42
mulai memiliki ketertarikan pada lawan jenis.
3. Aspek Perkembangan Remaja
Masa remaja merupakan masa ketika periode perkembangan secara fisik maupun psikis sedang berkembang dengan pesat.
Aspek-aspek perkembangan pada masa remaja mengalami perubahan seperti pada masa-masa sebelumnya. Berikut adalah beberapa fokus
bahasan aspek perkembangan masa remaja sebagai profil dari perkembangan para siswa SMK 3 Yogyakarta yang berkaitan dengan
variabel penelitian yaitu srategi coping berfokus masalah. a. Emosi
Masa remaja biasanya dirasakan sebagai masa sulit, baik bagi remaja sendiri maupun bagi keluarga, atau lingkungannya.
Masa remaja biasanya memiliki energi yang besar, emosi berkobar-kobar, sedangkan pengendalian diri belum belum
sempurna. Remaja juga sering mengalami perasaan tidak aman, tidak tenang, dan khawatir kesepian Mohammad Ali
Mohammad Asrofi 2012: 67. Senada dengan Mohammad Ali Mohammad Asrofi, Hurlock 1980: 212-213 menganalogkan
masa remaja sebagai masa badai dan tekanan yaitu masa dimana ketegangan emosi meningkat yang merupakan dampak dari
perubahan fisik dan kelenjar. Selain itu penyebab meningkatnya emosi pada remaja adalah berada dalam tekanan sosial,
mengahadapi kondisi baru, dan kurangnya persiapan selam masa
43
kanak-kanak. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa
perkembangan emosi remaja menjadi masa yang sulit bagi remaja dan masa ini diibaratkan sebagai masa badai dan tekanan. Hal ini
dikarenakan dampak dari perubahan fisik dan kelenjar, tekanan sosial, menghadapi kondisi yang baru, dan kurangnya pesiapan pada masa
kanak-kanak. Kondisi emosi remaja dapat dikatakan masih belum stabil, karena remaja sering mengalami perasaan tidak aman dan tenang,
khawatir kesepian, memiliki energi yang banyak, dan emosi berkobar-kobar namun remaja sendiri belum mengenal dirinya secara
sempurna. Hal ini tentu akan menimbulkan permasalaan yang harus dihadapi remaja.
b. Hubungan Sosial Hubungan sosial diartikan sebagai cara individu bereaksi
terhadap orang-orang di sekitarnya dan bagaimana pengaruh hubungan tersebut terhadap dirinya. Hubungan sosial individu
berkembang karena adanya dorongan rasa ingin tahu terhadap segala sesuatu yang ada di dunia sekitarnya. Ada beberapa
karakteristik menonjol dalam perkembangan sosial remaja yaitu, berkembangnya kesadaran terhadap kesunyian, dorongan akan
pergaulan, adanya upaya memilih nilai-nilai sosial, meningkatnya ketertarikan pada lawan jenis, dan mulai memilih karier tertentu
Mohammad Ali Mohammad Asrofi 2012: 85-92.
44
Menurut Hurlock 1980:213 penyesuaian sosial merupakan salah satu tugas perkembangan yang sulit. Penyesuain yang
terpenting dan tersulit adalah penyesuaian diri dengan meningkatnya pengaruh kelompok sebaya, perubahan dan
penilaian sosial, pengelompokan sosial yang baru, nilai-nilai baru dalam seleksi persahabatan, nilai-nilai baru dalam dukungan dan
penolakan sosial, dan nilai-nilai baru dalam seleksi pemimpin. Dari pemaparan di atas dapat disimpulkan bahwa hubungan
sosial merupakan cara seorang individu bereaksi terhadap orang disekitarnya dan bagaimana timbal balik yang diperoleh individu
tersebut. Remaja sendiri sudah memiliki kesadaran akan kesunyian, memiliki keinginan untuk bergaul, ada upaya untuk memilih
nilai-nilai sosial, meningkatkan ketertarikan pada lawan jenis, dan mulai memilih karir. Hubungan sosial bagi remaja merupakan
tugas yang cukup sulit. Remaja harus menyesuaikan diri dalam beberapa aspek sosial baru, dan terkadang remaja belum memiliki
persiapan yang cukup sehingga tidak jarang remaja mengalami hambatan dalam perkembangan hubungan sosialnya. Saat remaja
mengahdapi sebuah permasalahan dukungan sosial diperlukan untuk membantu remaja dalam menyelesaikan masalah yang
dihadapinya.
45
c. Kognitif Perkembangan kognitif manusia merupakan proses
psikologis yang di dalamnya melibatkan proses memperoleh, menyusun, dan menggunakan pengetahuan, serta kegiatan mental
seperti berpikir, menimbang, mengamati, menginat menganalisis, mensintesis, mengevaluasi dan memecahkan persoalan yang
berlangsung melalui interaksi dengan lingkungan Mohammad Ali Mohammad Asrofi, 2012: 26. Menurut Mussen dkk. Desmita,
2005: 194, Perkembangan kognitif pada remaja mencapai pada puncaknya, karena pada masa remaja kapasitas untuk memperoleh
dan menggunakan pengetahuan secara efisien mencapai puncaknya.
Menurut Piaget Mohammad Ali Mohammad Asrofi, 2012: 29 remaja berada dalam tahap oprasional formal. Remaja
memilki kemampuan introspeksi berpikir kritis tentang dirinya, berfikir logis pertimbangan mengenai hal-hal penting dan
mengambil kesimpulan, berfikir melalui hipotesis, menggunakan simbol-simbol, dan berfikir fleksibel berdasar kepentingan. Jadi
pada tahap ini individu telah mampu mewujudkan suatu keseluruhan dalam pekerjaan yang merupakan hasil dari berpikir
logis. Selain itu aspek perasaan dan moral telah berkembang sehingga dapat mendukung penyelesaian tugas-tuganya dan
mampu menggunakan abstraksi.
46
Dari pemaparan di atas dapat disimpulkan bahwa perkembangan kognitif remaja mengalami perkembangan yang pesat dan puncaknya berada
pada masa remaja akhir. Remaja berada dalam tahap operasional formal, yaitu dimana remaja sudah dapat berfikir logis, rasional, dan mampu
menggunakan abstraksi. Ciri berfikir remaja adalah idealisme, cenderung pada lingkungan sosialnya, egosentris hipocrsty hipokritik atau
kepura-puraan, dan kesadaran diri akan konformis. Dalam tahap oprasional formal ini remaja dipandang telah mampu berfikir dan mempertimbangkan
hal-hal disekitarnya secara logis dan mampu mengambil sebuah kesimpulan. Begitu pun saat mengahdap situasi yang menekan diharapkan telah mampu
mengambil strategi coping berfokus masalah.
4. Tugas Perkembangan Remaja