Buku Siswa KELAS X MA
6
dibicarakan atas dasar ajaran agama Islam. Akidah dalam Islam menunjukkan masalah- masalah pengenalan yang disampaikan melalui irman Allah dan sabda Rasul-Nya. Secara
keilmuan, Muhammad Abduh mendeinisikan ilmu akidah sebagai ilmu yang membahas tentang wujud Allah, tentang sifat-sifat yang wajib tetap pada-Nya, juga membahas tentang
Rasul-rasul-Nya, meyakinkan mereka, meyakinkan apa yang wajib ada pada mereka, apa yang boleh dihubungkan pada diri mereka dan apa yang terlarang menghubungkannya pada
diri mereka.
2. Dasar dan Kedudukan Akidah Islam
Al-Quran dan hadis merupakan dasar akidah Islam dan pegangan serta pedoman bagi kaum muslimin. Selama kaum muslimin masih berpegang kepada pedoman tersebut, maka
dijamin selamat dari kesesatan. Dalam ajaran Islam, akidah memiliki kedudukan yang sangat penting. Ibarat suatu bangunan, akidah adalah pondasinya, sedangkan ajaran Islam
yang lain, seperti ibadah dan akhlaq, adalah bangunan bagian atasnya. Akidah yang benar merupakan landasan bagi tegak agama Islam dan diterimanya suatu amal. Allah berirman
dalam QS. al Baqarah: 285, QS. al Ikhlas :1-4 dan Hadis Nabi riwayat Muslim.
ِهِلُسُرَو ِهِبُت ُكَو ِهِتَكِئلَمَو ِ ٰلاِب َنَمآ ٌ ُك َنوُنِمْؤُمْلاَو ِهِّبَر ْنِم ِهْ َلِإ َلِزْنُأ اَمِب ُلوُسَرلا َنَمآ
“Rasul telah beriman kepada Al-Quran yang diturunkan kepadanya dari Tuhannya, demikian pula orang-orang yang beriman. semuanya beriman kepada Allah, malaikat-
malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya dan rasul-rasul-Nya.” QS. al-Baqarah [2] : 285
٤ ٌدَح َ
أ اًوُفُك ُ َ
ل ْنُكَي ْمَلَو ٣ ْ َ
لْوُي ْمَلَو ْ ِلَي ْمَل ٢ ُدَم َصلا ُ ٰلا١ ٌدَح َ
أ ُ ٰلا َوُه ْلُق
“1. Katakanlah: “Dia-lah Allah, yang Maha Esa. 2. Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu. 3. Dia tiada beranak dan tidak pula diperanakkan, 4. dan tidak
ada seorangpun yang setara dengan Dia.” QS. al-Ịlạ [112] : 285
ِهِّ َشَو ِهِ ْيَخِرَدَق ْ
لاِب َنِمْؤُت ِرِخ ٓ ْاا ِمْوَلْاَو ِِهِلُسُرَو ِِهِتَكِئٓلَمَو ِ ٰلااِب َنِمْؤُت ْنَأ َلاَق ِناَميِاْا ِنَع ْ ِنْ ِبْخَأَف
“Beritahukan aku tentang Iman. Lalu beliau bersabda: “Engkau beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya dan hari akhir dan engkau
beriman kepada takdir yang baik maupun yang buruk“ HR. Muslim.
3. Tujuan Akidah Islam
Tujuan dari akidah Islam adalah mengenal Allah tetapi karena keterbatasan akal dan ilmu yang dimiliki manusia hanya sampai pada meyakini bahwa Allah itu ada. Ada berbagai
cara untuk dapat mengenal Allah diantaranya dengan cara memperhatikan dan meneliti alam
7
ILMU KALAM Kurikulum 2013
semesta dengan menggunakan akal secara maksimal. Selain itu untuk dapat mengenal Allah kita harus mengetahui dan meyakini sifat dan asma Allah. Secara umum tujuan mempelajari
Akidah Islam adalah : a. Memupuk dan Mengembangkan Dasar Ketuhanan yang Benar
Manusia adalah makhluk yang berketuhanan. Sejak dilahirkan manusia cenderung mengakui adanya Tuhan. Dengan naluri berketuhanan, manusia berusaha mencari
Tuhannya. Kemampuan akal dan ilmu yang berbeda memungkinkan manusia akan keliru mengenal Tuhan. Dengan akidah Islam, naluri atau kecenderungan manusia akan
Prof. DR. Teungku Muhammad Hasbi Ash Shiddieqy,
Lahir di Lhokseumawe, 10 Maret 1904 – Wafat di Jakarta, 9 Desember 1975. Seorang ulama
Indonesia, ahli ilmu iqh dan usul iqh, tafsir, hadis, dan ilmu kalam. Ayahnya, Teungku Qadhi Chik
Maharaja Mangkubumi Husein ibn Muhammad Su’ud, adalah seorang ulama terkenal di
kampungnya dan mempunyai sebuah pesantren meunasah. Ibunya bernama Teungku Amrah
binti Teungku Chik Maharaja Mangkubumi Abdul Aziz, putri seorang Qadhi Kesultanan Aceh
ketika itu. Menurut silsilah, Hasbi ash- Shiddieqy
adalah keturunan Abu Bakar ash-Shiddieq 573-13 H634 M, khalifah pertama. Ia sebagai
generasi ke-37 dari khalifah tersebut melekatkan gelar ash- Shiddieqy di belakang namanya.
Semasa hidupnya, Muhammad Hasbi telah menulis 72 judul buku dan 50 artikel di bidang
tafsir, hadits, iqh dan pedoman ibadah umum.
Dalam karir akademiknya, menjelang wafat, memperoleh dua gelar Doctor Honoris Causa karena jasa-jasanya terhadap
perkembangan Perguruan Tinggi Islam dan perkembangan ilmu pengetahuan keislaman di Indonesia. Satu diperoleh dari Universitas Islam Bandung UNISBA pada tanggal 22
Maret 1975, dan dari IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta pada tanggal 29 Oktober 1975. Pada tanggal 9 Desember 1975, setelah beberapa hari memasuki karantina haji, dalam
rangka menunaikan ibadah haji, beliau berpulang ke rahmatullah, dan jasad beliau dimakamkan di pemakaman keluarga IAIN Ciputat Jakarta.
http:sabrial.wordpress.comteungku-muhammad-hasbi-ash-shiddiqy
TAHUKAH KAMU ?
Buku Siswa KELAS X MA
8
keyakinan adanya Tuhan Yang Maha Kuasa dapat berkembang dengan benar. b. Memelihara Manusia dari Kemusyrikan
Untuk mencegah manusia dari kemusyrikan perlu adanya tuntunan yang jelas tentang kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Kemungkinan manusia terperosok
ke dalam kemusyrikan selalu terbuka, baik syirik jahr terang-terangan, maupun syirik
khafy tersembunyi di dalam hati. Dengan mempelajari akidah Islam, manusia akan terpelihara dari perbuatan syirik.
c. Menghindarkan Diri dari Pengaruh Akal Pikiran yang Menyesatkan. Manusia diberi kelebihan Allah berupa akal pikiran. Pendapat-pendapat atau paham
yang semata-mata didasarkan atas akal manusia, kadang-kadang menyesatkan manusia itu sendiri. Oleh karena itu akal perlu dibimbing oleh akidah Islam agar manusia itu
terhindar dari kehidupan sesat. d. Membentuk Pribadi Muslim yang Luhur dan Mulia.
Seseorang muslim yang berakhlak mulia senantiasa bertingkah laku terpuji, baik ketika berhubungan dengan Allah Swt., dengan sesama manusia, makhluk lainnya serta
dengan alam lingkungan. Oleh karena itu, perwujudan dari pribadi muslim yang luhur berupa tindakan nyata menjadi tujuan dalam akidah akhlak.
Nabi Ibrahim As. Mencari Tuhan
Dalam QS. Al Anbiyaa : 50-70. dikisahkan proses Nabi Ibrahim AS, membangun kesadaran masyarakatnya bahwa patung bukan Tuhan yang sesungguhnya, karena patung itu tidak
bisa memberikan pertolongan, bahkan Ibrahim menunjukkan eksperimennya, dia hancurkan patung-patung itu untuk membuktikan bahwa patung itu memang bukan Tuhan. Kemudian
dalam QS. Al An’am ayat 74-79. Diterangkan bagaimana Nabi Ibrahim AS, mencari Tuhan dengan pendekatan yang jujur dan rasional, sehingga datang gelap malam tak ada satu pun manusia
yang berkutik, tidak ada yang memiliki kekuasaan lagi, semua kehidupan terhenti ketika datang gelap malam. Kesimpulannya manusia dan alam semesta ini ditaklukkan oleh gelap malam
danpada saat gelap itu
Nabi Ibrahim AS, melihat sebuah bintang dan dia berkata inilah Tuhanku, tetapi bintang yang dipertuhankan itu lama kelamaan sirna. Dan Nabi Ibrahim AS, melihat alternatif lain, ada bulan,
inilah Tuhanku tapi bulan juga sirna.
Apa yang terjadi pada nabi Ibrahim? Ternyata dia gagal mencari Tuhannya. Dia gagal mencapai Tuhannya, dia tidak bisa meraih Tuhannya dengan indra dengan penglihatanya, pendengaranya,
tangannya bahkan dengan pikiran. Dia mencoba membayangkan macam apa wujud Tuhan, Nabi Ibrahim AS,gagal.
Rupanya pengalaman Ibrahim saat itui mengarahkan pada kesimpulan, mesti ada sesuatu yang mengendalikan alam ini, Tuhan itu mesti ada. Tapi yang mana? Akhirnya nabi Ibrahim bersikap
sebagaimana terungkap dalam QS. 6 : 79.
http:fathur-nabibrahim.blogspot.com
9
ILMU KALAM Kurikulum 2013
4. Prinsip-Prinsip Akidah Islam