Makna Tauhid dalam Kehidupan

Buku Siswa KELAS X MA 32 dan lain-lain. Dengan sikap tauhid yang dinamis ini, maka jelas manusia akan hidup optimis, tanpa berlebihan. Sikap optimis demukian dapat melahirkan sikap rendah hati dan tidak mudah berputus asa. Karena itu, seseorang akan berada pada jalan tengah dan terhindar dari dua kutub ekstrim. Karena dua kutub ekstrim itulah yang menyebabkan manusia jatuh pada “kekufuran”. Di dalam konsep tauhid ini, terciptalah hubungan antara manusia dengan Tuhan, hubungan manusia dengan manusia yang lain, dan hubungan manusia dengan alam sekitarnya secara harmonis demi mewujudkan dan merealisasikan tujuan dari penciptaan ini. Landasan tauhid ini menjadi dasar dan prinsip universalitas Islam. Selain itu, banyak ayat al-Qur`an yang senada dengan semangat persatuan, egalitarianisme, dan keadilan sosial. Hal ini mengandaikan Islam menerima—sekalipun secara rinci tidak dijelaskan—gagasan dan ide demokrasi. Ide demokrasi ini pun telah diisyaratkan al-Qur`an. Sebagai indikator misalnya, beberapa ayat menyebut tentang musyawarah syūra`, perintah berlaku adil terhadap siapa saja, bahkan terhadapnmusuh atau orang yang sangat kita benci sekalipun. Maka, jelaslah kesatuan tawḥīd bukanlah semata-mata bagaimana manusia memahami Tuhan itu Esa, melainkan lebih jauh dari itu juga harus berimplikasi positif dan responsif pada persoalan sosial dan politik serta dapat menjawab berbagai problem kemanusiaan lainnya. Karena itu keadilan, demokrasi, egalitarianisme, keterbukaan dan sebagainya, harus menjadi bagian dari, dan berada di bawah pancaran Tauhid. Dengan demikian maka segala tindakan manusia selalu berada pada koridor dan rel tauhid sehingga, nilai-nilai ilahiah dapat dimanifestasikan dalam kehidupan seorang muslim. Inilah yang menjadi salah satu misi manusia sebagai khalifah Tuhan di bumi.

5. Makna Tauhid dalam Kehidupan

a. Membebaskan Manusia dari Belenggu Kepercayaan Palsu Islam dengan konsep tauhidnya datang tidak kenal kompromi. Seorang muslim harus mampu menghilangkan negasi segala bentuk ketergantungan dependensi terhadap benda-benda dan memandangnya sebagai benda apa adanya, benda-benda yang seharusnya ditundukkan dan dimanfaatkan untuk kebutuhan hidup manusia sehari-hari. Manusia dengan potensi indera dan akalnya diperintah untuk memikirkan alam ini, dari proses awal terciptanya, hukum-hukum yang mengitarinya, dan cara menguasai dan menggunakannya. Ayat yang menunjuk kepada fenomena alam, dan hampir seluruh ayat tersebut memerintahkan untuk mempelajari hal-hal yang berhubungan dengan penciptaan alam dan perintah merenungkannya, bukan untuk disembah. 33 ILMU KALAM Kurikulum 2013 ٍمْوَقِل ًةَي َ ل َكِلٰذ ِف َنِإ ِتاَرَمَثا ِ ّ ُك ْنِمَو َباَنْعَ ْأاَو َلْيِخَناَو َنوُتْيَزلاَو َعْرَزلا ِهِب ْمُكَل ُتِبْنُي َنوُرَكَفَتَي “Dia menumbuhkan bagi kamu dengan air hujan itu tanam-tanaman; zaitun, korma, anggur dan segala macam buah-buahan. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar- benar ada tanda kekuasaan Allah bagi kaum yang memikirkan”. QS. an-Nạl [16]: 11 b. Semangat Pembebasan Diri Self Liberation Tauhid berkaitan dengan sikap percaya atau beriman kepada Allah, namun Tauhid sebagai ekspresi iman, tidak cukup hanya dengan percaya bahwa Allah itu Esa, tetapi juga menyangkut pengertian yang benar tentang siapa Tuhan yang benar itu, dan bagaimana bersikap kepada- Nya, dan kepada objek-objek selain Dia. اًئْيَش ِهِب او ُكِ ْشُت َاَو َ ٰلا اوُدُبْعاَو “Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. QS. an-Nisā [4]: 36 c. Persamaan Emansipasi Harkat dan Martabat Kemanusiaan Manusia adalah makhluk Tuhan yang paling tinggi. Manusia juga merupakan puncak kreasi Allah. Hal ini menunjukkan bahwa manusia mempunyai harkat dan martabat kemanusiaan yang sangat luar biasa. Namun demikian, manusia juga memiliki potensi untuk terdegradasi menjadi sangat rendah. Agar tetap terjaga harkat dan martabat kemanusiaannya, manusia harus menyelamatkan imannya dengan tetap menghambakan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa. Berarti, dengan hanya menghambakan diri kepada Tuhan, manusia akan mendapatkan kepribadiannya yang utuh dan integral. َ ْيِلِفاَس َلَفْسَأ ُهاَنْدَدَر َمُث ٤ ٍمْيِوْقَت ِنَسْح َ أ ِف َنا َس ْنِْلا اَنْقَلَخ ْدَقَل “4. Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya. 5. Kemudian Kami kembalikan dia ke tempat yang serendah-rendahnya neraka.” QS. at-Tīn [95]:4-5

6. Fungsi Mempelajari Ilmu Tauhid