45
ILMU KALAM Kurikulum 2013
bentuk perkataan, seperti memfasih-fasihkan lidah, berlebihan dalam memberikan nasihat, atau pamer hafalan dan keluasan ilmu.
3. Sebab-Sebab Perbuatan Syirik
a. Dha’īful īman lemahnya iman
Seorang yang imannya lemah cenderung berbuat maksiat. Lemahnya rasa takut kepada Allah ini akan dimanfaatkan oleh hawa nafsu untuk menguasai diri seseorang.
Ketika seseorang dibimbing oleh hawa nafsunya, maka tidak mustahil ia akan jatuh ke dalam perbuatan-perbuatan syirik seperti memohon kepada pohon besar karena ingin
segera kaya, atau selalu merujuk kepada para dukun agar penampilannya tetap memikat hati orang banyak.
b. Al-Jahlu kebodohan
Karenanya masyarakat sebelum datangnya Islam disebut dengan masyarakat jahiliyah. Sebab, mereka telah diselimuti oleh ego nafsu sehingga tidak mau mengikuti
kebenaran atau memang mereka tidak tahu mana yang benar dan mana yang salah. Dalam kondisi yang penuh dengan kebodohan itu, orang-orang cenderung berbuat
syirik. Karenanya semakin jahiliyah suatu kaum, bisa dipastikan kecenderungan berbuat syirik semakin kuat.
اًدَح َ
أ ِهِبْي َغ َ َع ُرِهْظُي َلَف ِبْيَغْلا ُمِلَع
Dia adalah Tuhan yang mengetahui yang ghaib. Maka Dia tidak memperlihatkan ke- pada seorang pun tentang yang ghaib itu.? QS. al-Jin [72]: 26
c. Taqlīd Ikut-Ikutan Secara Membabi-Buta
Al-Qur’an selalu menggambarkan bahwa orang-orang yang menyekutukan Allah selalu memberi alasan mereka melakukan itu karena mengikuti jejak nenek moyang
mereka.
ِءا َشْحَف ْ
لاِب ُرُم ْ
أَي َ
ا َ ٰلا َنِإ ْلُق اَهِب اَنَرَم َ
أ ُ ٰلاَو اَنَءاَبآ اَهْيَلَع اَنْدَجَو اوُلاَق ًة َشِحاَف اوُلَعَف اَذِإ َو َنْوُمَلْعَت َا اَم ِ ٰلا َ َع َنْوُلْوُقَتَأ
Dan apabila mereka melakukan perbuatan keji, mereka berkata, ‘Kami mendapati ne- nek moyang kami mengerjakan yang demikian itu, dan Allah menyuruh kami menger-
jakannya.’ Katakanlah, ‘Sesungguhnya Allah tidak menyuruh mengerjakan perbuatan yang keji.’ Mengapa kamu mengada-adakan terhadap Allah apa yang tidak kamu keta-
hui?” QS. al-A’rāf [7]: 28
Buku Siswa KELAS X MA
46
4. Bentuk Perilaku Syirik
a. Menyembah Berhala Praktek penyembahan berhala telah berlangsung lama, para Nabi dan Rasul
mengajak dan meluruskan sistem penyembahan mereka kepada monoteisme murni yakni menyembah hanya kepada Allah Swt. Pada zaman Rasulullah Saw. berhala yang
dianggap penting dalam kehidupan masyarakat jahiliyah pada saat itu adalah Al-Lata, Al-Uzza dan Manat. Mereka beranggapan berhala itu adalah anak perempuan Allah.
٠ ىَرْخ ُ ْ
أا َةَ ِثاَثا ةَاَنَمَو ٩ ىَزُع ْ
لاَو َت َللا ُمُتْي َ
أَرَف َ
أ
“Maka apakah patut kamu hai orang-orang musyrik mengaggap al-Lata dan al- Uzza, dan Manah yang ketiga, yang paling terkemudian sebagai anak perempuan Allah?”
QS an-Najm [53]: 19-20
b. Sihir Sihir termasuk perbuatan syirik karena perbuatan tersebut dapat menipu atau
mengelabui orang dengan bantuan jin atau setan. Dan dalam sebuah hadis disebutkan,
ٌكْ ِش َةَلَوَتاَو َمِئاَمَتاَو َقُرلا َنِا
Sesungguhnya mantera, azimat dan guna-guna itu adalah perbuatan syirik”. HR. Ạmad
Selain mantera dan guna-guna, memakai azimah atau jimat dapat digolongkan kepada perbuatan syirik apabila orang yang memakainya percaya dan menyakini bahwa
jimat itu sendiri yang menyelamatkan-Nya atau memberi faedah kepadanya bukan atas kehendak Allah Swt.
Namun apabila seseorang memakai jimat, baik berbentuk Hirz atau Tawidz, yang
disertai keyakinan bahwa bukan benda atau zat dari hirz dan tawidz itu yang memberi
faedah, tetapi Allah Swt yang memberikan keselamatan dan kesembuhan, maka hal ini tidak termasuk syirik, hal ini dapat dibuktikan dari riwayat Al-Bayhaqi dalam
kitab as-Sunan Al-kubra tentang kebolehan memakai hirz dari beberapa ulama tabiin,
diantaranya Said Ibnu Jubair dan Atha. Bahkan Said Ibnu al-Musayyab memerintahkan agar dikalungkan
tawidz dari al-Quran. Kemudian al-Bayhaqi berkata : ini semua kembali kepada apa yang telah aku sebutkan bahwasanya kalau seseorang membaca
ruqa bacaan-bacaan yang tidak jelas maknanya, atau seperti orang-orang di masa jahiliyah yang menyakini kesembuhan berasal dari ruqa tersebut maka itu tidak boleh.
Sedangkan jika seseorang membaca ruqo dan ayat-ayat al-Quran atau bacaan-bacaan yang jelas seperti bacaan dzikir dengan maksud mengambil berkah dari bacaan tersebut
47
ILMU KALAM Kurikulum 2013
dan dengan keyakinan bahwa kesembuhan datangnya hanya dari Allah semata, maka hal itu tidak masalah.
c. Peramalan Peramalan ialah menentukan dan memberitahukan tentang hal-hal yang ghaib pada
masa-masa yang akan datang baik itu dilakukannya dengan ilmu perbintangan, dengan membaca garis-garis tangan, dengan bantuan jin dan sebagainya. Rasulullah Saw.
bersabda:
ْدَقَف اَهْيِف َثَفَن َمُث ًةَدْقُع َدَقَع ْنَم َمَلَسَو ِهْيَلَع ُ ٰلا َل َص ِ ٰلا ُلوُسَر َلاَق َلاَق َةَرْيَرُه ِي َ
أ ْنَع ِهْ
َلِإ َِكُو اًئْيَش َقَلَعَت ْنَمَو َكَ ْشَأ ْدَقَف َرَحَس ْنَمَو َرَحَس
Dari Abu Hurairah ra, Nabi Saw. bersabda; Barang siapa yang mengikat buhul kemu- dian meniupnya sungguh ia telah berbuat sihir, dan barang siapa yang melakukan sihir
maka sungguh ia telah berbuat syirik dan barang siapa yang menggantungkan sesuatu maka ia akan diserahkan kepadanya. HR. Nasā’i
Ilmu perbintangan dalam hadis ini bukanlah ilmu perbintangan yang mempelajari tentang planet yang dalam ilmu pengetahuan yang disebut astronomi. Namun, ilmu
tentang ramalan. Percaya kepada ramalan-ramalan berarti mengakui bahwa ada sesuatu selain Allah yang mengetahui hal-hal yang ghaib. Hal ini sama artinya mengakui bahwa
Allah itu mempunyai sekutu-sekutu. Perbuatan ini merupakan perbuatan syirik.
ِر ْحِّسلا َنِم ًةَبْعُش َسَبَتْقاِدَقَف ِمْوُجُنا َنِم ًةَبْعُش َسَبَتْقا ِنَم
Barangsiapa yang mempelajari salah satu ilmu perbintangan, maka ia telah mempela- jari sihir”. HR. Abu Daud
d. Mempercayai Paranormal atau Ahli Nujum dan Ahli Tenung Dukun ialah orang yang dianggap dapat memberitahukan tentang hal-hal yang ghaib
pada masa datang, atau memberitahukan apa yang tersirat dalam naluri manusia. Adapun tukang tenung adalah nama lain dari paranormal, atau orang-orang yang mengaku bahwa
dirinya dapat mengetahui dan melakukan hal-hal yang ghaib, baik dengan bantuan jin atau setan, ataupun dengan membaca garis tangan. Dalam sebuah hadis diterangkan:
َرَفَك َلاَق اَمِب ُهَقَد َص ْنِاَف ًةَلْ َل َ ْيِعَبْرَا ُةَبْوَتا ُهْنَع ْتَبَجَحٍءْ َش ْنَع ُ َل َ
أ َسَفاًنِه َك َتَا ْنَم
Barangsiapa datang kepada tukang tenung lalu menanyakan tentang sesuatu, maka ter- halanglah tobatnya selama empat puluh hari. Dan bila mempercayai perkataan tukang
tenung itu, maka kairlah ia”. HR. ̣abarāni
Buku Siswa KELAS X MA
48
e. Riya Riya adalah beramal bukan karena Allah, melainkan karena ingin dipuji atau dilihat
orang. Riya termasuk syirik, sebagaimana sabda Rasulullah Saw.
ُءَايِّرلا َلاَقَف ُهْنَع َلِئُسَف َرَغْصَ ْاا َكْ ِّشلا ُمُكْيَلَع ُفاَخَا اَم ُفَوْخَا
Sesuatu yang amat aku takuti yang akan menimpa kamu ialah syirik kecil. Nabi ditanya tentang hal ini, maka beliau menjawab, ialah Riya”. HR. Ạmad
`
5. Akibat Perilaku Syirik a. Akibat di Dunia