Buku Siswa KELAS X MA
106
4. Aliran Jabariyah a. Pengertian
Secara bahasa Jabariyah berasal dari kata jabbara yang mengandung arti memaksa
dan mengharuskannya melakukan sesuatu. Salah satu sifat dari Allah adalah al-Jabbār
yang berarti Allah Maha Memaksa. Sedangkan secara istilah Jabariyah adalah menolak
adanya perbuatan dari manusia dan menyandarkan semua perbuatan kepada Allah. Dengan kata lain adalah manusia mengerjakan perbuatan dalam keadaan terpaksa
majbūr. Menurut Harun Nasution Jabariyah adalah paham yang menyebutkan bahwa segala
perbuatan manusia telah ditentukan dari semula oleh qaḍā dan qadar Allah. Maksudnya
adalah bahwa setiap perbuatan yang dikerjakan manusia tidak berdasarkan kehendak manusia, tapi diciptakan oleh Tuhan dan dengan kehendak-Nya, di sini manusia tidak
mempunyai kebebasan dalam berbuat, karena tidak memiliki kemampuan. Ada yang mengistilahlkan bahwa Jabariyah adalah aliran manusia menjadi wayang dan Tuhan
sebagai dalangnya. Abu Zahra menuturkan bahwa paham ini muncul sejak zaman sahabat dan masa Bani
Umayyah. Ketika itu para ulama membicarakan tentang masalah qadar dan kekuasaan manusia ketika berhadapan dengan kekuasaan mutlak Tuhan.
Akar Kelompok Syi’ah
Umat Islam meyakini bahwa urutan al-Khulafa’u ar-Rasyidun yang empat sepeninggal Rasulullah, yaitu: Abu Bakar As Shiddiq ra, Umar bin Khattab ra, Utsman bin Afan ra, kemudian Ali bin Abi Thalib
ra. Masing-masing dari khalifah ini, diangkat dan dibaiat melalui syura musyawarah para Ahlu Halli wa al-‘Aqdi dari sekelompok kaum Muhajirin dan Anshar, yang kemudian diikuti oleh keseluruhan
umat Islam.
Namun lain halnya dengan apa yang diyakini oleh Syiah. Menurut mereka khalifah yang sah setelah meninggalnya Rasulullah, adalah Ali bin Abi Thalib ra. Salah satu dalil yang mereka jadikan landasan
dari keyakinan ini, yaitu hadis Rasulullah Saw. di Ghadir Khum dalam perjalanan pulang beliau ke Madinah setelah melaksanakan haji wada’ pada tanggal 10 Dzulhijah tahun 10 H.
Sabda Rasulullah: ”Barang siapa yang menjadikan aku sebagai maulanya penolongnya, maka Ali juga sebagai maulanya. Ya Allah, cintailah orang yang mencintainya dan musuhilah orang yang
memusuhinya.” Hadis Ghadir Khum merupakan hujjah pokok kaum syi’ah, yang diyakini sebagai pelantikan ‘Ali bin Abi Thalib ra, sebagai pemimpin kaum muslimin selepas meninggalnya Rasulullah
Saw.. dan keyakinan tersebut adalah satu titik tolak perbedaan antara Ahlussunnah dan golongan Syi’ah, dimana perbedaan tersebut tidak mungkin dipertemukan.
TAHUKAH KAMU ?
107
ILMU KALAM Kurikulum 2013
b. Tokoh
1 Jahm bin Shafwan 2 Al-Ja’ad bin Dirham
3 Husain bin Muhammad al-Najjar 4 Dirar Ibn ‘Amr
c. Doktrin Ajaran
1 Aliran ekstrim. Tokoh aliran ekstrim adalah Jahm bin Shafwan, dengan doktrin pokok adalah:
a Manusia tidak mampu untuk berbuat apa-apa. Ia tidak mempunyai daya, tidak mempunyai kehendak sendiri, dan tidak mempunyai pilihan.
b Surga dan neraka tidak kekal, dan yang kekal hanya Allah. c Iman adalah makrifat atau membenarkan dengan hati, dan hal ini sama dengan
konsep yang dikemukakan oleh kaum Murji’ah. d Kalam Tuhan adalah makhluk
e Allah tidak mempunyai keserupaan dengan manusia seperti berbicara, mendengar, dan melihat
f Allah tidak dapat dilihat dengan indera mata di akhirat kelak 2 Aliran Moderat
a Tuhan menciptakan perbuatan manusia, baik itu positif atau negatif, tetapi manusia mempunyai bagian di dalamnya. Tenaga yang diciptakan dalam diri
manusia mempunyai efek untuk mewujudkan perbuatannya. b Manusia tidak dipaksa dan tidak pula menjadi pencipta perbuatan, tetapi manusia
memperoleh perbuatan yang diciptakan Tuhan. c Tuhan tidak dapat dilihat di akhirat.
5. Aliran Qadariyah a. Pengertian