Pendekatan Pembelajaran Proses Pembelajaran

Berdasarkan pendapat di atas disimpulkan bahwa teknik pembelajaran adalah cara yang dilakukan pendidik dalam mengimplementasikan suatu metode secara spesifik.

6. Hakikat Metode Pembelajaran Kooperatif

Lie 2002: 12 menyatakan bahwa “pembelajaran kooperatif merupakan sistem pengajaran yang memberikan kesempatan kepada anak didik untuk bekerja sama dengan sesama peserta didik dalam tugas-tugas terstruktur.” Model pembelajaran kooperatif sering disebut juga pembelajaran gotong-royong. Slavin 2010: 4 menyatakan bahwa “pembelajaran kooperatif merujuk pada berbagai macam metode pengajaran dimana peserta didik bekerja dalam kelompok- kelompok kecil untuk saling membantu satu sama lainnya dalam mempelajari materi pelajaran. Isjoni 2010: 22 mengungkapkan bahwa pembelajaran kooperatif berasal dari kata “kooperatif” yang artinya mengerjakan sesuatu secara bersama-sama dengan saling membantu satu sama lainnya sebagai satu kelompok atau satu tim. Sugiyanto 2002: 37 menyatakan bahwa pembelajaran kooperatif cooperative learning adalah pendekatan pembelajaran yang berfokus pada penggunaan kelompok kecil peserta didik untuk bekerja sama dalam memaksimalkan kondisi belajar untuk mencapai tujuan belajar. Model cooperative learning memberikan kesempatan kepada peserta didik dengan latar belakang dan kondisi yang beragam untuk kerjasama dan interdependensi dalam struktur tugas, struktur tujuan, dan struktur reward-nya serta belajar untuk saling menghargai satu sama lain Arends, 2010: 4-6. Model pembelajaran ini memungkinkan peserta didik untuk mengembangkan pengetahuan, kemampuan, dan keterampilan secara penuh dalam suasana belajar yang terbuka dan demokratis Ismail, dkk. 2008: 157. Tujuan yang paling penting dari pembelajaran kooperatif adalah untuk memberikan peserta didik pengetahuan, konsep, kemampuan, dan pemahaman yang mereka butuhkan supaya bisa menjadi anggota masyarakat yang bahagia dan memberikan konstribusi Slavin, 2010: 33. Model pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk mencapai hasil belajar berupa prestasi akademik, toleransi, menerima keragaman, dan pengembangan keterampilan sosial Suprijono, 2010: 61. Pembelajara kooperatif juga dapat meningkatkan kemampuan akademik, berpikir kritis, saling membantu, menghargai pendapat orang lain dan dapat meningkatkan motivasi peserta didik Ismail, 2008: 158 Menurut Lie 2002: 31-35, untuk mencapi hasil yang maksimal ada lima prinsip yang harus diterapkan dalam model pembelajaran kooperatif, yaitu: 1. Saling ketergantungan positif. Keberhasilan kelompok sangat tergantung pada usaha setiap anggotanya. 2. Tanggung jawab perorangan. Masing-masing anggota kelompok harus melakukan tanggung jawab sendiri agar tugas selanjutnya dalam kelompok bisa dilaksanakan. 3. Tatap muka. Setiap kelompok harus diberikan kesempatan untuk bertemu muka dan berdiskusi. Kegiatan interaksi ini akan memberikan para pelajar untuk membentuk sinergi yang mengutamakan semua anggotanya. Hasil pemikiran beberapa kepala akan lebih kaya daripada hasil pemikiran dari satu kepala saja. 4. Komunikasi antar anggota. Keberhasilan suatu kelompok juga tergantung pada kesediaan para anggotanya untuk saling mendengarkan dan kemampuan mereka untuk mengutarakan pendapat mereka. 5. Evaluasi proses kelompok. Pengajar perlu menjadwalkan waktu khusus bagi kelompok untuk mengevaluasi proses kerja kelompok dan hasil kerja sama mereka agar selanjutnya bisa bekerja sama dengan lebih efektif. Arends 2010: 5 menyatakan pembelajaran dengan cooperative learning dapat ditandai oleh fitur-fitur berikut ini: 1 peserta didik bekerja dalam tim untuk mencapai tujuan belajar, 2 tim-tim itu terdiri atas peserta didik yang berprestasi rendah, sedang, dan tinggi, 3 bila memungkinkan, tim-tim itu terdiri atas campuran ras, budaya, dan gender, kemudian sistem reward-nya berorientasi kelompok maupun individu. Ciri-ciri pembelajaran kooperatif menurut Isjoni 2010: 27, adalah setiap anggota memiliki peran, kemudian terjadi hubungan interaksi langsung diantara peserta didik, dan setiap anggota kelompok bertanggung jawab atas belajarnya dan juga teman-teman sekelompoknya, guru membantu mengembangkan keterampilan-keterampilan interpersonal kelompok dan hanya berinteraksi dengan kelompok saat diperlukan. Suprijono 2010: 58 menyatakan model pembelajaran kooperatif akan dapat menumbuhkan pembelajaran efektif yaitu pembelajaran yang bercirikan: 1 “memudahkan peserta didik belajar” sesuatu yang “bermanfaat” seperti fakta, keterampilan, nilai, konsep, dan bagaimana hidup serasi dengan sesama; 2 pengetahuan, nilai, dan keterampilan diakui oleh mereka yang berkompeten menilai. Jarolimek Parker 1993 dalam Isjoni 2010: 36 mengatakan keunggulan yang diperoleh dalam pembelajaran ini adalah: 1 saling ketergantungan yang positif, 2 adanya pengakuan dalam merespon perbedaan individu, 3 peserta didik dilibatkan dalam perencanaan dan pengelolaan kelas, 4 suasana kelas yang rileks dan menyenangkan, 5 terjalinnya hubungan yang

Dokumen yang terkait

UPAYA PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JERMAN PESERTA DIDIK KELAS XI SMA N 1 TEMANGGUNG MELALUI MEDIA GAMBAR BERSERI.

5 45 268

UPAYA PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA BAHASA JERMAN PESERTA DIDIK KELAS XI SMA NEGERI 2 BANGUNTAPAN BANTUL MELALUI TEKNIK PORPE (PREDICT, ORGANIZE, REHEARSE, PRACTICE, EVALUATE).

5 28 357

UPAYA PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JERMAN PESERTA DIDIK KELAS XI BAHASA SMA NEGERI 3 TEMANGGUNG MELALUI PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR.

3 11 244

Upaya Peningkatan Keterampilan Menulis Bahasa Jerman Peserta Didik Kelas XI Bahasa SMA Negeri 1 Prambanan Klaten melalui Media Permainan Bahasa Bildgeschichte.

3 7 388

UPAYA PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JERMAN PESERTA DIDIK KELAS XI IPA 1 SMA N 1 SEDAYU BANTUL MELALUI KARTU DOMINO.

2 5 506

Upaya Peningkatan Keterampilan Berbicara Bahasa Jerman Peserta Didik Kelas X- C SMA Negeri 1 Prambanan Klaten melalui Media Schlangen und Leitern.

1 5 375

UPAYA PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS BAHASA JERMAN PESERTA DIDIK KELAS XI BAHASA MAN PURWOREJO MELALUI TEKNIK CLUSTER.

3 8 398

UPAYA PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JERMAN PESERTA DIDIK KELAS X SMA N 1 PENGASIH KULON PROGO MELALUI TEKNIK TIME TOKEN.

1 6 369

UPAYA PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JERMAN PESERTA DIDIK KELAS XI IPA SMA NEGERI 1 KALIBAWANG KULON PROGO MELALUI TEKNIK THREE STEP INTERVIEW.

2 11 343

KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN TEKNIK KANCING GEMERINCING PADA PEMBELAJARAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JERMAN PADA PESERTA DIDIK KELAS XI SMA NEGERI 1 NGEMPLAK SLEMAN.

1 4 160