Metode Pembelajaran Proses Pembelajaran

5. Evaluasi proses kelompok. Pengajar perlu menjadwalkan waktu khusus bagi kelompok untuk mengevaluasi proses kerja kelompok dan hasil kerja sama mereka agar selanjutnya bisa bekerja sama dengan lebih efektif. Arends 2010: 5 menyatakan pembelajaran dengan cooperative learning dapat ditandai oleh fitur-fitur berikut ini: 1 peserta didik bekerja dalam tim untuk mencapai tujuan belajar, 2 tim-tim itu terdiri atas peserta didik yang berprestasi rendah, sedang, dan tinggi, 3 bila memungkinkan, tim-tim itu terdiri atas campuran ras, budaya, dan gender, kemudian sistem reward-nya berorientasi kelompok maupun individu. Ciri-ciri pembelajaran kooperatif menurut Isjoni 2010: 27, adalah setiap anggota memiliki peran, kemudian terjadi hubungan interaksi langsung diantara peserta didik, dan setiap anggota kelompok bertanggung jawab atas belajarnya dan juga teman-teman sekelompoknya, guru membantu mengembangkan keterampilan-keterampilan interpersonal kelompok dan hanya berinteraksi dengan kelompok saat diperlukan. Suprijono 2010: 58 menyatakan model pembelajaran kooperatif akan dapat menumbuhkan pembelajaran efektif yaitu pembelajaran yang bercirikan: 1 “memudahkan peserta didik belajar” sesuatu yang “bermanfaat” seperti fakta, keterampilan, nilai, konsep, dan bagaimana hidup serasi dengan sesama; 2 pengetahuan, nilai, dan keterampilan diakui oleh mereka yang berkompeten menilai. Jarolimek Parker 1993 dalam Isjoni 2010: 36 mengatakan keunggulan yang diperoleh dalam pembelajaran ini adalah: 1 saling ketergantungan yang positif, 2 adanya pengakuan dalam merespon perbedaan individu, 3 peserta didik dilibatkan dalam perencanaan dan pengelolaan kelas, 4 suasana kelas yang rileks dan menyenangkan, 5 terjalinnya hubungan yang hangat dan bersahabat antara peserta didik dengan guru, 6 dan memiliki banyak kesempatan untuk mengekspresikan pengalaman emosi yang menyenangkan. Isjoni 2010: 36-37 menyatakan kelemahan model pembelajaran kooperatif bersumber pada dua faktor, yaitu faktor dalam intern dan faktor dari luar ekstern. Faktor dari dalam, yaitu: 1 guru harus mempersiapkan pembelajaran secara matang, disamping itu memerlukan lebih banyak tenaga, pemikiran dan waktu, 2 agar proses pembelajaran berjalan dengan lancar maka dibutuhkan dukungan fasilitas, alat dan biaya yang cukup memadai, 3 selama kegiatan diskusi kelompok berlangsung, ada kecenderungan topik permasalahan yang sedang dibahas meluas sehingga banyak yang tidak sesuai dengan waktu yang telah ditentukan, dan 4 saat diskusi kelas, terkadang didominasi seseorang, hal ini mengakibatkan peserta didik yang lain menjadi pasif. Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif adalah sistem pengajaran yang memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk bekerjasama, tolong-menolong, dan saling menghargai satu sama lain sebagai satu kelompok, sehingga dapat menciptakan suasana yang demokratis dan saling terbuka. Tujuan dalam pembelajaran kooperatif adalah untuk menambah pengetahuan, kemampuan, dan pemahaman dalam pembelajaran. Menurut Suprijono 2010: 89-101 ada beberapa teknik dalam metode pembelajaran kooperatif, yaitu: Think-Pair-Share, Jigsaw, Numbered Heads Together, Group Investigation, Two Stay Two Stray, Make a Macht, Listening Team, Inside-Outside Circle, Bamboo Dancing, Point-Counter-Point, The Power of Two. Karena dalam penelitian ini menggunakan metode kooperatif jigsaw maka akan dijelaskan secara singkat tentang jigsaw.

Dokumen yang terkait

UPAYA PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JERMAN PESERTA DIDIK KELAS XI SMA N 1 TEMANGGUNG MELALUI MEDIA GAMBAR BERSERI.

5 45 268

UPAYA PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA BAHASA JERMAN PESERTA DIDIK KELAS XI SMA NEGERI 2 BANGUNTAPAN BANTUL MELALUI TEKNIK PORPE (PREDICT, ORGANIZE, REHEARSE, PRACTICE, EVALUATE).

5 28 357

UPAYA PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JERMAN PESERTA DIDIK KELAS XI BAHASA SMA NEGERI 3 TEMANGGUNG MELALUI PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR.

3 11 244

Upaya Peningkatan Keterampilan Menulis Bahasa Jerman Peserta Didik Kelas XI Bahasa SMA Negeri 1 Prambanan Klaten melalui Media Permainan Bahasa Bildgeschichte.

3 7 388

UPAYA PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JERMAN PESERTA DIDIK KELAS XI IPA 1 SMA N 1 SEDAYU BANTUL MELALUI KARTU DOMINO.

2 5 506

Upaya Peningkatan Keterampilan Berbicara Bahasa Jerman Peserta Didik Kelas X- C SMA Negeri 1 Prambanan Klaten melalui Media Schlangen und Leitern.

1 5 375

UPAYA PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS BAHASA JERMAN PESERTA DIDIK KELAS XI BAHASA MAN PURWOREJO MELALUI TEKNIK CLUSTER.

3 8 398

UPAYA PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JERMAN PESERTA DIDIK KELAS X SMA N 1 PENGASIH KULON PROGO MELALUI TEKNIK TIME TOKEN.

1 6 369

UPAYA PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JERMAN PESERTA DIDIK KELAS XI IPA SMA NEGERI 1 KALIBAWANG KULON PROGO MELALUI TEKNIK THREE STEP INTERVIEW.

2 11 343

KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN TEKNIK KANCING GEMERINCING PADA PEMBELAJARAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JERMAN PADA PESERTA DIDIK KELAS XI SMA NEGERI 1 NGEMPLAK SLEMAN.

1 4 160