2. Pengamalan Sila Kedua : Kemanusiaan yang adil dan beradab. a. Menempatkan sesama manusia sebagai makhluk Tuhan dengan segala
martabat dan hak asasinya. b. Memperlakukan sesama manusia secara adil dan beradab seperti
memperlakukan dirinya sendiri. c. Memperlakukan sesama manusia sebagai manusia pribadi dan manusia
sosial secara seimbang.
3. Pengamalan Sila Ketiga : Persatuan Indonesia. a. Membina persatuan sesama warga negara dan penduduk Indonesia
b. Membina persatuan dan kesatuan wilayah Indonesia dan kebudayaan yang Bhineka Tunggal Ika.
c. Mencintai tanah air dan bangsa, dan menempatkan kepentingan umum, bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi dan golongan.
4. Pengamalan Sila Keempat : Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan.
a. Menjunjung tinggi asas kerakyatan b. Melaksanakan asas kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksaan,
akal sehat dan hati nurani yang suci dalam permusyawaratanperwakilan. c. Mentaati segala putusan rakyat dalam lembaga-lembaga perwakilan.
5. Pengamalan Sila Kelima : Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. a. Memelihara kehidupan yang adil di segala bidang kehidupan: politik,
ekonomi, sosial budaya dan kain-lain bagi seluruh rakyat Indonesia. b. Menumbuhkan sikap hidup tolong menolong, kekeluargaan dan gotong-
royong. c. Memelihara kehidupan sebagai makhluk sosial dan memanfaatkan serta
mengamalkan miliknya sehingga mempunyai fungsi sosial.
43. Tugas perwakilan diplomatik
1 Tugas umum seorang perwakilan diplomatik mencakup hal-hal berikut :
Representasi, yaitu selain untuk mewakili pemerintah negaranya, ia juga dapat melakukan protes, mengadakan penyelidikan pertanyaan dengan pemerintah
Negara penerima, ia mewakili, kebijaksanaan politik pemerintah negaranya.
Negosiasi, yaitu untuk mengadakan perundinganpembicaraan baik dengan
Negara di mana ia diakreditasi maupun di Negara lain.
Obsevasi, yaitu untuk menelaah dengan teliti setiap kejadian atau peristiwa di
Negara penerima yang mungkin dapat mempengaruhi kepentingan negaranya.
Proteksi, yaitu untuk melindungi pribadi, harta benda, dan kepentingan-
kepentingan warganegaranya yang berada di luar negeri.
Persahabatan, yaitu untuk meningkatkan hubungan persahabatan antara
Negara pengirim dan Negara penerima, baik di bidang ekonomi, kebudayaan maupun ilmu pengetahun dan teknologi.
2 Tugas pokok perwakilan diplomatik Indonesia adalah :
Menyelenggarakan hubungan dengan Negara lain atau hubungan kepala Negara dengan pemerintah asing membawa suara resmi negaranya.
Mengadakan perundingan masalah-masalah yang dihadapkan kedua
Negara itu dan berusaha untuk menyelesaikan.
Mengurus kepentingan Negara serta warga negaranya di Negara lain.
Apabila dianggap perlu, dapat bertindak sebagai tempat pencatatan sipil,
pemberian paspor, dan sebagainya.
44. Tujuan dibentuk PETA
Tujuan dibentuknya Tentara Sukarela PETA oleh pemerintah pendudukan Jepang selain berkewajiban mempertahankan wilayah teritorial syuu di Jawa dan
Bali, juga disiapkan untuk melawan sekutu. Oleh sebab itu, Tentara Sukarela PETA dilatih langsung oleh tentara Jepang dan berada di bawah langsung komando
Panglima Tentara Jepang.
45. Panitia Sembilan
Panitia Sembilan adalah panitia yang beranggotakan sembilan orang yang bertugas untuk merumuskan dasar negara
Indonesia yang tercantum dalam
UUD 1945
. Panitia Sembilan dibentuk pada 1 Juni 1945. Adapun anggota Panitia Sembilan
adalah sebagai berikut:
1.
Ir. Soekarno
ketua
2.
Drs. Mohammad Hatta
wakil ketua
3.
Mr. Achmad Soebardjo
anggota
4.
Mr. Mohammad Yamin
anggota
5.
KH. Wahid Hasjim
anggota
6.
Abdoel Kahar Moezakir anggota
7.
Abikoesno Tjokrosoejoso anggota
8.
H. Agus Salim
anggota
9.
Mr. Alexander Andries Maramis
anggota
Setelah melakukan kompromi antara 4 orang dari kaum kebangsaan nasionalis dan 4 orang dari pihak Islam, tanggal 22 Juni 1945 Panitia Sembilan menghasilkan
rumusan dasar negara yang dikenal dengan Piagam Jakarta
Jakarta Charter yang berisikan:
1. Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk- pemeluknya
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab 3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
46. Opec