaikan, dan ketiga, tingkat pemahaman pemirsa audience terhadap pesan yang disampaikan dalam iklan televisi suatu produk

3. Persepsi

Menurut Benyamin 2001: 100 persepsi didefinisikan sebagai: “Perception as the selective extraction and interpretation of information from the environment. That environment can be both external and internal enviroment comprises the cues that we pick up from our own body, such as sensation from our muscles or rumblings from an empty stomach. Selectivity in perception is partly due to the actions of the sensor receptors. Terjemahan dari definisi di atas adalah persepsi merupakan interpretasi dan penggalian yang selektif mengenai informasi yang datang dari lingkungan. Lingkungan baik itu eksternal maupun internal meliputi tanda-tanda yang kita peroleh dari tubuh kita seperti sensasi dari otot kita ataupun getaran dari perut kita yang kosong. Keselektifan dalam persepsi adalah bagian dari tindakan yang berasal dari penerimaan sensor kita. Kemudian batasan lain yang dikemukakan oleh Thomas Hardy Leahey Richard Jackson Harris 2002: 213 sebagai berikut : “ Perception is the process in which sensory experiences are organized and made meaningfull.......... we can think or percepts as a product of two components : 1 data that are produces by stimulus enviroment and 2 tha concepts that are imposed by our cognitive capacities. Percepts may imposed by our cognitive capacities. Percepts may be heavily influenced by data, in which case we call them “ data driven” or processed from the “ bottom up” ... Jadi persepsi adalah sebagai sari pilihan dan interpretasi dari informasi terhadap lingkungan diri kita sendiri, baik yang berasal dari lingkungan internal maupun yang eksternal. Atau dapat juga dikatakan 45 persepsi merupakan tanggapan dan pilihan keputusan seseorang terhadap suatu kebijakan ataupun pelestarian sumberdaya alam dan lingkungan hidup dengan melibatkan seluruh proses akalnya secara sadar. Leahey Richard Jackson Harris 2002: 172 menambahkan Persepsi, merupakan proses dimana seseorang memilih mengorganisasikan dan memberi arti pada informasi sensoris yang diterimanya ke dalam gambaran mental yang berarti. Persepsi mencakup proses penginderaan, interprestasi dan evaluasi obyek hal yang dipersepsikan. Kognitif seseorang terorganisir secara selektif dalam suatu sistem kognitif. Pengorganisasian ini terjadi melalui suatu proses interaksi yang aktif antara stimulus yang datang dari lingkungan dengan pribadi seseorang. Bagaimana stimulus diterima dan diartikan, ditentukan oleh pengalaman masa lalu, keinginan dan tujuan yang ada serta struktur kognitif yang terdapat dalam diri seseorang. Proses penerimaan dan pemberian arti pada stimulus inilah yang dinamakan persepsi. Pandangan konvensional menganggap persepsi sebagai kumpulan penginderaan sensation. Dengan melihat sebuah benda terbuat dari kayu, berkaki empat maka kumpulan penginderaan itu akan diorganisasikan secara tertentu, dikaitkan dengan pengalaman dan ingatan masa lalu, dan diberi makna tertentu sehingga kita bisa mengenal, misalnya sebagai kursi. Cara pandangan seperti ini dinamakan juga pendekatan kontruktivisme. Akan tetapi, aktivitas mengenali obyek atau benda itu 46 sendiri adalah aktivitas mental, yang disebut juga sebagai aktivitas kognisi. Jadi, sebetulnya otak tidak secara pasif menggabung kumulasi pengalaman dan memori, melainkan aktif untuk menilai, dan memberi makna. Karena adanya fungsi aktif untuk menilai, dan memberi makna. Karena adanya fungsi aktif dari kesadaran manusia, pandangan konvensional ini sering digolongkan dalam pandangan fungsionalisme. Pendekatan kedua adalah pendekatan Gestalt. Pendekatan mengatakan individu tidaklah menciptakan makna dari apa yang diinderakannya, karena sesungguhnya makna itu telah terkandung dalam stimulasi itu sendiri dan tersedia untuk organisme yang siap menyerapnya. Dikemukakan oleh Margaret E. Bell Gredler 2000: 21 bahwa, persepsi terjadi secara spontan dan langsung. Jadi, bersifat holistik. Spontanitas itu terjadi karena organisme selalu menjajaki eksplorasi lingkungannya dan dalam penjajakan itu dilibatkan setiap obyek yang ada di lingkungannya dan setiap obyek menonjolkan sifatnya yang khas untuk organisme bersangkutan. Sebuah pohon, misalnya tampil dengan sifat- sifatnya yang berdaun rindang dan berbatang besar maka sifat–sifat ini menampilkan makna buat manusia sebagai tempat berteduh. Sifat–sifat yang menampilkan makna, atau sering dinamakan affordances menampilkan makna atau yang menghasilkan manfaat. 47 Margaret E. Bell Gredler 2001 : 25 mengungkapkan bahwa pengaruh usia pada perepsi dengan seenaknya bermain pisau atau seterika listrik sehingga membuat orang tuanya marah karena mempersepsikan benda–benda itu sebagai stimulasi yang berbahaya. Selanjutnya menurut Sarwono 2000 :37 dapat diutarakan bahwa hasil dari tingkatkah laku “coping” akan menyebabkan pada persepsi individu. Persepsi bersifat dinamis dapat berubah. Mengapa dan bagaimana persepsi itu berubah perlu mempengaruhi persepsi. Perubahan disebabkan oleh proses faal fisiologik dari sistem syaraf pada indera–indera manusia. Jika suatu stimulasi tidak mengalami perubahan; memungkinkan terjadinya adaptasi atau habituasi, yaitu tanggapan terhadap stimulus itu makin lama makin lemah. Persepsi, penting dalam proses pengambilan keputusan dan pemecahan masalah. Dari segi psikologis dikatakan bahwa tingkah laku seseorang merupakan fungsi dan cara seseorang memandang. Didalam pembahasan ini adalah mengenai otonomi daerah. Secara etimologis istilah peran serta atau partisipasi dapat diartikan sebagai mengambil bagian atau turut serta dalam suatu kegiatan. Dengan turut sertanya masyarakat dalam suatu kegiatan akan dapat mengurangi resiko yang akan terjadi dalam pelaksanaan kegiatan tersebut dan dapat diandalkan untuk pengambilan keputusan yang lebih baik. 48 Ouchi dan Campbell 2001 :41 menjelaskan bahwa peran serta atau partisipasi berarti ikut mengambil bagian dalam proses tertentu dalam kegiatan-kegiatan kelompok. Selanjutnya dijelaskan bahwa terdapat dimensi dan tingkatan yang berbeda dalam melakukan kegiatan ini. Ada individu yang hanya turut berpartisipasi dalam 1 mengidentifikasi masalah; 2 memformulasikanmerencanakan proyekpekerjaan; 3 memobilisasi sumber daya; 4 mengimplementasikan proyek pekerjaan; 5 pembagian keuntungan; atau 6 memantau dan mengevaluasi proyekpekerjaan. Newstrom and Davis 2001 : 35 mengartikan peran serta sebagai keterlibatan mental dan emosional seseorang dalam suatu kelompok yang mendorong mereka untuk memberikan kontribusi kepada tujuan kelompok dan berbagi tanggung jawab dalam pencapaian tujuan tersebut. Sesuai dengan definisi ini, partisipasi memiliki tiga unsur penting, yakni: 1 unsur keterlibatan, yaitu bahwa partisipasi sesungguhnya merupakan suatu keterlibatan mental dan perasaan daripada keterlibatan secara fisik, 2 unsur kontribusi, yaitu kesediaan memberi sumbangan kepada usaha yang akan dilakukan guna mencapai tujuan kelompok. 3 unsur tanggung jawab yaitu bahwa partisipasi mendorong orang untuk menerima tanggung jawab dalam aktivitas kelompok. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa partisipasi seseorang dalam suatu kegiatan disebabkan adanya desakan dari luar 49 dan dari dalam dirinya. Partisipasi dari luar adalah partisipasi karena adanya desakan yang memaksa seseorang untuk berpartisipasi, meskipun keikutsertaannya tidak berdasarkan rasa senang atau panggilan hati nuraninya. Partisipasi dari dalam adalah keterlibatan individu dalam suatu kegiatan yang didasarkan atas perasaannya yang menyenangi keterlibatan tersebut dan dilaksanakan secara sukarela. Kemudian James L dan Richard F 2001 : 51 meberikan pendapat lain tentang persepsi, yaitu : Perception is the interpretation of sensation. A sensed stimulus is interpreted in terms of its context or surroundigs. In perpectual contrast, the same stimulus is perceived differently in diffrent surroundings. In perceptual constancy, a changing or different stimulus is perceived as being the same. Persepsi adalah interpretasi dari suatu sensai, dimana stimulusnya diinterpretasikan dalam bentuk konteks atau kondisi sekitarnya. Secara perspektual konstruk, stimulus yang sama dipahami secara berbeda dalam kondisi yang berbeda. Sementara dalam perspektual konstan, perubahan atau perbedaan stimulus dipahami sebagai sesuatu hal yang sama. Menurut Jalalludin Rakhmat 2002 : 73 dalam berkomunikasi, secara psikologis dapat dikatakan bahwa setiap orang mempersepsi stimuli sesuai dengan karakteristik personalnya. Dalam ilmu komunikasi, pesan diberi makna berlainan oleh orang yang berbeda. “Word don’t mean, people mean”. Kata–kata tidak mempunyai makna : oranglah yang memberi makna. Selanjutnya menurut Jalalludin Rakhmat persepsi dikatakan merupakan proses pemberian 50 makna kepada sensasi, sehingga manusia memperoleh pengetahuan baru. Dengan kata lain, persepsi mengubah sensasi menjadi informasi. Selanjutnya sensasi adalah proses menangkap stimuli, dan informasi tersimpan oleh memori. Dimana memori, adalah proses menyimpan informasi dan memanggilnya kembali. Kemudian bila proses dilanjutkan kepada pemanipu-lasian dan pengolahan informasi untuk memenuhi kebutuhan atau memberi repons, berarti telah melakukan proses berpikir. Menurut Atkinson proses terbentuknya persepsi, diawali dengan penerimaan informasi yang disebut sensasi; dengan arti terjadi pengideraan yang menghubungkan organisme dengan lingkungannya. Melalui alat indera manu-sia memperoleh pengetahuan dan semua kemampuan berinteraksi dengan dunianya. Manusia mempunyai lima alat indera, yang disebut pancaidera, penginderaan dilakukan melalui proses kegiatan, antara lain: penglihatan, pendengaran, kinestesis, vestibular, perabaan, temperatur, rasa sakit, perasa, dan penciuman. Jadi, persepsi adalah penafsiran dari sensasi. Sebuah rangsangan stimulus ditafsirkan dalam pengertian dan konteksnya yang sesuai dengan lingkungannya. Perbedaan perseptual, stimulus yang sama dibedakan oleh pemahaman, perubahan atau stimulus yang berbeda dapat menjadikan pemahaman sama. 51 Persepsi dipengaruhi, faktor intern yakni faktor yang berasal dari dalam diri manusia itu sendiri untuk menangkap obyek tertentu. Faktor ekstern berasal dari pengaruh luar, sehingga melalui akal pikiran dapat di ubah persepsi sesuai dengan keinginan. Persepsi merupakan proses pengamatan seseorang secara psikologis dengan dunia obyek materi, melalui proses pengamatan atau pandangan terhadap sasaran, peristiwa atau kebijakan tertentu melalui proses kognisi dengan melakukan penilaian, interpretasi dan penyimpulan. Berdasarkan teori persepsi, Sarlito Wirawan mengungkapkan bahwa perbedaan persepsi di sebabkan oleh : Pertama, perhatian biasanya seseorang tidak menangkap seluruh rangsangan yang ada di sekitar sekaligus, tetapi memfokuskan perhatiannya antara seseorang dengan orang lain menyebabkan perbedaan persepsi antara mereka. Kedua, harapan seseorang akan rangsangan yang akan timbul; seperti pada seseorang pelari yang siap di garis start terhadap set bahwa akan terdapat bunyi letusam pistol di saat ia harus berlari. Ketiga, kebutuhan sesaat maupun yang menetap pada diri seseorang akan mempengaruhi persepsi orang tersebut. Keempat, sistem nilai yang berlaku pada masyarakat akan mempengaruhi pula terhadap persepsi orang tersebut. Kelima, ciri kepribadian akan mempengaruhi pula persepsi seseorang. 52 Kelima faktor tersebut membedakan persepsi orang perorangan, artinya membedakan tanggapan atau reaksi orang perorangan terhadap obyek, peristiwa, atau hubungan–hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan. Persepsi