Faktor-Faktor Timbulnya Aliran-Aliran Ilmu Kalam

Buku Siswa KELAS X MA 90

5. Faktor-Faktor Timbulnya Aliran-Aliran Ilmu Kalam

a. Faktor dari dalam Intern 1 Dorongan dan pemahaman Al-Quran Al-Quran dalam konteks ayat-ayat yang menjelaskan bahwa orang-orang yang beriman kepada Allah adalah orang-orang yang berakal yang selalu merenungi ayat- ayat-Nya. Beberapa contoh dari rincian ayat-ayat yang menganjurkan manusia untuk menggunakan akalnya, sebagaimana berikut ini: a Naẓẓara, melihat secara abstrak dalam arti berpikir dan merenungkan. Misalnya QS. Qāf [50]: 6, ٍجْوُرُف ْنِم اَه َل اَمَو اَهاََنَيَزَو اَهاَنْيَنَب َفْيَك ْمُهَقْوَف ِءاَمَسلا َىِإ اوُرُظْنَي ْمَلَفَأ Maka Apakah mereka tidak melihat akan langit yang ada di atas mereka, bagaimana Kami meninggikannya dan menghiasinya dan langit itu tidak mem- punyai retak-retak sedikitpun ? QS. Qāf [50]:6 b Tadabbara, dalam arti merenungkan sebagaimana terdapat dalam beberapa ayat, antara lain QS. ̣ād [38]: 29, ِباَ ْ ب َ ْ أا وُلو ُ أ َرَكَذَتَ ِلَو ِهِتاَيآ اْوُرَبَدَ ِل ٌكَراَبُم َكْ َلِإ ُهاَ ْ نَزْن َ أ ٌباَتِك Ini adalah sebuah kitab yang Kami turunkan kepadamu penuh dengan berkah supaya mereka memperhatikan ayat-ayatNya dan supaya mendapat pelajaran orang-orang yang mempunyai ikiran. QS. ̣ād [38]: 29 2 Perbedaan pemahaman terhadap dalil al-Quran dan Hadis Perbedaan ini terdapat dalam hal pemahaman ayat al-Quran, sehingga berbeda dalam menafsirkan pula. Mufassir satu menemukan penafsiranya berdasarkan hadis yang shahih, sementara mufassir yang lain penafsiranya belum menemukan hadis yang shahih. Bahkan ada yang mengeluarkan pendapatnya sendiri atau hanya mengandalkan rasional belaka tanpa merujuk kepada hadis. 3 Persoalan politik Faktor politik dapat memunculkan mazhab-mazhab pemikiran di lingkungan umat Islam, khususnya pada awal perkembangannya. Maka persoalan imāmah khilāfah, menjadi persolan tersendiri dan khas yang menyebabkan perbedaan pendapat, bahkan perpecahan di lingkungan umat Islam. Permasalahan ini dimulai ketika ketika Rasulullah meninggal dunia serta peristiwa terbunuhnya Utsman dimana antara golongan yang satu dengan yang lain saling mengkairkan dan menganggap golongannya yang paling benar. 91 ILMU KALAM Kurikulum 2013 4 Peristiwa Majlis Taḥkīm Setelah peristiwa majelis tahkim muncul aliran-aliran pemikiran dalam islam yakni Khawarij, Syi’ah dan Murjiah yang memiliki doktrin-doktrin yang berbeda- beda. b. Faktor dari luar Ekstern 1 Pengaruh pemikiran agama selain Islam. Banyak diantara pemeluk-pemeluk Islam yang mula-mula beragama Yahudi, Kristen dan lain-lain, setelah ikiran mereka tenang dan sudah memegang teguh Islam, mereka mulai mengingat-ingat agama mereka yang dulu dan dimasukkannya dalam ajaran-ajaran Islam. 2 Penggunaan ilsafat dalam membela akidah Islam. Golongan Islam terutama golongan Muktazilah memusatkan perhatiannya untuk penyiaran agama Islam dan membantah alasan-alasan mereka yang memusuhi Islam. Tradisi Wahyu vis a vis Filsafat Yunani Ketika para Sahabat Nabi Muhammad menyampaikan dakwah Islam ke daerah-daerah tersebut terjadi peperangan antara kekuatan Islam dan kekuatan Kerajaan Bizantium di Mesir, Suria serta Irak, dan kekuatan Kerajaan Persia di Iran. Daerah-daerah ini, dengan menangnya kekuatan Islam dalam peperangan tersebut, jatuh ke bawah kekuasaan Islam. Tetapi penduduknya, sesuai dengan ajaran al-Qur’an, bahwa tidak ada paksaan dalam agama dan bahwa kewajiban orang Islam hanya menyampaikan ajaran-ajaran yang dibawa Nabi, tidak dipaksa para sahabat untuk masuk Islam. Mereka tetap memeluk agama mereka semula terutama yang menganut agama Nasrani dan Yahudi. Dari warga negara non-Islam ini timbul satu golongan yang tidak senang dengan kekuasaan Islam dan oleh karena itu ingin menjatuhkan Islam. Mereka pun menyerang agama Islam dengan memajukan argumen-argumen berdasarkan ilsafat yang mereka peroleh dari Yunani. Dari pihak umat Islam timbul satu golongan yang melihat bahwa serangan itu tidak dapat ditangkis kecuali dengan memakai argumen-argumen ilosois pula. Untuk itu mereka pelajari ilsafat dan ilmu pengetahuan Yunani. Kedudukan akal yang tinggi dalam pemikiran Yunani mereka jumpai sejalan dengan kedudukan akal yang tinggi dalam al-Qur’an dan Sunnah Nabi. Filsuf besar pertama yang dikenal adalah al-Kindi, 796-873M satu-satunya ilsuf Arab dalam Islam. Ia dengan tegas mengatakan bahwa antara ilsafat dan agama tak ada pertentangan. Filsafat ia artikan sebagai pembahasan tentang yang benar albahs ’an al-haqq. Agama dalam pada itu juga menjelaskan yang benar. Maka kedua duanya membahas yang benar. Selanjutnya ilsafat dalam pembahasannya memakai akal dan agama, dan dalam penjelasan tentang yang benar juga memakai argumen rasional. Menurut pemikiran ilsafat kalau ada yang benar maka mesti ada ”Yang Benar Pertama” al-Haqq al- Awwal. Yang Benar Pertama itu dalam penjelasan al-Kindi adalah Tuhan. Filsafat dengan demikian membahas soal Tuhan dan agama. Filsafat yang termulia dalam pendapat al-Kindi adalah ilsafat ketuhanan atau teologi. Mempelajari teologi adalah wajib dalam Islam. Karena itu mempelajari ilsafat, dan berfalsafat tidaklah haram dan tidak dilarang, tetapi wajib. Buku Siswa KELAS X MA 92 mereka tidak akan bisa menghadapi lawan-lawanya kalau mereka sendiri tidak mengetahui pendapat-pendapat lawan-lawannya beserta dalil-dalilnya. Sehingga kaum muslimin memakai ilsafat untuk menghadapi musuh-musuhnya. 3 Keinginan Mutakallimin Mengimbangi Pemikiran Filsafat Para Mutakalimin hendak mengimbangi lawan-lawannya yang menggunakan ilsafat, maka mereka terpaksa mempelajari logika dan ilsafat, terutama segi ketuhanan. KEGIATAN DISKUSI

1. Petunjuk