Fungsi Mempelajari Ilmu Tauhid

33 ILMU KALAM Kurikulum 2013 ٍمْوَقِل ًةَي َ ل َكِلٰذ ِف َنِإ ِتاَرَمَثا ِ ّ ُك ْنِمَو َباَنْعَ ْأاَو َلْيِخَناَو َنوُتْيَزلاَو َعْرَزلا ِهِب ْمُكَل ُتِبْنُي َنوُرَكَفَتَي “Dia menumbuhkan bagi kamu dengan air hujan itu tanam-tanaman; zaitun, korma, anggur dan segala macam buah-buahan. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar- benar ada tanda kekuasaan Allah bagi kaum yang memikirkan”. QS. an-Nạl [16]: 11 b. Semangat Pembebasan Diri Self Liberation Tauhid berkaitan dengan sikap percaya atau beriman kepada Allah, namun Tauhid sebagai ekspresi iman, tidak cukup hanya dengan percaya bahwa Allah itu Esa, tetapi juga menyangkut pengertian yang benar tentang siapa Tuhan yang benar itu, dan bagaimana bersikap kepada- Nya, dan kepada objek-objek selain Dia. اًئْيَش ِهِب او ُكِ ْشُت َاَو َ ٰلا اوُدُبْعاَو “Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. QS. an-Nisā [4]: 36 c. Persamaan Emansipasi Harkat dan Martabat Kemanusiaan Manusia adalah makhluk Tuhan yang paling tinggi. Manusia juga merupakan puncak kreasi Allah. Hal ini menunjukkan bahwa manusia mempunyai harkat dan martabat kemanusiaan yang sangat luar biasa. Namun demikian, manusia juga memiliki potensi untuk terdegradasi menjadi sangat rendah. Agar tetap terjaga harkat dan martabat kemanusiaannya, manusia harus menyelamatkan imannya dengan tetap menghambakan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa. Berarti, dengan hanya menghambakan diri kepada Tuhan, manusia akan mendapatkan kepribadiannya yang utuh dan integral. َ ْيِلِفاَس َلَفْسَأ ُهاَنْدَدَر َمُث ٤ ٍمْيِوْقَت ِنَسْح َ أ ِف َنا َس ْنِْلا اَنْقَلَخ ْدَقَل “4. Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya. 5. Kemudian Kami kembalikan dia ke tempat yang serendah-rendahnya neraka.” QS. at-Tīn [95]:4-5

6. Fungsi Mempelajari Ilmu Tauhid

a. Sebagian sumber dan motivator perbuatan kebajikan dan keutamaan. b. Membimbing manusia ke jalan yang benar, sekaligus mendorong mereka untuk mengerjakan ibadat dengan penuh keikhlasan. Buku Siswa KELAS X MA 34 c. Mengeluarkan jiwa manusia dari kegelapan, kekacauan, dan kegoncangan hidup yang dapat menyesatkan. d. Mengantarkan umat manusia kepada kesempurnaan lahir dan batin. e. Sebagai pokok dan landasan berpikir dan bertindak bagi umat Islam. f. Memberi rasa ketentraman batin dan menyelamatkan manusia dari kesesatan dan kemusyrikan g. Membentuk sikap dan perilaku dengan meneladani segala kesempurnaan Allah melalui petunjuk Nabi Saw. Kitab Risalah Tauhid Karya Muhammad Abduh Muhammad Abduh dilahirkan di Manhallat Nash pada tahun 1849 M Lubis, 1993:111-112 sebuah dusun di dekat sungai Nil, propinsi Gharbiyyah-Mesir. Ayahnya seorang petani yang taat beribadah dan mempunyai dua orang isteri. Muhammad Abduh belajar membaca dan menulis di rumah. Pada usia dua belas tahun, ia telah menghafal Al-Qur’an Rahnema, 1998: 36. Pada tahun 1866, Muhammad Abduh masuk ke al-Azhar, sebuah pusat ilmu pengetahuan yang yang besar pada masa itu. Tahun 1877 Muhammad Abduh menyelesaikan pendidikannya di al-Azhar dan mendapat gelar sebagai Alim. Ia mulai mengajar pertama di al-Azhar kemudian di Dar al-Ulum dan juga di rumahnya sendiri. Pada tahun 1889 ia diangkat sebagai Mufti Besar. Jabatan tinggi ini didudukinya sampai ia meninggal dunia pada tahun 1905 Nasution, 1996: 62. Dalam kitabnya yang berjudul Risalat al-Tauhid, Muhammad Abduh mengemukakan bahwa, Tauhid adalah ilmu yang membahas tentang wujud Allah, dan tentang sifat- sifat yang pasti ada wajib padaNya, sifat-sifat yang bisa ada Ja’iz padaNya, dan sifat-sifat yang pasti tidak ada mustahil padaNya. Ilmu Tauhid juga membahas tentang para Rasul untuk mengukuhkan kerasulan mereka, dan sifat-sifat yang pasti ada wajib pada mereka, sifat-sifat yang bisa dinisbatkan kepada mereka Ja’iz, serta sifat-sifat yang tidak mungkin dilekatkan mustahil pada mereka. Risalah ini dimulai dengan uraian tentang deinisi teologi atau ilmu tauhid, seperti studi tentang eksistensi Tuhan, keesaanNya, sifat-sifat-Nya, dan sifat wahyu kenabian. Menurut pengamatannya, sebelum Islam, teologi belum dikenal, tetapi metode demonstrasi yang digunakan oleh para teolog pra-Islam cenderung menjadi suatu jenis adikodrati, seperti himbauannya kepada mu’jizat keajaiban-keajaiban, pembicaraan retorik, atau legenda. Al-Qur’an menentang semua itu. Ia menyingkapkan dengan suatu cara yang tidak dapat ditiru, pengetahuan apa yang telah dibolehkan atau ditentukan Tuhan, tetapi tidak menentukan penerimaannya semata-mata atas dasar wahyu, tetapi dengan mengajarkan pembuktian dan demonstrasi, menguraikan pandangan- pandangan orang yang tidak beriman, dan membantah mereka secara rasional. TAHUKAH KAMU ? 35 ILMU KALAM Kurikulum 2013 Ringkasnya ia menyatakan bahwa akal sebagai penentu terakhir tentang kebenaran dan menetapkan perintah-perintah moralnya atas dasar rasional yang kokoh. Oleh karena itu akal dan agama dibariskan sejajar, untuk pertama kalinya dalam Kitab Suci yang diwahyukan Allah kepada Nabi yang menjadi utusan-Nya. Akibatnya orang Islam menyadari bahwa akal sangat diperlukan untuk menerima butir-butir kepercayaan yang demikian, seperti eksistensi Tuhan, kerasulan nabi-nabi-Nya, dan juga pemahaman tentang masalah-masalah pokok wahyu dan memenuhi tuntutan-tuntutannya. Mereka juga menyadari bahwa, sekalipun beberapa artikel ini mungkin melampaui daya jangkau akal, namun mereka tidak bertentangan dengannya. Ada tiga hal yang mendasari pemikiran teologi Muhammad Abduh yaitu; kebebasan manusia dalam memilih perbuatan, kepercayaan yang kuat kepada sunnah Allah, dan fungsi akal yang sangat dominan dalam mempergunakan kebebasan. Dengan ketiga dasar pemikiran tersebut, beberapa penulis menilai Muhammad Abduh cenderung kepada pemikiran Muktazilah. Akan tetapi sesuai dengan pernyataannya, dia mengaku sebagai pengikut metode salaf yang tidak menafsirkan hal-hal yang berhubungan dengan Tuhan, sifat-sifat-Nya, dan Alam gaib. Sumber: http:juonorp.blogspot.com KEGIATAN DISKUSI

1. Petunjuk