Petunjuk Materi diskusi ILMU KALAM SISWA edited 3 Maret 2015

Buku Siswa KELAS X MA 68 1 Pemberi wawasan spiritual dalam pemahaman kalam 2 Penghayatan yang mendalam lewat hati żauq terhadap ilmu tauhid dan ilmu kalam agar lebih terhayati atau teraplikasikan dalam perilaku. 3 Penyempurnaan ilmu tauhid ilmu tasawuf merupakan sisi terapan ruhaniyah dari ilmu tauhid 4 Pemberi kesadaran ruhaniyah dan perdebatan-perdebatan kalam agar ilmu kalam tidak terkesan sebagai dialetika keislaman belaka, yang kering dari kesadaran penghayatan atau sentuhan secara qalbiyah hati. b Dalam kaitannya dengan Ilmu Tasawuf, Ilmu kalam berfungsi sebagai pengendali ilmu tasawuf. Oleh karena itu, jika timbul suatu aliran yang bertentangan dengan akidah, atau lahir suatu kepercayaan baru yang bertentangan dengan al-Quran dan hadis, maka aliran tasawuf tersebut ditolak. 3 Ilmu Kalam dengan Fiqih dan Ushul Fiqih, Ilmu kalam membahas soal-soal dasar dan pokok, pandangan lebih luas, tinjauan dapat memberi sikap toleran, memberi keyakinan yang mendalam berdasarkan pada landasan yang kuat sedangkan Fiqh membahas soal furu’ atau cabang. Dalam memahami dan menafsirkan ayat-ayat al-Quran yang berkenaan dengan hukum diperlukan ijtihad yaitu suatu usaha dengan mempergunakan akal dan prinsip kelogisan untuk mengeluarkan ketentuan hukum dari sumbernya. Begitupun madzhab-madzhab dalam iqih adanya perbedaan dikarenakan kemampuan akal dalam menginterpretasikan teks al-Quran dan hadis. KEGIATAN DISKUSI

1. Petunjuk

a. Bentuk kelompok diskusi dengan anggota masing-masing 4-5 siswa. b. Diskusikan materi yang telah disediakan oleh masing-masing kelompok secara mandiri. c. Hasil diskusi kelompok dipresentasikan untuk mendapat tanggapan dari kelompok lain. d. Bandingkan hasil diskusi masing-masing kelompok. e. Bentuklah tim perumus yang bertugas menyusun naskah hasil diskusi kelas. 69 ILMU KALAM Kurikulum 2013

2. Materi diskusi

Akal Pada kebanyakan ayat Al-Quran, Allah Swt. menghukum manusia disebabkan karena mereka tidak berpikir. Dengan beberapa ungkapan seperti, afala ta’qilun, afala tatafakkarun, afala yatadabbarun al-Quran, Allah Swt. mengajak mereka untuk berpikir dan menggunakan akalnya. Allah Swt. menggunakan ragam cara untuk mengajak manusia berpikir tentang keesaan Allah Swt.; seperti pada ayat, “Sekiranya ada di langit dan di bumi tuhan-tuhan selain Allah, tentulah keduanya itu telah rusak binasa. Maka Maha Suci Allah yang mempunyai ‘Arasy dari apa yang mereka sifatkan.” QS. Al-Anbiya [21]: 22 dan Katakanlah, “Mengapa kamu menyembah selain dari Allah, sesuatu yang tidak dapat memberi mudarat kepadamu dan tidak pula mendatangkan manfaat bagimu? Dan Allah-lah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” QS. Al-Maidah [5]: 76 serta ayat-ayat yang menyinggung tentang kisah Nabi Ibrahim As dalam menyembah matahari, bulan dan bintang- bintang. Semua ini dibeberkan sehingga manusia-manusia jahil dapat tergugah pikirannya terkait dengan ketidakmampuan tuhan-tuhan palsu. Dengan demikian, Allah Swt. mengajak manusia untuk merenungkan dan memikirkan ucapan dan ajakan para nabi, “Apakah mereka tidak memikirkan bahwa teman mereka Muhammad tidak berpenyakit gila? Ia Muhammad itu tidak lain hanyalah seorang pemberi peringatan yang nyata yang bertugas mengingatkan umat manusia terhadap tugas-tugas mereka.” QS. Al-A’raf [7]: 184; “Katakanlah, “Sesungguhnya aku hendak memperingatkan kepadamu suatu hal saja, yaitu supaya kamu menghadap Allah dengan ikhlas berdua-dua atau sendiri-sendiri; kemudian kamu pikirkan tentang Muhammad tidak ada penyakit gila sedikit pun pada kawanmu itu. Dia tidak lain hanyalah pemberi peringatan bagimu sebelum menghadapi azab yang keras.” QS. Al-Saba [34]: 46. Tatkala seorang berakal melakukan perbandingan antara dua hal, pada hakikatnya ingin menjelaskan tipologi dan pengaruh positif dan negatif masing-masing dari dua hal yang dibandingkan. Membandingkan antara orang-orang beriman dan orang-orang kair juga merupakan seruan nyata Allah Swt. kepada manusia untuk berpikir dan berenung, sehingga manusia yang berpikir dapat menimbang akibat orang-orang beriman dan orang-orang kair, kemudian menemukan jalannya; seperti ayat, “Sesungguhnya telah ada tanda dan pelajaran bagimu pada dua golongan yang telah bertemu bertempur. Segolongan berperang di jalan Allah dan segolongan yang lain kair yang dengan mata kepala melihat seakan-akan orang-orang muslimin dua kali lipat jumlah mereka. Allah menguatkan dengan bantuan-Nya siapa yang dikehendaki-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat pelajaran bagi orang-orang yang mempunyai mata hati.” QS. Ali Imran [3]:13 Sumber: http:media.isnet.org

3. Permasalahan