Kalimat yang Ber-objek dan Berpelengkap
Dalam bahasa Indonesia dikenal lima 5 sebutan fungsi kalimat, yakni Subjek S, Predikat P, Objek O Pelengkap Pel, dan Keterangan K. kelima fungsi tersebut
kedudukannya antara lain dapat dilihat dalam contoh kalimat berikut. 1. Ayah Kresna menulis buku pelajaran.
S P O 2. Kaosnya bergambarkan burung
merpati. S P Pel
3. Kakak membelikan Anto buku pelajaran. S P O Pel
152. Simpulan
Kesimpulan adalah suatu proposisi kalimat yang disampaikan yang diambil dari beberapa premis ide pemikiran dengan aturan-aturan inferensi yang berlaku.
Kesimpulan merupakan sebuah gagasan yang tercapai pada akhir pembicaraan. Dengan
kata lain, kesimpulan adalah hasil dari suatu pembicaraan.
153. Penulisan Nomor Surat Dinas Nomor : 122800-SMP.1VII2014
Artinya 122 merupakan nomor surat 800-SMP.1 merupakan kode klasifikasi masalah kepegawaian
VII menunjukkan bulan ke-7 atau bulan Juli 2014 menunjukkan tahun atau tahun 2014
154. Inti dan Amanat Dari Cerita
Amanat adalah pesan yang terkandung dalam cerita tersebut. amanat ini dapat menjadi pelajaran untuk berlaku baik.
155. Tugas Kabinet Pembangunan
Pelita I
Pelita I dilaksanakan mulai 1 April
1969 sampai
31 Maret 1974
, dan menjadi landasan awal pembangunan masa Orde Baru. Tujuan Pelita I adalah meningkatkan taraf hidup
rakyat dan sekaligus meletakkan dasar-dasar bagi pembangunan tahap berikutnya. Sasarannya adalah pangan, sandang, perbaikan prasarana perumahan rakyat,
perluasan lapangan kerja, dan kesejahteraan rohani. Titik beratnya adalah pembangunan bidang pertanian sesuai dengan tujuan untuk mengejar keterbelakangan
ekonomi melalui proses pembaharuan bidang pertanian, karena mayoritas penduduk Indonesia masih hidup dari hasil pertanian.
Pelita II
Pelita II mulai berjalan sejak tanggal 1 April 1974
sampai 31 Maret 1979
. Sasaran utama Pelita II ini adalah tersedianya pangan, sandang, perumahan, sarana prasarana,
mensejahterakan rakyat, dan memperluas kesempatan kerja. Pelaksanaan Pelita II dipandang cukup berhasil. Pada awal pemerintahan Orde Baru inflasi mencapai 60
dan pada akhir Pelita I inflasi berhasil ditekan menjadi 47. Dan pada tahun keempat Pelita II inflasi turun menjadi 9,5.
Pelita III
Pelita III dilaksanakan pada tanggal 1 April 1979
sampai 31 Maret 1984
. Pelaksanaan Pelita III masih berpedoman pada Trilogi Pembangunan, dengan titik berat
pembangunan adalah pemerataan yang dikenal dengan Delapan Jalur Pemerataan.
Pelita IV
Pelita IV dilaksanakan tanggal 1 April 1984
sampai 31 Maret 1989
. Titik berat Pelita IV ini adalah sektor pertanian untuk menuju
swasembada pangan, dan meningkatkan
industri yang dapat menghasilkan mesin
industri sendiri. Dan di tengah berlangsung
pembangunan pada Pelita IV ini yaitu awal tahun 1980
terjadi resesi
. Untuk mempertahankan kelangsungan pembangunan ekonomi, pemerintah mengeluarkan
kebijakan moneter dan fiskal. Dan pembangunan nasional dapat berlangsung terus.
Pelita V
Pelita V dimulai 1 April 1989
sampai 31 Maret 1994
. Pada Pelita ini pembangunan ditekankan pada sector pertanian dan industri. Pada masa itu kondisi ekonomi
Indonesia berada pada posisi yang baik, dengan pertumbuhan ekonomi sekitar 6,8 per tahun. Posisi perdagangan luar negeri memperlihatkan gambaran yang
menggembirakan. Peningkatan ekspor lebih baik dibanding sebelumnya.
Pelita VI
Pelita VI dimulai 1 April 1994
sampai 31 Maret 1999
. Program pembangunan pada Pelita VI ini ditekankan pada sektor ekonomi yang berkaitan dengan industri dan
pertanian, serta peningkatan kualitas sumber daya manusia sebagai pendukungnya. Sektor ekonomi dipandang sebagai penggerak pembangunan. Namun pada periode ini
terjadi krisis moneter
yang melanda negara-negara Asia Tenggara
termasuk Indonesia
. Karena krisis moneter dan peristiwa politik dalam negeri yang mengganggu
perekonomian telah menyebabkan proses pembangunan terhambat, dan juga menyebabkan runtuhnya pemerintahan Orde Baru.
156. Maklumat Wakil Presiden Nomor X tanggal 16 Oktober 1945, berisi bahwa KNIP