membesar. Teknik pengambilan sampel dengan cara ini dapat menghubungkan anggota dari suatu populasi dengan satu sama lain secara langsung serta
merupakan prosedur yang layak untuk mengidentifikasi semua anggota menyangkut populasi itu.
D. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala. Metode skala digunakan mengingat data yang ingin diukur berupa konsep
psikologis yang dapat diungkapkan secara tidak langsung melaui indikator- indikator perilaku yang diterjemahkan dalam aitem-aitem Azwar, 2004. Skala
berisi kumpulan pernyataan yang diajukan kepada subjek penelitian untuk diisi oleh subjek penelitian. Azwar 2002 menyatakan karakteristik skala sebagai alat
ukur psikologis yaitu: 1.
Stimulus berupa pertanyaan atau pernyataan yang tidak langsung mengungkap atribut yang hendak diukur, sehingga subjek tidak mengetahui arah jawaban.
Akibatnya jawaban yang diperoleh dari subjek berupa proyeksi dari perasaan dan kepribadian subjek.
2. Berisi banyak aitem, karena atribut psikologi diungkap secara tidak langsung
melalui indikator-indikator perilaku diterjemahkan dalam bentuk aitem-aitem. 3.
Respon subjek tidak diklasifikasikan sebagai jawaban “benar” atau “salah”. Semua jawaban dapat diterima sepanjang diberikan secara jujur dan sungguh-
sungguh. Alat ukur yang digunakan untuk mengukur kesejahteraan psikologis
adalah skala kesejahteraan psikologis yang aitemnya disusun berdasarkan teori
Universitas Sumatera Utara
yang dikemukan oleh Ryff 1989 yaitu penerimaan diri, hubungan positif dengan orang lain, otonomi, penguasaan terhadap lingkungan, tujuan hidup, dan
pertumbuhan pribadi. Skala ini menggunakan penilaian modifikasi skala Likert, yang mana setiap butir aitem memiliki empat kemungkinan jawaban subjek yang
bergerak dari nilai satu sampai dengan empat, yaitu sangat setuju SS, setuju S, tidak setuju TS, sangat tidak setuju STS. Aitem-aitem disusun berdasarkan
yang favorable dan unfavorable. Aitem favorable memiliki jawaban “Sangat Setuju” akan diberi skor 4
demikian seterusnya sampai jawaban “Sangat Tidak Setuju” diberi skor 1. Untuk jawaban unfavorable, jawaban “Sangat Tidak Setuju” diberi skor 4 dan seterusnya
sampai jawaban “Sangat Setuju” diberi skor 1. Penilaian skala Gambaran kesejahteraan psikologis pada ibu yang
memiliki anak tunagrahita dapat dilihat dalam tabel di bawah ini :
Tabel 1. Cara Penilaian Gambaran Kesejahteraan Psikologis pada Ibu yang Memiliki Anak Tunagrahita
Bentuk Pertanyaan Skor
1 2
3 4
Favorable STS
TS S
SS Unfavorable
SS S
TS STS
Skor total merupakan petunjuk tinggi rendahnya kesejahteraan psikologis. Semakin tinggi skor yang dicapai maka semakin tinggi kesejahteraan psikologis.
Sebaliknya, semakin rendah skor yang dicapai maka semakin rendah kesejahteraan psikologis. Pengklasifikasian tinggi rendahnya Gambaran
kesejahteraan psikologis dilakukan dengan mencari mean dan standar deviasi
Universitas Sumatera Utara
dengan metode SPSS 16.0 for Windows dan kemudian membuat rentang sebanyak 3 kategorisasi yaitu tinggi, tidak terkategorisasi dan rendah berdasarkan rumus:
Kategorisasi : Tinggi
: X � + t
�
α 2
, n−1�
s √n
Tidak Terkategorisasi :
� − t
�
α 2
, n−1�
s �n ≤ X ≤ � +
t
�
α 2
, n−1�
s √n
Rendah : X
� − t
�
α 2
, n−1�
s √n
Penyusunan skala kesejahteraan psikologis dalam penelitian ini didasarkan enam dimensi kesejahteraan psikologis psychological well-being yang dikemukakan
oleh Ryff 1989 dengan Blueprint pada Tabel dibawah ini :
Tabel 2. Blue Print Distribusi aitem Skala Gambaran Kesejahteraan Psikologis
No. Aspek
Aitem Jumlah
Bobot Favorable
Unfavorable
1. Penerimaan diri
1, 2, 6, 9, 15 4, 7, 11, 12
9 16,66
2.
Hubungan yang positif dengan orang lain
3, 5.10, 18, 21 13, 17, 30,
31 9
16,66 3.
Otonomi 8, 14, 29, 35
25, 33, 34, 40, 49
9 16,66
4. Penguasaan
lingkungan 19, 23, 28, 36,
42 24, 26, 39,
41 9
16,66 5.
Tujuan hidup 16, 20, 22, 32
37, 38, 43, 48, 54
9 16,66
6. Pertumbuhan pribadi
27, 44, 47, 51, 52
45, 46, 50, 53
9 16,66
Jumlah 28
28 54
100
Skala dalam penelitian ini akan diproses dengan diuji coba untuk mengetahui kualitas aitem-aitem sebelum digunakan pada penelitian yang
sesungguhnya. Aitem-aitem yang kualitasnya kurang baik akan dibuang dan
Universitas Sumatera Utara
aitem-aitem yang berkualitas baik akan digunakan sebagai alat ukur penelitian yang sesungguhnya. Aitem-aitem yang berkualitas akan ditunjukkan oleh
koefisiensi korelasi antara distribusi skor aitem dengan distribusi skor skala yang tinggi. Pengujian daya beda aitem menghendaki dilakukannya komputasi yang
menghasilkan koefisien korelasi aitem-total r
ix
yang dikenal pula dengan sebutan parameter daya beda aitem Azwar, 2010.
Selain aitem-aitem tersebut, di dalam alat ukur juga tertera identitas yang harus diisi oleh subjek penelitian. Identitas tersebut terbagi atas identitas ibu dan
identitas anak. Identitas ibu terdiri dari nama atau inisial, usia dan pendidikan terakhir. Sedangkan identitas anak terdiri dari nama atau inisial, jenis kelamin dan
usia anak. Setelah uji coba selesai, maka selanjutnya peneliti melakukan penomoran kembali terhadap aitem-aitem skala untuk dijadikan sebagai alat
pengumpulan data penelitian yang sebenarnya.
E. Validitas, Reliabilitas Alat Ukur dan Uji Daya Beda Aitem