Secara filosofis bangsa Indonesia mengakui bahwa manusia adalah makhluk Tuhan Yang Maha Kuasa, sehingga kemerdekaan dan negara Indonesia disamping merupakan
hasil jirih payah perjuangan bangsa Indonesia, dan juga yang terpenting adalah merupakan rahmat dari Tuhan Yang Maha Kuasa.
Pengakuan “nilai moral”, yang terkandung dalam pernyataan ‘didorong oleh keinginan luhur supaya berkehidupan kebangsaan yang bebas’. Hal ini mengandung makna bahwa
negara dan bangsa Indonesia mengakui nilai-nilai moral dan hak kodrat untuk segala bangsa. Demikian juga nilai-nilai moral dan nilai kodrat tersebut merupakan asas bagi
kehidupan kenegaraan bangsa Indonesia. “Pernyataan kembali Proklamasi”, yang tersimpul dalam kalimat “.. maka rakyat
Indonesia menyatakan dengan ini kemerdekaannya”. Hal ini dimaksudkan sebagai penegasan dan rincian lebih lanjut naskah Proklamasi 17 Agustus 1945.
Alinea Keempat
“Kemudian dari pada itu untuk membentuk suatu Pemerintahan Negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk
memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan
keadilan sosial, maka disusunlah kemerdekaan Kebangsaan Indonesia itu dalam suatu Undang-Undang Dasar Negara Indonesia, yang terbentuk dalam suatu susunan Negara
Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan berdasar kepada Ketuhan Yang Maha Esa, kemanusiaan yang adil dan beradab, Persatuan Indonesia, dan Kerakyatan
yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratanperwakilan, serta dengan mewujudkan suatu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia”.
163. Wilayah yg termasuk negara bagian RIS
1. Negara Republik Indonesia, ibukota Jakarta, wali Assat 2. Negara Indonesia Timur, Ibukota Makassar, Wali Tjokorda
3. Negara Pasundan distrik federal Jakarta , Ibukota Bandung, Wali Raden Aria 4. Negara Jawa Timur, Ibukota Surabaya, Wali R.T.P Kusumanegro
5. Negara Madura, Wali R.A.A Tjakraningrat
6. Negara Sumatera Timur, Ibukota Medan, Wali Tengku Mansur. 7. Negara Sumatera Selatan, Ibukota Palembang, Wali Abdul Malik.
164. KMB menjadikan bentuk negara indonesia
KMB di selenggarakan di Den Haag, Belanda. Tanggal 23 agustus 1949 – 2 November 1949. Bentuk negara Indonesia adalah negara RIS
Republik Indonesia Serikat.
165. Alasan presiden diberhentikan karena Pasal 7A
Pasal 7A UUD 1945 Presiden dan atau wakil presiden dapat diberhentikan dalam masa jabatannya oleh majelis permusyawaratan rakyat atas usul DPR, apabila terbukti telah
melakukan pelanggaran hukum berupa penghianatan terhadap negara, korupsi, penyuapan, tindak pidana berat lainnya, atau perbuatan tercela maupun apabila terbukti
tidak lagi memenuhi syarat sebagai presiden danatau wakil presiden.
167. Kebijakan - kebijakan Kabinet masa orde lama 1950-1951 - Kabinet Natsir
Program kerja kabinet Natsir : 1.
Mempersiapkan dan menyelengarakan pemilihan umum untuk memilih Dewan Konstituante
2. Menyempurnakan susunan pemerintahan dan membentuk kelengkapan negara
3. Menggiatkan usaha mencapai keamanan dan ketentraman
4. Meningkatkan kesejahteraan rakyat
5. Menyempurnakan organisasi angkatan perang
6. Memperjuangkan penyelesaian soal Irian Barat
Akan tetapi, belum sampai program tersebut terlaksana, kabinet ini sudah jatuh pada 21 Maret 1951 dalam usia 6,5 bulan. Jatuhnya kabinet ini karena kebijakan
Natsir dalam rangka pembentukan DPRD dinilai oleh golongan oposisi terlalu banyak menguntungkan Masyumi.
1951-1952 - Kabinet Sukiman-Suwirjo.
Program kerja kabinet Sukiman :
1. Menjalankan berbagai tindakan tegas sebagai negara hukum untuk menjamin
keamanan dan ketentraman serta menyempurnakan organisasi alat-alat kekuasaan negara
2. Membuat dan melakukan rencana kemakmuran nasional dalam jangka pendek untuk
mempertinggi kehidupan sosial ekonomi rakyat dan mempercepat usaha penempatan bekas pejuang dalam pembangunan
3. Menyelesaikan persiapan pemilihan umum untuk membentuk Dewan Konstituante
dan menyelengarakan pemilu itu dalam waktu singkat serta mempercepat terlaksananya otonomi daerah
4. Menyiapkan undang-undang pengakuan serikat buruh, perjanjian kerja sama,
penetapan upah minimum, dan penyelesaian pertikaian buruh 5.
Menjalankan politik luar negeri bebas aktif 6.
Memasukkan Irian Barat ke dalam wilayah RI secepatnya Kabinet Sukiman tidak mampu bertahan lama dan jatuh pada bulan Februari
1952. Penyebab jatuhnya kabinet ini adalah karena diserang oleh kelompok sendiri akibat kebijakan politik luar negeri yang dinilai terlalu condong ke Barat atau pro-
Amerika Serikat. Pada saat itu, kabinet Sukiman telah menendatangani persetujuan bantuan ekonomi, teknologi, dan persenjataan dengan Amerika Serikat. Dan persetujuan
ini ditafsirkan sebagai masuknya Indonesia ke Blok Barat sehingga bertentangan dengan program kabinet tentang politik luar negeri bebas aktif.
1952-1953 - Kabinet Wilopo
Program kerja kabinet Wilopo : 1.
Mempersiapkan pemilihan umum 2.
Berusaha mengembalikan Irian Barat ke dalam pangkuan RI 3.
Meningkatkan keamanan dan kesejahteraan 4.
Memperbarui bidang pendidikan dan pengajaran 5.
Melaksanakan politik luar negeri bebas aktif Kabinet Wilopo banyak mengalami kesulitan dalam mengatasi timbulnya gerakan-
gerakan kedaerahan dan benih-benih perpecahan yang akan menggangu stabilitas politik Indonesia. Ketika kabinet Wilopo berusaha menyelesaikan sengketa tanah
perusahaan asing di Sumatera Utara, kebijakan itu ditentang oleh wakil-wakil partai oposisi di DPR sehingga menyebabkan kabinetnya jatuh pada 2 Juni 1953 dalam usia
14 bulan.
1953-1955 - Kabinet Ali Sastroamidjojo I [
Program kerja Kabinet Ali-Wongsonegoro : 1.
Menumpas pemberontakan DITII di berbagai daerah 2.
Melaksanakan pemilihan umum 3.
Memperjuangkan kembalinya Irian Barat kepada RI 4.
Menyelenggarakan Konferensi Asia Afrika Pada masa kabinet Ali-Wongsonegoro, gangguan keamanan makin meningkat, antara
lain munculnya pemberontakan DITII di Jawa Barat, Daud Beureuh Aceh, dan Kahar Muzakar di Sulawesi Selatan. Meskipun dihinggapi berbagai kesulitan, kabinet Ali-
Wongsonegoro berhasil menyelenggarakan Konferensi Asia Afrika. Oleh karena itu, kabinet Ali-Wongsonegoro ikut terangkat namanya. Kabinet Ali-Wongsonegoro
akhirnya jatuh pada bulan Juli 1955 dalam usia 2 tahun usia terpanjang. Penyebab jatuhnya kabinet Ali-Wongsonegoro adalah perselisihan pendapat anatara TNI-AD dan
pemerintah tentang tata cara pengangkatan Kepala Staf TNI-AD.
1955-1956 - Kabinet Burhanuddin Harahap
Program kerja Kabinet Burhanuddin : 1.
Mengembalikan kewibawaan moral pemerintah, dalam hal ini kepercayaan Angkatan Darat dan masyarakat
2. Akan dilaksanakan pemilihan umum, desentralisasi, memecahkan masalah inflasi,
dan pemberantasan korupsi 3.
Perjuangan mengembalikan Irian Barat Pada masa Kabinet Burhanuddin Harahap, dilaksanakan pemilihan umum pertama di
Indonesia. Kabinet ini menyerahkan mandatnya setelah DPR hasil pemilihan umum terbentuk pada bulan Maret 1956.
1956-1957 - Kabinet Ali Sastroamidjojo II
Program kerja Kabinet Ali II : 1.
Menyelesaikan pembatasan hasil KMB 2.
Menyelesaikan masalah Irian Barat 3.
Pembentukan provinsi Irian Barat 4.
Menjalankan politik luar negeri bebas aktif
Kabinet Ali II ini pun tidak berumur lebih dari satu tahun dan akhirnya digantikan oleh kabinet Juanda.
1957-1959 - Kabinet Djuanda
Program kerja Kabinet Karya disebut Pancakarya yang meliputi : 1.
Membentuk Dewan Nasional 2.
Normalisasi keadaan RI 3.
Melanjutkan pembatalan KMB 4.
Memperjuangkan Irian Barat kembali ke RI 5.
Mempercepat pembangunan
168. Istilah Sanering dan Potong Syariffudin