BAB II LANDASAN TEORI
A. KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS PSYCHOLOGICAL WELL-BEING
1. Definisi Kesejahteraan Psikologis Psychological Well-Being
Kesejahteraan psikologis atau psychological well-being ditemukan oleh Ryff 1989 yang menjelaskan istilah tersebut sebagai sebuah pencapaian penuh
dari potensi psikologis seseorang dan suatu keadaan ketika individu dapat menerima kekuatan dan kelemahan diri apa adanya, memiliki tujuan hidup,
mengembangkan relasi yang positif dengan orang lain, menjadi pribadi yang mandiri, mampu mengendalikan lingkungan, dan terus bertumbuh secara
personal. Ryff dalam Halim Wahyu, 2005 juga menyatakan kesejahteraan psikologis sebagai hasil penilaian atau evaluasi seseorang terhadap dirinya yang
merupakan evaluasi atas pengalaman-pengalaman hidupnya. Selanjutnya Ryff dalam Sumule dan Taganing, 2008 menyatakan bahwa
kesejahteraan psikologis sebagai suatu keadaan ketika individu dapat berfungsi optimal dan dapat menerima segi positif dan negatif diri, memiliki hubungan yang
positif dengan orang lain, dapat mengontrol perilakunya sendiri, memiliki tujuan hidup, mampu mengendalikan lingkungan, serta memiliki keinginan untuk terus
berkembang dan mengembangkan potensi diri. Di lain pihak, kesejahteraan psikologis didefenisikan sebagai kepuasan pribadi, harapan, rasa syukur, stabilitas
suasana hati, pemaknaan terhadap diri sendiri, harga diri, kegembiraan, kepuasan
Universitas Sumatera Utara
dan optimisme termasuk juga mengenali kekuatan dan mengembangkan bakat dan minat yang dimiliki Bartram Boniwell, 2007.
Kesejahteraan psikologis terdiri dari adanya kebutuhan untuk merasa baik secara psikologis psychologically-well. Ryff menambahkan bahwa kesejahteraan
psikologis merupakan suatu konsep yang berkaitan dengan apa yang dirasakan individu mengenai aktivitas dalam kehidupan sehari-hari serta mengarah pada
pengungkapan perasaan-perasaan pribadi atas apa yang dirasakan oleh individu sebagai hasil dari pengalaman hidupnya. Menurut Ryff 1989 gambaran tentang
karakteristik orang yang memiliki kesejahteraan psikologis merujuk pada pandangan Rogers tentang orang yang berfungsi penuh fully-functioning person,
pandangan Maslow tentang aktualisasi diri self actualization, pandangan Jung tentang individuasi, konsep Allport tentang kematangan, juga sesuai dengan
konsep Erikson dalam menggambarkan individu yang mencapai integrasi dibanding putus asa. Kesejahteraan psikologis dapat ditandai dengan diperolehnya
kebahagiaan, kepuasan hidup dan tidak adanya gejala-gejala depresi Ryff, 1995. Menurut Bradburn, dkk dalam Ryff, 1989 kebahagian happiness merupakan
hasil dari dari kesejahteraan psikologis dan merupakan tujuan tertinggi yang ingin dicapai oleh setiap manusia.
Dari pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa kesejahteraan psikologis adalah kondisi individu yang ditandai dengan keberfungsian secara optimal, puas
dan menerima keadaan dirinya, menerima sisi positif dan negatif diri, mempunyai kepuasan hidup dan realisasi potensi diri yang dipengaruhi oleh fungsi psikologis
Universitas Sumatera Utara
yang positif dalam diri yaitu penerimaan diri, hubungan positif dengan orang lain, otonomi, penguasaan lingkungan, tujuan hidup, dan pertumbuhan pribadi.
2. Dimensi-Dimensi Kesejahteraan Psikologis Psychological Well-Being