3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kesejahteraan Psikologis
Psychological Well-Being
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kesejahteraan psikologis psychological well-being pada diri seseorang, yaitu:
a. Faktor Demografis
1. Usia
Penelitian Ryff pada tahun 1989, 1991, 1995, dan 1998 menunjukkan bahwa usia menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi kesejahteraan psikologis. Pada
aspek penguasaan lingkungan, otonomi, penerimaan diri, hubungan positif, menunjukkan peningkatan terhadap usia yang semakin dewasa. Sedangkan tujuan
hidup dan pertumbuhan pribadi menunjukkan penurunan yang tajam pada setiap periode kehidupan usia dewasa dalam Snyder Lopez, 2002.
2. Tingkat Pendidikan
Ryff, Magee, Kling Wling dalam Snyder Lopez, 2002 menemukan bahwa tingkat pendidikan merupakan faktor yang berpengaruh terhadap
kesejahteraan psikologis yang dimiliki individu. Individu yang memiliki tingkat pendidikan yang lebih baik memiliki kesejahteraan psikologis yang lebih baik
juga. 3.
Jenis Kelamin Menurut Ryff dalam Papalia, Feldman Olds, 2004, dimensi yang
menunjukkan perbedaan menunjukkan signifikan antara pria dan wanita adalah dimensi hubungan positif dengan orang lain. Sejak kecil, stereotype gender telah
tertanam dalam diri anak laki-laki digambarkan sebagai sosok yang agresif dan
Universitas Sumatera Utara
mandiri, sementara perempuan digambarkan sebagai sosok yang pasif dan tergantung, serta sensitif terhadap perasaan orang lain. Inilah yang menyebabkan
mengapa wanita memiliki skor yang lebih tinggi dalam dimensi hubungan positif dan dapat mempertahankan hubungan yang baik dengan orang lain. Namun,
beberapa penelitian menunjukkan bahwa wanita memiliki tingkat kesejahteraan psikologis yang lebih rendah dibandingkan pria.
4. Status Sosial Ekonomi
Status sosial ekonomi berhubungan dengan dimensi penerimaan diri, tujuan hidup, penguasaan lingkungan, dan pertumbuhan diri. Individu yang
memiliki status sosial ekonomi yang rendah cenderung membandingkan dirinya dengan orang lain yang memiliki status sosial ekonomi yang lebih baik dari
dirinya Ryff dalam Snyder Lopez, 2002. Individu dengan tingkat penghasilan tinggi, status menikah, dan mempunyai dukungan sosial tinggi akan memiliki
kesejahteraan psikologis yang lebih tinggi. b.
Faktor Dukungan Sosial Dukungan sosial dapat membantu perkembangan pribadi yang lebih positif
maupun memberi support pada individu dalam menghadapi masalah hidup sehari- hari. Ryff dalam Hoyer, 2003 mengatakan bahwa pada individu dewasa,
semakin tinggi tingkat interaksi sosialnya maka semakin tinggi pula kesejahteraan psikologisnya. Sebaliknya individu yang tidak mempunyai teman dekat cenderung
mempunyai tingkat kesejahteraan psikologis yang rendah Kramer dalam Hoyer, 2003. Oleh karena itu, dukungan sosial dipandang cukup memiliki dampak bagi
kesejahteraan psikologis.
Universitas Sumatera Utara
c. Faktor Kompetensi pribadi
Kompetensi pribadi yaitu kemampuan atau skill pribadi yang dapat digunakan sehari-hari, didalamnya mengandung kompetensi kognitif.
d. Faktor Religiusitas
Hal ini berkaitan dengan transendensi segala pesoalan hidup kepada Tuhan. Individu yang memiliki tingkat religiusitas tinggi lebih mampu memaknai
kejadian hidupnya secara positif sehingga hidupnya menjadi lebih bermakna Bastaman, 2000.
e. Faktor Kepribadian
Para ahli berpendapat bahwa variable kepribadian merupakan bagian dari kesejahteraan psikologis. Hal ini ditunjukkan salah satunya dari penelitian yang
dilakukan Costa Mc Crae pada tahun 1980 yang menyimpulkan bahwa kepribadian ekstrovert dan neurotis berhubungan secara signifikan dengan
kesejahteraan psikologis. Pada dasarnya, kepribadian merupakan suatu proses mental yang mempengaruhi seseorang dalam berbagai situasi yang berbeda.
Sementara di lain pihak, kesejahteraan psikologis mengacu pada suatu tingkatan dimana individu mampu berfungsi, merasakan, dan berfikir sesuai dengan standar
yang diharapkan Sheldon, 1997.
Universitas Sumatera Utara
B. IBU 1. Defenisi Ibu