Standard Nordic Questionnaire SNQ RULA

Tabel 3.3. Skor Lengan Atas RULA Pergerakan Skor Skor Perubahan 20 1 ke depan maupun ke belakang tubuh + 1 jika bahu naik +1 jika lengan berputar bengkok 21 ke belakang atau 21-45 2 46 - 90 3 91 4 2. Lengan Bawah Lower Arm Gambar 3.4. Postur Lengan Bawah RULA Tabel 3.4. Skor Lengan Bawah RULA Pergerakan Skor Skor Perubahan 60-100 1 +1 Jika lengan bawah bekerja melewatikeluar sisi tubuh 61 atau 101 2 3. Pergelangan Tangan Wrist Gambar 3.5. Postur Pergelangan Tangan RULA Tabel 3.5. Skor Pergelangan Tangan RULA Pergerakan Skor Skor Perubahan Posisi netral 1 +1 jika pergelangan tangan menjauhi sisi tengah 0-15 2 15 3 4. Leher Neck Gambar 3.6. Postur Leher RULA Tabel 3.6. Skor Leher RULA Pergerakan Skor Skor Perubahan 0-10 1 +1 jika leher berputarbengkok 11-20 2 21 3 ekstensi 4 5. Punggung Trunk Gambar 3.7. Postur Punggung RULA Tabel 3.7. Skor Punggung RULA Pergerakan Skor Skor Perubahan Posisi normal 1 +1 jika leher berputarbengkok +1 jika batang tubuh bungkuk 0-20 2 21-60 3 61 4

6. Kaki Legs

Tabel 3.8. Skor Kaki RULA Pergerakan Skor Posisi normalseimbang 1 Tidak seimbang 2 Skor dari hasil kombinasi postur kerja diklasifikasikan dalam kategori level resiko sebagai berikut: Tabel 3.9. Kategori Level RULA Kategori Tindakan Level Tindakan 1-2 Minimum Aman 3-4 Kecil Diperlukan beberapa waktu ke depan 5-6 Sedang Tindakan dalam waktu dekat 7 Tinggi Tindakan sekarang juga

3.4. Antropometri

1 Menurut Sritomo Wignjosoebroto dalam bukunya, istilah antropometri berasal dari anthro yang berarti manusia dan metri yang berarti ukuran. Secara definitif antropometri dapat dinyatakan sebagai satu studi yang berkaitan dengan pengukuran dimensi tubuh manusia. Manusia pada dasarnya akan memiliki bentuk, ukuran tinggi, lebar, berat yang berbeda satu dengan yang lainnya. Antropometri secara luas akan digunakan sebagai pertimbangan- pertimbangan ergonomis dalam proses perancangan desain produk maupun sistem kerja yang akan memerlukan interaksi manusia. Data antropometri yang berhasil diperoleh akan diaplikasikan secara luas antara lain dalam hal : 1. Perancangan areal kerja work station, interior mobil. 2. Perancangan peralatan kerja seperti mesin, equipment, perkakas tools dan sebagainya. 3. Perancangan produk-produk konsumtif seperti pakaian, kursimeja komputer. 4. Perancangan lingkungan kerja fisik. 1 Ibid, hal 60-68 Istilah antropometri biasanya digunakan oleh para ahli ergonomi dalam suatu sistem rancangan design. Rancangan yang digunakan oleh manusia design for use by people meminta para perancang untuk memperhatikan ukuran tubuh manusia dalam pembentukan ruang lingkup dan produk-produk. Penelitian ini membahas tentang dasar-dasar yang diperlukan dalam mengambil keputusan ketika merancang suatu produk, dimana ukuran-ukuran antropometri memegang peranan yang penting dalam suatu kasus perancangan mulai dari pengumpulan data sampai penggunaan data yang sesuai starting and finishing. Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi munculnya perbedaan karakteristik atau antropometri manusia diantaranya umur, jenis kelamin, suku bangsa, pekerjaan, kehamilan pregnancy, cacat tubuh, posisi tubuh.

3.4.1. Tiga Prinsip dalam Penggunaan Data Antropometri

Data antropometri yang menyajikan data ukuran dari berbagai macam anggota tubuh manusia dalam percentile tertentu akan sangat besar manfaatnya pada saat suatu rancangan produk ataupun fasilitas kerja akan dibuat. Agar rancangan suatu produk nantinya bisa sesuai dengan ukuran tubuh manusia yang akan mengoperasikannya, maka prinsip-prinsip yang harus diambil didalam aplikasi data antropometri tersebut harus ditetapkan terlebih dahulu seperti diuraikan berikut ini : 1. Perancangan fasilitas berdasarkan individu yang ekstrim. Prinsip ini digunakan apabila kita mengharapkan agar fasilitas yang dirancang tersebut dapat dipakai dengan enak dan nyaman oleh sebagian besar orang-orang yang akan memakainya biasanya minimal oleh 95 pemakai. Dalam perancangan ini rancangan produk dibuat agar bisa memenuhi dua sasaran produk yaitu : a. Biasa sesuai dengan untuk ukuran tubuh manusia yang mengikuti klasifikasi ekstrim dalam arti terlalu besar atau terlalu kecil bila dibandingkan dengan rata-ratanya. b. Tetap bisa digunakan untuk memnuhi ukuran tubuh yang lain mayoritas dari populasi yang ada. Secara umum aplikasi data antropometri untuk perancangan produk ataupun fasilitas kerja akan menetapkan nilai 5-th percentile untuk dimensi maksimum dan 95-th untuk dimensi minimumnya. 2. Perancangan fasilitas yang bisa disesuaikan. Prinsip ini digunakan untuk merancang suatu fasilitas agar fasilitas tersebut bisa menampung atau bisa dipakai dengan enak dan nyaman oleh semua orang yang mungkin memerlukannya. Disini rancangan bisa dirubah-rubah ukurannya sehingga cukup fleksibel dioperasikan oleh setiap orang yang memiliki berbagai macam ukuran tubuh. 3. Perancangan fasilitas berdasarkan harga rata-rata para pemakainya. Prinsip ini digunakan apabila perancang berdasarkan harga ekstrim tidak mungkin dilaksanakan dan tidak layak jika kita menggunakan prinsip perancangan fasilitas yang bisa disesuaikan. Prinsip berdasarkan harga ekstrim tidak mungkin dilaksanakan bila lebih banyak rugi daripada untungnya artinya hanya sebagian kecil dari orang-orang yang merasa enak dan nyaman ketika menggunakan fasilitas tersebut. Dalam hal ini rancangan produk didasarkan