kemungkinan bahwa mereka memperhatikan dan sebagai penerima reaksi emosi dari anggota keluarga lainnya Larson dan Richards 1994. Kesejahteraan
psikologis ibu bagaimanapun lebih cenderung dipengaruhi oleh rutinitas kegiatan pengasuhan sehari-hari. Ibu melaporkan kepuasan yang lebih besar mengenai
pengasuhan dibandingkan ayah dan mereka lebih mendukung anak-anak mereka dibandingkan seorang ayah Starrels, 1994. Dibandingkan dengan ayah, ibu lebih
terlibat tanggung jawab untuk perawatan anak sehari-hari, yang menghadapkan mereka ke beberapa jenis perbedaan pendapat dan ketegangan dengan anak-anak
mereka Hochschild 1989. Jumlah anak-anak dalam rumah tangga juga menjadi prediktor penting ketegangan keluarga bagi ibu. Hal-hal ini jelas mempengaruhi
kesejahteraan psikologis pada ibu dimana ibu berusaha untuk menyeimbangkan perannya sebagai ibu yang baik bagi anak-anaknya, sebagai seorang istri yang
mengurus rumah tangga dengan baik sekaligus memenuhi potensi-potensi yang ada dalam dirinya untuk mencapai kepuasan hidupnya sendiri.
C. ANAK TUNAGRAHITA
1. Definisi Anak Tunagrahita
Tunagrahita adalah istilah yang digunakan untuk menyebut anak yang mempunyai kemampuan intelektual di bawah rata-rata dan ditandai oleh
keterbatasan intelegensi dan ketidakcakapan dalam interaksi sosial Somantri, 2007. Dalam kepustakaan bahasa asing sering digunakan istilah-istilah seperti
mental retardation, mentally retarded, mental deficiency, mental defective, dll untuk menyebutkan anak tunagrahita. Anak tunagrahita dikenal juga dengan
Universitas Sumatera Utara
istilah keterbelakangan mental karena keterbatasan kecerdasannya mengakibatkan dirinya sulit untuk mengikuti program pendidikan biasa dan membutuhkan
layanan pendidikan secara khusus yang disesuaikan dengan kemampuan anak tersebut.
Seseorang dikatakan tunagrahita tidak hanya dilihat dari IQ-nya akan tetapi perlu dilihat sampai sejauh mana ia dapat menyesuaikan diri. Beberapa
karakteristik umum tunagrahita yaitu keterbatasan inteligensi, keterbatasan sosial dan keterbatasan fungsi-fungsi mental lainnya. Suatu batasan yang dikemukakan
oleh AAMR American Association on Mental Retardation menjelaskan bahwa keterbelakangan mental menunjukkan adanya keterbatasan dalam fungsi yang
mencakup fungsi intelektual yang dibawah rata-rata, dimana berkaitan dengan keterbatasan pada dua atau lebih dari keterampilan adaptif seperti komunikasi,
merawat diri sendiri, keterampilan sosial, kesehatan dan keamanan, fungsi akademis, waktu luang dll dan keadaan ini terjadi pada masa perkembangan dan
tampak sebelum usia 18 tahun Hallahan Kauffman, 2006. Fungsi intelektual ditentukan melalui tes intelegensi yang menunjukkan pada kemampuan yang
berhubungan dengan kinerja akademis. Sedangkan keterampilan adaptif menunjukkan pada kemampuan yang berkaitan dengan bagaimana seseorang
melakukan ‘coping’ dengan lingkungannya Mangunsong, 1998. Pada masa awal perkembangan, hampir tidak ada perbedaan antara anak-anak tunagrahita dengan
anak yang memiliki kecerdasan rata-rata. Akan tetapi semakin lama perbedaan pola perkembangan antara anak tunagrahita dengan anak normal semakin terlihat
jelas.
Universitas Sumatera Utara
Dari defenisi diatas, dapat disimpulkan bahwa anak tunagrahita adalah anak yang memiliki tingkat kecerdasan dibawah rata-rata anak seusianya,
memiliki hambatan dalam perilaku adaptif, ketidakcakapan dalam interaksi sosial dan hal ini terjadi dalam periode perkembangan anak.
2. Klasifikasi dan Karakteristik Anak Tunagrahita