Instrumen Penelitian METODE PENELITIAN

dokumen dengan cara mengamati, mencatat dan mengumpulkan dari apa yang tersirat dan tertulis dalam setiap dokumen atau arsip yang menjadi sumber data. Dokumentasi merupakan pelengkapan dari penggunaan metode observasi dan wawancara dalam penelitian kualitatif. Dokumen bisa berbentuk tulisan, misalnya catatan harian, sejarah kehidupan, ceritera, biografi, peraturan dan kebijakan. Dokumentasi yang berbentuk gambar, misalnya foto, gambar hidup, sketsa dan lain-lain. Dokumen yang berbentuk karya-karya monumental dari seseorang misalnya karya seni, yang dapat berupa gambar, patung, film, dan lain-lain. e. Catatan Lapangan Mendeskripsikan hal-hal yang mencakup kesan dan penafsiran subjektif, pada persoalan yang dianggap menarik. Deskripsi boleh mencakup referensi tentang pelajaran yang lebih baik, perilaku kurang perhatian, perkelahian, kecerobohan, yang tidak disadari oleh guru. Dalam pengumpulan data tentang hasil belajar keterampilan, teknik yang digunakan adalah pemberian tes. Tes digunakan untuk mengetahui perkembangan atau keberhasilan pelaksanaan tindakan. Ada dua bentuk tes yang diberikan kepada peserta didik, yakni tes tertulis menjawab soal-soal serta menganalisis kemampuan berbicara, dan tes lisan berbicara di depan kelas bergantian secara kelompok.

E. Teknik Analisis Data

Dalam analisis data penelitian ini menurut Madya 2006: 34 yaitu membandingkan isi catatan yang dilakukan dengan kolaborator dengan perbandingan tersebut unsur kesubjektifan. Analisis data dilakukan secara deskriptif kualitatif dan deskriptif kuantitatif. 1. Teknik Analisis Data Kualitatif Teknik analisis data kualitatif dalam penelitian ini menggunakan teknik deskriptif kualitatif. Data kualitatif yang dikumpulkan berupa catatan lapangan, hasil wawancara, angket, dan observasi. 2. Teknik Analisis Data Kuantitatif Teknik analisis data kuantitatif dalam penelitian ini menggunakan teknik statistik deskriptif. Statistik deskriptif dipergunakan untuk menyajikan dan menganalisis data agar lebih bermakna dan komunikatif, disertai perhitungan- perhitungan sederhana yang bersifat lebih memperjelas keadaan dan atau karakteristik data yang bersangkutan. Data kuantitatif tersebut menggunakan tes keterampilan berbicara bahasa Jerman. Skor tes keterampilan berbicara bahasa Jerman dengan cara mencari rata-rata mean kelas dan prosentase sehingga dapat diketahui peningkatan kemampuan berbicara bahasa Jerman peserta didik dan dapat dilihat melalui diagram cara perhitungan nilai untuk tes keterampilan berbicara bahasa Jerman.

F. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian adalah suatu rangkaian tahap-tahap penelitian dari awal sampai akhir. Model penelitian tindakan kelas ini terdiri dari siklus kegiatan yang terdiri empat komponen, yaitu 1 perencanaan, 2 tindakan, 3 observasi, 4 refleksi. Berangkat dari hasil pelaksanaan pra PTK inilah suatu rencana tindakan dibuat.

a. Perencanaan

Kegiatan yang perlu dilakukan dalam perencanaan ini adalah sebagai berikut. 1. Observasi Awal Observasi awal dilakukan untuk mengidentifikasikan masalah yang timbul di dalam kelas melalui wawancara dengan guru, observasi kelas serta pemberian angket peserta didik, kemudian dilanjutkan dengan berdiskusi tentang langkah apa yang akan dilakukan antara peneliti dan guru. 2. Rumusan Masalah Peneliti bersama guru berdiskusi untuk mengidentifikasi permasalahan yang muncul berkaitan dengan dalam pembelajaran bahasa Jerman. Dari berbagai masalah yang teridentifikasi, peneliti dan guru menentukan masalah mana yang akan diupayakan pemecahannya. Peneliti dan guru bersepakat untuk mengupayakan peningkatan keterampilan berbicara peserta didik belajar bahasa Jerman. dalam hal ini dilakukan alternatif pemecahan masalah keterampilan berbicara mereka dengan menggunakan teknik Jigsaw. 3. Penentuan Perencanaan Setelah menentukan masalah, peneliti dan guru menyusun perencanaan penelitian yang akan ditempuh. Semua informasi yang telah

Dokumen yang terkait

UPAYA PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JERMAN PESERTA DIDIK KELAS XI SMA N 1 TEMANGGUNG MELALUI MEDIA GAMBAR BERSERI.

5 45 268

UPAYA PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA BAHASA JERMAN PESERTA DIDIK KELAS XI SMA NEGERI 2 BANGUNTAPAN BANTUL MELALUI TEKNIK PORPE (PREDICT, ORGANIZE, REHEARSE, PRACTICE, EVALUATE).

5 28 357

UPAYA PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JERMAN PESERTA DIDIK KELAS XI BAHASA SMA NEGERI 3 TEMANGGUNG MELALUI PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR.

3 11 244

Upaya Peningkatan Keterampilan Menulis Bahasa Jerman Peserta Didik Kelas XI Bahasa SMA Negeri 1 Prambanan Klaten melalui Media Permainan Bahasa Bildgeschichte.

3 7 388

UPAYA PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JERMAN PESERTA DIDIK KELAS XI IPA 1 SMA N 1 SEDAYU BANTUL MELALUI KARTU DOMINO.

2 5 506

Upaya Peningkatan Keterampilan Berbicara Bahasa Jerman Peserta Didik Kelas X- C SMA Negeri 1 Prambanan Klaten melalui Media Schlangen und Leitern.

1 5 375

UPAYA PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS BAHASA JERMAN PESERTA DIDIK KELAS XI BAHASA MAN PURWOREJO MELALUI TEKNIK CLUSTER.

3 8 398

UPAYA PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JERMAN PESERTA DIDIK KELAS X SMA N 1 PENGASIH KULON PROGO MELALUI TEKNIK TIME TOKEN.

1 6 369

UPAYA PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JERMAN PESERTA DIDIK KELAS XI IPA SMA NEGERI 1 KALIBAWANG KULON PROGO MELALUI TEKNIK THREE STEP INTERVIEW.

2 11 343

KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN TEKNIK KANCING GEMERINCING PADA PEMBELAJARAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JERMAN PADA PESERTA DIDIK KELAS XI SMA NEGERI 1 NGEMPLAK SLEMAN.

1 4 160